Apa Dampak Penembakan Donald Trump Terhadap Pemilih di AS?

Reporter

Andika Dwi

Senin, 15 Juli 2024 19:14 WIB

Penembak jitu atau sniper berdiri di atap gedung, saat kandidat presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump berkampanye di Butler, Pennsylvania, AS, 13 Juli 2024. Pelaku menembak dari atap pabrik yang berjarak lebih dari 110 meter dari panggung di Butler Farm Show. Glen Van Tryfle/TMX/melalui REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta -Insiden penembakan terhadap mantan presiden Donald Trump saat kampanye di kawasan Butler, Pennsylvania, Sabtu, 13 Juli 2024 menggemparkan dunia. Percobaan pembunuhan ini tidak hanya membuat geger warga Amerika, tetapi juga diprediksi memberi dampak terhadap dinamika politik dan persepsi pemilih di Amerika Serikat.

Pendukung Trump mengungkapkan solidaritas mereka melalui berbagai platform mereka. Sementara pihak oposisi juga mengutuk kekerasan ini, terlepas dari perbedaan politik mereka.

Seperti yang dilakukan oleh Presiden Joe Biden dalam konferensi pers singkat. Ia mengutuk penembakan tersebut dan menyatakan simpati kepada lawannya, memanggilnya “Donald” untuk menghentikan permusuhan antara kedua pria tersebut.

Tak hanya itu, tokoh politik arus utama dan pakar dari berbagai spektrum politik juga langsung menyatakan keprihatinannya terhadap Trump dan para korban lainnya serta mengutuk tindakan kekerasan politik tersebut.

Banyak yang berspekulasi bahwa insiden ini akan meningkatkan partisipasi pemilih untuk memilih Partai Republik, partai yang mengusung Donald Trump untuk maju sebagai calon presiden AS. Lantas, seperti apa dampak penembakan Trump terhadap pemilih di AS? Berikut informasinya.

Advertising
Advertising


Serangan Trump Bisa Mempengaruhi Pemilih di AS

Seorang pakar kebijakan AS-Eropa dari German Marshall Fund di Washington, Jackson Janes, memperingatkan bahwa upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden AS Donald Trump bisa mempengaruhi pandangan pemilih yang berada di tengah-tengah spektrum politik.

Janes mengatakan, meski dampak langsung pemilihan presiden AS di bulan November belum jelas, insiden ini dapat mempengaruhi pemilih yang belum memutuskan pilihannya. Menurut Janes, serangan tersebut kemungkinan akan memperkuat semangat pendukung Trump dari Partai Republik.

Namun, pemilih Demokrat juga tidak akan terpengaruh karena sudah solid. “Saya pikir cara pimpinan menangani situasi ini akan sangat menentukan,” kata Janes kepada Euronews, dilansir Senin, 15 Juli 2024.

Lebih lanjut, Janes memprediksi negara bagian Arizona, Georgia, Michigan, Pennsylvania, dan Wisconsin dianggap sebagai medan pertempuran utama dalam pemilihan presiden mendatang. Ratusan ribu pemilih di negara bagian tersebut akan memainkan peran penting dalam menentukan pemenang pada bulan November.

“Yang benar-benar dibutuhkan sekarang adalah rasa hormat atas fakta bahwa telah terjadi serangan kekerasan terhadap Donald Trump dan hal ini perlu diakui sebagaimana adanya, dan saya pikir (Presiden AS Joe) Biden telah melakukannya dalam pernyataannya.


Trump Berpeluang Mendapat Banyak Simpati

Kemudian Profesor hubungan internasional Universitas Nasional Australia (ANU), Wesley Widmaier mengatakan sejarah menunjukkan bahwa upaya pembunuhan terkadang dapat membantu peluang politik seorang kandidat. Contohnya, mantan presiden AS Ronald Reagan, yang terhindar dari pembunuhan pada 1981.

"Reagan tidak melakukannya dengan baik dan ada gelombang simpati untuknya," kata Widmaier kata kepada SBS News, dilansir Senin, 15 Juli 2024.

"Ia bercanda dengan para dokternya di rumah sakit, 'Saya harap kalian semua adalah kaum Republik'. Dan orang-orang pun mendukungnya."

Widmaier mengatakan bahwa Trump telah relatif "sangat disiplin" dalam kampanye ini, dan itu bisa berarti lebih banyak simpati untuknya. Apalagi, sesaat setelah ditembak, Trump mengacungkan kepalan tangan ke arah para pendukungnya saat ia didukung turun dari panggung oleh agen Dinas Rahasia. Menurut Widmaier, gestur tersebut mengindikasikan Trump akan berusaha menampilkan dirinya sebagai pahlawan.


