Miliarder Elon Musk Ikut Komentari Debat Capres AS, Sebut Amerika Tak Punya Presiden

Reporter

Minggu, 7 Juli 2024 18:45 WIB

Elon Musk. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Miliarder dan pendiri Tesla serta SpaceX, Elon Musk, menuliskan lewat akun X kalau Amerika Serikat sebenarnya tak punya presiden dan jabatan itu untuk sementara kosong. Musk menggunakan media sosialnya untuk ikut mengomentari kekacauan politik setelah acara debat calon presiden (capres) antara Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan mantan presiden Donald Trump. Musk mengunggah ulang sebuah pesan orang lain yang mengutip tulisan di kolom opini surat kabar New York Times berjudul 'Apakah Amerika Serikat Membutuhkan Seorang Presiden?'.

"Pertanyaan sesungguhnya, sejak kami jelas-jelas tak memilikinya," tulis Musk.

Artikel itu ditulis oleh kolumnis Ross Douthat yang beraliran sosial konservatif dan berpolemik dengan penulis lain mengenai peran presiden dalam masyarakat Amerika Serikat, khususnya apakah seorang presiden yang disfungsi bisa sepenuhnya digantikan sosok lain di lingkup eksekutif dan dampak yang ditimbulkan oleh presiden yang disfungsi tersebut dalam pengambilan keputusan dan pertanggung jawaban serta sektor lain.

Douthat sebenarnya sudah berargumentasi sebelum bencana debat capres terjadi. Dia berpandangan Biden perlu diganti karena bisa membahayakan mengingat usianya yang sudah sepuh, 81 tahun. Dia juga bisa membuat Partai Demokrat kalah melawan Trump dalam pemilu November nanti.

Advertising
Advertising

Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris telah digadang-gadang sebagai alternatif pengganti Joe Biden dalam pencalonan pilpres 2024 dari Partai Demokrat, jika Biden memutuskan tak melanjutkan pencalonannya. Bocoran ini disampaikan sejumlah sumber di tim kampanye Biden, dari Gedung Putih dan Komite Nasional Partai Demokrat yang faham dengan isu ini.

Dalam debat calon presiden (capres) pertama pada Kamis, 27 Juni 2024, Biden bisa disebut gagal karena dia beberapa kali tidak koheren. Situasi ini langsung menuai kritik dari lawan politiknya Donald Trump dari Partai Republik serta menimbulkan kepanikan politikus Partai Demokrat yang waswas Biden mungkin tidak cukup bugar untuk menjabat sebagai orang nomor satu Amerika Serikat periode kedua.

Sejumlah politikus Partai Demokrat mulai menyorongkan sejumlah nama alternatif pengganti Biden selain Harris. Diantaranya anggota kabinet dan gubernur seperti Gavin Newsom dari California, Gretchen Whitmer dari Michigan dan Josh Shapiro dari Pennsylvania. Sejumlah sumber mengatakan saat ini mengesampingkan nama Harris hampir mustahil.

Jika akhirnya Partai Demokrat menominasikan Harris, 59 tahun, maka dia akan mengambil alih uang kampanye yang sudah dikumpulkan tim kampanye Biden dan mewariskan kampanye infrastruktur. Sejumlah sumber mengatakan Harris sejauh ini yang paling dijagokan sebagai alternatif pengganti Biden.

Dalam sebuah jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos dan dipublikasi pada Selasa, 2 Juli 2024, terungkap Harris berada di bawah Trump dengan selisih satu persen atau 43 persen dan 42 persen. Angka ini memperlihatkan Harris secara statistik sama kuatnya dengan Biden.

Sumber : RT.com

Pilihan editor: Jalin Kemitraan dengan Starlink, FiberStar jadi Reseller Perangkat dan Jasa Internet SpaceX

Berita terkait

Kamala Harris Temui Pemimpin Arab-Amerika yang Murka AS Dukung Israel

8 jam lalu

Kamala Harris Temui Pemimpin Arab-Amerika yang Murka AS Dukung Israel

Kamala Harris menggalang dukungan dari Muslim Arab-Amerika yang marah atas dukungan AS terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Donald Trump: Israel Harus Serang Situs Nuklir Iran!

16 jam lalu

Donald Trump: Israel Harus Serang Situs Nuklir Iran!

Donald Trump membuat pernyataan kontroversial terkait rencana Israel menyerang fasilitas nuklir Iran.

Baca Selengkapnya

Dubes AS: Kami Siap Bekerja Sama dengan Pemerintahan Prabowo

18 jam lalu

Dubes AS: Kami Siap Bekerja Sama dengan Pemerintahan Prabowo

Dubes AS untuk Indonesia Kamala Shirin Lakhdir buka suara soal hubungan Amerika dengan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia ; CIA Pasang Iklan Lowongan Kerja untuk Informan di Cina, Iran dan Korea Utara

23 jam lalu

Top 3 Dunia ; CIA Pasang Iklan Lowongan Kerja untuk Informan di Cina, Iran dan Korea Utara

Top 3 dunia pada 4 Oktober 2024, geger iklan lowongan kerja agen mata-mata Amerika Serikat CIA yang merekrut informan dari tiga negara.

Baca Selengkapnya

Biden: Tak akan Ada Perang Habis-habisan di Timur Tengah, AS akan Lindungi Israel

1 hari lalu

Biden: Tak akan Ada Perang Habis-habisan di Timur Tengah, AS akan Lindungi Israel

Presiden AS Joe Biden mengatakan tidak percaya akan ada "perang habis-habisan" di Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Tentara Lebanon Serang Israel, Pertama Sejak Konflik Hizbullah-Israel

1 hari lalu

Tentara Lebanon Serang Israel, Pertama Sejak Konflik Hizbullah-Israel

Pembunuhan dua tentara Lebanon memicu serangan pertama terhadap pasukan Israel sejak invasi dimulai

Baca Selengkapnya

KPU DKI Larang Gunakan Istilah Tak Familier Saat Debat Pilkada Jakarta, Ingat Gibran Pernah Lontarkan SGIE dan Greenflation?

1 hari lalu

KPU DKI Larang Gunakan Istilah Tak Familier Saat Debat Pilkada Jakarta, Ingat Gibran Pernah Lontarkan SGIE dan Greenflation?

KPU DKI larang paslon gunakan istilah kurang familier dalam debat Pilkada. Ingat Gibran saat debat capres-cawapres kerap gunakan istilah asing?

Baca Selengkapnya

Profil Mira Murati, Chief Technology Officer OpenAI yang Mengundurkan Diri

2 hari lalu

Profil Mira Murati, Chief Technology Officer OpenAI yang Mengundurkan Diri

Mira Murati adalah Chief Technology Officer di OpenAI , dan salah satu inovator paling berpengaruh dalam teknologi dan AI.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat Siap Kadernya Ditempatkan di Mana Pun di Kabinet Prabowo

2 hari lalu

Partai Demokrat Siap Kadernya Ditempatkan di Mana Pun di Kabinet Prabowo

Partai Demokrat menyerahkan sepenuhnya soal pembentukan kabinet kepada Presiden terpilih, Prabowo Subianto. Yakin AHY masuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Menlu Lebanon: Hassan Nasrallah Setujui Gencatan Senjata dengan Israel Sebelum Tewas

2 hari lalu

Menlu Lebanon: Hassan Nasrallah Setujui Gencatan Senjata dengan Israel Sebelum Tewas

Mendiang pemimpin gerakan Lebanon Hizbullah, Hassan Nasrallah, sempat menyetujui gencatan senjata sementara dengan Israel beberapa hari sebelum tewas

Baca Selengkapnya