Pakar Senjata Rusia: Rudal ATACMS AS Tidak Meledak di Ketinggian Tertentu

Reporter

Antara

Editor

Ida Rosdalina

Jumat, 5 Juli 2024 17:25 WIB

Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) menembakkan rudal dalam latihan militer bersama antara AS dan Korea Selatan, dari lokasi yang dirahasiakan di pantai timur Korea Selatan, 6 Juni 2022. Korea Selatan dan AS telah setuju untuk meningkatkan latihan militer bersama menyusul ancaman nuklir dan rudal Korea Utara yang semakin canggih. The Defense Ministry/Yonhap via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Para pakar senjata Rusia telah mempelajari desain internal dan konsep operasi submunisi kluster peluru kendali (rudal) ATACMS buatan AS dan menentukan ketinggian di mana munisi itu tidak meledak, demikian kantor berita Rusia Sputnik, mengutip seorang spesialis senjata. Submunisi tersebut berupa objek berbentuk bola berwarna hijau yang ukurannya mirip dengan bola tenis, dengan selubung yang memiliki tonjolan di sepanjang satu sumbu lingkar.

"Subminisi klaster M74. Rudal jarak jauh ATACMS memiliki 275 submunisi ini. Pembukaan kaset terjadi sekitar 200 meter di atas tanah. Karena tonjolan bulu, aliran yang mendahului mulai memutarnya. Ketika mencapai sekitar dua ribu putaran, sumbat sentrifugal terpisah ke samping, dan mesin di dalamnya berputar. Primer/detonator ditempatkan berlawanan dengan pemukulnya (striker). Munisi meledak saat mengenai permukaan," kata spesialis tersebut.

Ketika kaset terbuka secara normal, dan munisi mendarat tetapi tidak meledak, pemukulnya tetap dikokang, dan munisi tidak dapat dipindahkan, jelasnya. Warga sipil perlu berhati-hati saat menemukan "bola" semacam itu, katanya.

"Selubung munisi ini terdiri dari lapisan berlapis. Selubung bagian dalam terbuat dari paduan tungsten yang memiliki lekukan. Cangkang luar dan dalam berbintik. Bahan peledak dan tombol peledak/sekeringnya sendiri ada di dalamnya. Granat tangan RGO (granat pertahanan fragmentasi Soviet) memiliki desain internal yang mirip. Hanya kami menggunakan baja, mereka menggunakan tungsten," tambah spesialis tersebut.

Spesialis senjata Rusia itu mengatakan tungsten memungkinkan pecahan peluru memperoleh lebih banyak kecepatan saat terbang setelah ledakan.

Advertising
Advertising

"Efektivitas radius fragmentasi menurut data, sekitar 20 meter. Namun, secara objektif, beberapa pecahan peluru dapat menembus pintu logam bahkan pada jarak 50 meter. Awan fragmen lebih kecil, kemungkinan terkena lebih rendah, tetapi daya henti pecahan peluru merupakan ancaman yang lebih besar," paparnya.

Sebanyak 250 pecahan fragmen dapat menutupi area seluas 400 kali 400 meter, submunisi jatuh terpisah di sekitar lima meter, tambahnya.

SPUTNIK

Pilihan Editor: Kapal Perusak Amerika Serikat Tembakkan 450 Rudal saat Melawan Houthi di Laut Merah

Berita terkait

Blak-Blakan Eks Petinggi Jamaah Islamiyah: Militer JI Ikut Dibubarkan, Senjata Diserahkan

8 hari lalu

Blak-Blakan Eks Petinggi Jamaah Islamiyah: Militer JI Ikut Dibubarkan, Senjata Diserahkan

Ada konsekuensi yang harus dibayar setelah organisasi Jamaah islamiyah

Baca Selengkapnya

12 Daftar Barang yang Tidak Boleh Dibawa dalam Kabin Pesawat

8 hari lalu

12 Daftar Barang yang Tidak Boleh Dibawa dalam Kabin Pesawat

Sebelum naik pesawat, perhatikan daftar barang yang tidak boleh dibawa dalam kabin pesawat. Hindari membawa barang yang mengandung bahan peledak.

Baca Selengkapnya

NYT: Pager yang Meledak di Lebanon Dibuat oleh Perusahaan Gadungan Israel

15 hari lalu

NYT: Pager yang Meledak di Lebanon Dibuat oleh Perusahaan Gadungan Israel

The New York Times pada Kamis melaporkan bahwa Israel mendirikan perusahaan gadungan untuk memproduksi pager berisi bahan peledak ke Lebanon

Baca Selengkapnya

Bagaimana Cara Mossad Meledakkan Ribuan Pager di Lebanon?

16 hari lalu

Bagaimana Cara Mossad Meledakkan Ribuan Pager di Lebanon?

Ribuan pager di Lebanan meledak dalam waktu bersamaan setelah diretas oleh agen mata-mata Israel, Mossad.

Baca Selengkapnya

Daftar Senjata Barat yang Boleh Digunakan Ukraina Serang Rusia

21 hari lalu

Daftar Senjata Barat yang Boleh Digunakan Ukraina Serang Rusia

Awalnya AS dan sekutu baratnya enggan memberi izin Ukraina menggunakan persenjataan mereka untuk menyerang Rusia.

Baca Selengkapnya

Namibia Cabut Izin Berlabuh Kapal Pembawa Kargo Militer ke Israel

37 hari lalu

Namibia Cabut Izin Berlabuh Kapal Pembawa Kargo Militer ke Israel

Kapal itu mengangkut bahan peledak RDX ke Israel di tengah serangan Gaza, kata media Namibia

Baca Selengkapnya

Jamaah Islamiyah Membubarkan Diri, Densus 88 Terus Melacak Lokasi Senjata dan Bahan Peledak

52 hari lalu

Jamaah Islamiyah Membubarkan Diri, Densus 88 Terus Melacak Lokasi Senjata dan Bahan Peledak

Kendati sudah menyerahkan semua senjata dan bahan peledak, masih ada kemungkinan senjata dan bahan peledak milik Jamaah Islamiyah yang terserak.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap 2 Terduga Teroris di Jakarta Selatan, Terpapar Paham ISIS Melalui Media Sosial

7 Agustus 2024

Densus 88 Tangkap 2 Terduga Teroris di Jakarta Selatan, Terpapar Paham ISIS Melalui Media Sosial

Dua terduga teroris yang ditangkap di Jakarta Selatan tersebut tidak masuk dalam perekrutan resmi organisasi Daulah Islamiyah.

Baca Selengkapnya

Tersangka Teroris Uji Coba Bahan Peledak di Kamar, Mengaku Sedang Main Petasan ke Keluarga

5 Agustus 2024

Tersangka Teroris Uji Coba Bahan Peledak di Kamar, Mengaku Sedang Main Petasan ke Keluarga

Tersangka teroris yang ditangkap Densus 88 di Batu, Jawa Timur pernah melakukan uji coba bahan peledak di kamarnya. Mengaku sedang main petasan.

Baca Selengkapnya

Iran Bantah Laporan Soal Agen Penyusup Mossad Bunuh Ismail Haniyeh

5 Agustus 2024

Iran Bantah Laporan Soal Agen Penyusup Mossad Bunuh Ismail Haniyeh

Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) membantah laporan penyusupan Mossad ke dinas intelijen Iran yang diduga memicu pembunuhan Ismail Haniyeh

Baca Selengkapnya