Ajudan Zelensky Sebut Ukraina Belum Siap Kompromi dengan Rusia
Reporter
Nabiila Azzahra
Editor
Ida Rosdalina
Rabu, 3 Juli 2024 20:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina belum siap berkompromi dengan Rusia dan menyerahkan wilayah mana pun demi mengakhiri perang, kata Andriy Yermak selaku kepala staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Selasa, 2 Juli 2024.
Yermak merespons pertanyaan wartawan tentang pernyataan calon presiden Amerika Serikat Donald Trump, bahwa ia dapat segera mengakhiri konflik antara Rusia dan Ukraina.
Rusia telah menginvasi Ukraina sejak Februari 2022. Berbicara kepada wartawan saat berkunjung ke Washington, Yermak berkata Ukraina akan mendengarkan saran apa pun tentang cara mencapai “perdamaian yang adil” dalam perang itu.
“Tetapi kami belum siap untuk berkompromi demi hal-hal dan nilai-nilai yang sangat penting … kemerdekaan, kebebasan, demokrasi, integritas wilayah, kedaulatan,” katanya, dikutip oleh Reuters.
Sebelumnya Trump, capres dari Partai Republik yang akan maju di pemilu AS tahun ini, mengklaim dapat segera menyelesaikan perang di Ukraina sebelum menjabat pada Januari 2025. Hal itu ia sampaikan dalam debat capres pekan lalu.
Di debat itu, Trump tidak memerinci bagaimana ia akan mendamaikan kedua belah pihak. Namun dua penasihat Trump telah memberinya sebuah rencana yang mencakup ancaman memotong bantuan AS jika Kyiv tidak bernegosiasi dengan Moskow, menurut laporan kantor berita Reuters pekan lalu.
Meski demikian, Trump berkata dalam debat tersebut bahwa dia tidak menerima persyaratan Presiden Rusia Vladimir Putin. Persyaratannya termasuk akan mengakhiri perang jika Ukraina setuju menyerahkan empat wilayah mereka di timur dan selatan, yang diklaim Rusia sebagai wilayah mereka.
Yermak mengaku Ukraina tidak tahu bagaimana Trump akan menangani perang tersebut. Ia berkata, “Jawaban yang jujur: Saya tidak tahu. Mari kita lihat nanti.”
Ukraina bakal melobi pemerintahan baru AS untuk terus memberikan dukungan, kata Yermak. Ia menambahkan bahwa Ukraina telah menerima dukungan bipartisan dari AS dan jajak pendapat menunjukkan sebagian besar warga AS masih mendukung Ukraina setelah dua tahun perang.
Ia menyebut hasil pemilu nanti akan menjadi keputusan rakyat Amerika. “Kami akan menghormati pilihan ini,” kata dia mengenai pemilu AS pada 5 November mendatang.
AS telah mengucurkan bantuan militer senilai lebih dari US$50 miliar untuk Ukraina sejak 2022. Negara itu akan segera mengumumkan bantuan keamanan baru melampaui nilai US$2,3 miliar untuk Ukraina, kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin pada Selasa.
REUTERS
Pilihan Editor: Duta Besar Vasyl Hamianin Berharap Sinar Mas Mau Terlibat dalam Pembangunan Kembali Ukraina