Pelapor Khusus PBB tentang Kelaparan di Gaza: Bagaimana Kita Bisa Diam Saja?

Reporter

Antara

Editor

Ida Rosdalina

Sabtu, 6 Juli 2024 15:51 WIB

Penampakan kaki Jana Ayad, seorang gadis Palestina yang kekurangan gizi, terbaring di tempat tidur saat menerima perawatan di rumah sakit lapangan Korps Medis Internasional, di tengah konflik Israel-Hamas, di Deir Al-Balah di selatan Jalur Gaza, 22 Juni 2024. Petugas medis di Gaza berupaya meningkatkan pemeriksaan terhadap anak-anak kecil untuk mengetahui malnutrisi parah di tengah kekhawatiran bahwa kelaparan. REUTERS/Mohammed Salem

TEMPO.CO, Jakarta - Pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Palestina Francesca Albanese mempertanyakan bagaimana dunia bisa tetap diam atau acuh tak acuh terhadap situasi dan kelaparan di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 38.000 warga Palestina.

“Bagaimana kita bisa tetap diam, acuh tak acuh, atau tidak aktif dalam menghadapi ketidakadilan yang keji ini, dan tidak merasa munafik ketika memperingati para korban genosida lainnya?” kata Abanese sebagaimana dikutip dari Anadolu, Sabtu, 6 Juli 2024.

Menurut laporan terbaru IPC yang bermitra dengan PBB mengenai tingkat kelaparan, sebanyak 96 persen populasi atau sekitar 2,15 juta orang menghadapi kerawanan pangan akut pada tingkat “krisis” atau lebih tinggi.

Pernyataan Albanese merupakan tanggapan atas unggahan Michael Fakhri, pelapor khusus PBB mengenai hak atas pangan yang mengatakan kelaparan di Gaza telah menyebar dari utara ke seluruh jalur.

Menurutnya, setiap warga Palestina di Gaza kini menghadapi kelaparan karena kampanye kelaparan yang disengaja dan ditargetkan oleh Israel. Hal itu tercermin dari kematian lebih banyak anak-anak Palestina baru-baru ini.

Advertising
Advertising

“Faez Ataya (6 bulan) meninggal pada tanggal 30 Mei. Abdulqader Al-Serhi (13 tahun) meninggal pada 1 Juni. Kedua anaknya meninggal karena kelaparan. Oleh karena itu tidak ada keraguan bahwa kelaparan telah menyebar ke seluruh Gaza,” ucap Fakhri.

Fakhri menjelaskan bahwa kematian seorang anak bisa berarti terjadinya kelaparan karena kematian seorang anak akibat gizi buruk/dehidrasi menunjukkan bahwa kesehatan dan struktur sosial telah diserang dan melemah secara kritis.

“Ketika anak pertama meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi, tidak dapat disangkal bahwa kelaparan telah terjadi,” jelasnya.

Dia mengatakan laporan pertama kematian akibat kelaparan datang dari Gaza utara. Terdata, Mahmoud Fattouh (1 bulan) meninggal pada tanggal 24 Februari dan Yazan Al Kafarneh (10 tahun) meninggal 4 Maret karena kelaparan.

“Seluruh dunia seharusnya menghentikan kampanye genosida kelaparan yang dilakukan Israel untuk mencegah kematian ini,” kata dia.

Adapun badan-badan bantuan mengatakan pihak berwenang Israel sering mencegah mereka mengirimkan bantuan ke Gaza, sehingga memperburuk situasi di daerah kantong yang sudah diblokade tersebut.

ANADOLU

Pilihan Editor: Hamas Tolak Penempatan Pasukan Asing di Gaza dengan Alasan Apa pun

Berita terkait

Militer Israel Bunuh Komandan Perang Sayap Bersenjata Hamas

3 jam lalu

Militer Israel Bunuh Komandan Perang Sayap Bersenjata Hamas

Militer Israel mengklaim telah membunuh salah satu komandan Brigade Al Qassam yang merupakan sayap bersenjata Hamas.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Sarankan WNI di Lebanon Ikut Evakuasi Selagi Masih Ada Kesempatan

4 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Sarankan WNI di Lebanon Ikut Evakuasi Selagi Masih Ada Kesempatan

Kementerian Luar Negeri meminta WNI di Lebanon agar tidak menunda evakuasi selagi masih ada kesempatan.

Baca Selengkapnya

Peran Besar Amerika Dalam Penggunaan Iron Dome

5 jam lalu

Peran Besar Amerika Dalam Penggunaan Iron Dome

Dalam pembangunan Iron Dome, Israel mendapat banyak bantuan Amerika

Baca Selengkapnya

Dokter Lintas Batas Ajukan 7 Tuntutan pada Israel dan Amerika Serikat

7 jam lalu

Dokter Lintas Batas Ajukan 7 Tuntutan pada Israel dan Amerika Serikat

Dokter Lintas Batas prihatin selama satu tahun, sekutu Israel terus memberikan dukungan militer, sementara anak-anak di Gaza dibunuh secara massal

Baca Selengkapnya

Ketika Krisis Gaza Meluas ke Lebanon, di Mana Pemimpin Hamas Yahya Sinwar?

9 jam lalu

Ketika Krisis Gaza Meluas ke Lebanon, di Mana Pemimpin Hamas Yahya Sinwar?

Israel masih belum mampu melacak keberadaan Yahya Sinwar setelah setahun berperang.

Baca Selengkapnya

Menelisik 2 Ledakan Dekat Kedubes Israel di Denmark, Apa Hasil Penyelidikan Aparat?

17 jam lalu

Menelisik 2 Ledakan Dekat Kedubes Israel di Denmark, Apa Hasil Penyelidikan Aparat?

Dua ledakan diduga bom terjadi di Kedutaan Besar Israel di Kopenhagen, Denmark. Upaya penyelidikan masih berlangsung hingga akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Nasib WNI di Lebanon: Evakuasi di Tengah Bentrok Israel vs Hizbullah

18 jam lalu

Nasib WNI di Lebanon: Evakuasi di Tengah Bentrok Israel vs Hizbullah

Sebanyak 25 WNI yang tinggal di Lebanon telah dievakuasi dan berada di tempat yang aman. Evakuasi WNI selanjutnya sedang direncanakan.

Baca Selengkapnya

Khotbah Jumat Ali Khamenei: Serangan Rudal Iran terhadap Israel 'Legal' dan 'Sah'

18 jam lalu

Khotbah Jumat Ali Khamenei: Serangan Rudal Iran terhadap Israel 'Legal' dan 'Sah'

Di tengah-tengah kabar ia disembunyikan, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei muncul dalam khotbah Jumat di Teheran.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Ini Perbandingan Teknologi Rudal Iran dan Sistem Pertahanan Udara Israel

19 jam lalu

Timur Tengah Memanas, Ini Perbandingan Teknologi Rudal Iran dan Sistem Pertahanan Udara Israel

Berikut perbandingan kekuatan persenjataan rudal balistik Iran dan sistem pertahanan udara Israel.

Baca Selengkapnya

Serangan Israel Menargetkan Perbatasan Lebanon Suriah

20 jam lalu

Serangan Israel Menargetkan Perbatasan Lebanon Suriah

IDF menuduh Iran menggunakan wilayah perbatasan untuk mengirimkan peralatan militer ke Lebanon.

Baca Selengkapnya