Penembakan Trump Tidak Berdampak Besar

Meski begitu, tidak semua orang setuju bahwa penembakan akan berdampak besar pada pemilih AS. Penulis politik AS John Hart, juga dari ANU, menilai pemilu akan berlangsung sangat ketat.

Hart mengatakan, penembakan Trump tidak akan berdampak nyata dalam jangka panjang. Terlebih, pemilu AS masih dilaksanakan sekitar tiga bulan lagi.

"Politik Amerika sangat terpolarisasi dan tidak stabil karena kampanye pemilu sedang kacau saat ini karena apa yang terjadi di pihak lain (dengan Partai Demokrat) juga,” katanya dilansir dari SBS News.

Pilihan Editor: Putin Tak Berencana Telepon Donald Trump Setelah Penembakan

RIZKI DEWI AYU | EURONEWS | SBS

Berita terkait

Di Tengah Perang Gaza, Israel Rayakan 4 Tahun Normalisasi Hubungan dengan 4 Negara Arab

4 jam lalu

Di Tengah Perang Gaza, Israel Rayakan 4 Tahun Normalisasi Hubungan dengan 4 Negara Arab

Israel merayakan empat tahun normalisasi hubungan dengan empat negara Arab di tengah Perang Gaza yang telah menelan korban lebih dari 41.000 jiwa.

Baca Selengkapnya

Tanggapan atas Percobaan Pembunuhan Kandidat Presiden AS, Donald Trump

6 jam lalu

Tanggapan atas Percobaan Pembunuhan Kandidat Presiden AS, Donald Trump

Kandidat Presiden AS Donald Trump untuk kedua kalinya menghadapi upaya percobaan penembakan, Minggu, 15 September 2024.

Baca Selengkapnya

Profil Ryan Routh: Dari Pendukung Menjadi Musuh Donald Trump

8 jam lalu

Profil Ryan Routh: Dari Pendukung Menjadi Musuh Donald Trump

Tersangka ditahan atas dugaan percobaan pembunuhan terhadap mantan Presiden AS Donald Trump yang merupakan pendukung setia Ukraina dan Palestina

Baca Selengkapnya

Gubernur Florida akan Selidiki Sendiri Upaya Pembunuhan Kedua Donald Trump

8 jam lalu

Gubernur Florida akan Selidiki Sendiri Upaya Pembunuhan Kedua Donald Trump

Gubernur Florida Ron DeSantis menegaskan akan melakukan penyelidikan sendiri mengenai dugaan upaya pembunuhan terhadap Donald Trump

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Tersangka Percobaan Pembunuhan Kedua Donald Trump

9 jam lalu

Polisi Tangkap Tersangka Percobaan Pembunuhan Kedua Donald Trump

David Aronberg, jaksa negara bagian Palm Beach County, mengonfirmasi tersangka percobaan pembunuhan Donald Trump adalah Ryan Wesley Routh.

Baca Selengkapnya

Aktivis AS Bakar Diri Dekat Konsulat Israel, Protes Genosida di Gaza

10 jam lalu

Aktivis AS Bakar Diri Dekat Konsulat Israel, Protes Genosida di Gaza

Seorang aktivis AS bakar diri di depan Konsulat Israel di Boston, Amerika Serikat sebagai protes terhadap genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

Menteri Dalam Negeri Inggris Lega Donald Trump Selamat dari Upaya Pembunuhan

10 jam lalu

Menteri Dalam Negeri Inggris Lega Donald Trump Selamat dari Upaya Pembunuhan

Ini adalah percobaan pembunuhan yang kedua kalinya yang dialami Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Kembali Selamat dari Percobaan Pembunuhan

14 jam lalu

Donald Trump Kembali Selamat dari Percobaan Pembunuhan

Anggota secret service telah melihat dan melumpuhkan seseorang yang membawa senjata di dekat area tempat Donald Trump bermain golf

Baca Selengkapnya

Donald Trump Ungkap Kebencian terhadap Taylor Swift Usai Nyatakan Dukungan untuk Kamala Harris

19 jam lalu

Donald Trump Ungkap Kebencian terhadap Taylor Swift Usai Nyatakan Dukungan untuk Kamala Harris

Donald Trump menyatakan kebenciannya terhadap Taylor Swift sebagai reaksi atas dukungan ratu pop dunia itu kepada Kamala Harris.

Baca Selengkapnya

Perbandingan Jumlah Kementerian di Indonesia, AS, Rusia, dan India

1 hari lalu

Perbandingan Jumlah Kementerian di Indonesia, AS, Rusia, dan India

Penambahan kementerian di Kabinet Prabowo menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah kementerian terbanyak di dunia.

Baca Selengkapnya