PM Israel Benjamin Netanyahu Bersumpah Lanjutkan Perangi Hamas Meski Didemo Rakyatnya

Reporter

Senin, 1 Juli 2024 16:54 WIB

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri rapat kabinet di Bible Lands Museum di Yerusalem pada 5 Juni 2024. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa Israel akan terus memerangi Hamas sampai kelompok milisi itu habis dan tujuan perang lain tercapai. Netanyahu menyatakan hal ini saat membuka rapat kabinet mingguan pada Minggu, 30 Juni 2024 waktu setempat.

Tujuan perang itu, kata Netanyahu, termasuk pembebasan sandera yang tersisa di Gaza dari tangan Hamas dan memastikan wilayah tersebut tidak lagi menjadi ancaman bagi Negeri Yahudi. Israel juga akan memulihkan keamanan di wilayah yang berbatasan dengan Gaza dan Libanon sehingga warganya dapat pulang ke rumah mereka dengan aman.

“Kepada siapa pun yang meragukan pencapaian tujuan-tujuan ini, saya tegaskan: Tidak ada yang bisa menggantikan kemenangan. Kami tidak akan mengakhiri perang sampai kami mencapai semua tujuan ini,” kata Netanyahu, seperti dikutip Al Arabiya.

Meskipun Gaza sudah porak poranda dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyatakan bahwa Hamas sudah tidak lagi mampu melawan, Netanyahu tetap berkukuh untuk melanjutkan perang. Netanyahu juga tidak menyodor rencananya mengenai Gaza pasca-perang, seperti siapa nanti yang akan memerintah wilayah itu, apakah Otoritas Palestina atau Israel.

Ibnu Burdah, Guru Besar Kajian Dunia Arab Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, menilai Netanyahu sengaja memperpanjang perang untuk mengamankan posisinya, yang terancam diadili dalam sejumlah kasus korupsi dan suap.

Advertising
Advertising

Ketidakjelasan strategi perang Netanyahu ini pula yang mendorong Benny Gantz, bekas Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel yang menjadi pemimpin oposisi, dan Gadi Eisenkot, anggota koalisi partai Gantz, mundur dari kabinet perang pada 9 Juni 2024. Gantz menuduh Netanyahu hanya menjalankan perang ini demi kepentingan pribadi. Bubarnya kabinet perang ini membuat Netanyahu dapat semena-semena mengarahkan perang di Gaza.

Bubarnya kabinet perang Israel—yang merupakan gabungan pemerintah dan oposisi—membuat pemerintahan Netanyahu dianggap tak lagi kredibel. Hal ini memicu demonstrasi besar yang terjadi hampir setiap hari di Israel yang menuntut pembubaran pemerintahan.

Pakistan Observer melaporkan bahwa puluhan ribu warga Israel berkumpul di berbagai kota, termasuk Tel Aviv, untuk menuntut pertukaran tahanan dengan Hamas dan menyerukan pemilihan umum dipercepat pada Minggu malam, 30 Juni 2024. Para demonstran membentangkan spanduk bertulisan “Netanyahu tidak ingin perang berakhir dan para sandera kembali” dan meneriakkan “Kami membutuhkan kepemimpinan baru... Pemilu sekarang.”


Mengapa dan bagaimana dampak pembubaran kabinet perang Netanyahu? Baca selengkapnya: Dampak Pembubaran Kabinet Perang Benjamin Netanyahu

Pilihan editor: Penggunaan Perisai Manusia oleh Israel Dikecam Dunia, Termasuk Sekutunya

Berita terkait

Jaksa ICC Batalkan Kunjungan ke Gaza, Demi Surat Penangkapan Pemimpin Israel

6 jam lalu

Jaksa ICC Batalkan Kunjungan ke Gaza, Demi Surat Penangkapan Pemimpin Israel

Jaksa ICC Karim Khan pada 20 Mei dilaporkan membatalkan misi sensitif untuk mengumpulkan bukti kejahatan perang di Gaza

Baca Selengkapnya

Pemimpin Hizbullah Bertemu Delegasi Hamas, Membahas Konflik Gaza

8 jam lalu

Pemimpin Hizbullah Bertemu Delegasi Hamas, Membahas Konflik Gaza

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah bertemu dengan delegasi Hamas yang dipimpin oleh wakil ketua di Gaza, Khalil Al-Hayya

Baca Selengkapnya

4 Negara Utama Pemasok Senjata Israel untuk Menyerang Gaza, AS di Urutan Wahid

9 jam lalu

4 Negara Utama Pemasok Senjata Israel untuk Menyerang Gaza, AS di Urutan Wahid

Senjata Jerman, sumber senjata terbesar kedua bagi Israel setelah Amerika Serikat, telah memperburuk krisis Gaza secara signifikan

Baca Selengkapnya

New York Times Sebut Joe Biden Akui Ingin Waktu Lebih Banyak untuk Tidur dan Jam Kerja Dikurangi

11 jam lalu

New York Times Sebut Joe Biden Akui Ingin Waktu Lebih Banyak untuk Tidur dan Jam Kerja Dikurangi

New York Times berdasarkan keterangan dua sumber menyebut Joe Biden pernah mengakui ingin waktu lebih banyak untuk tidur.

Baca Selengkapnya

Josep Borrell: Tidak Bisa Mencegah Kehancuran Gaza adalah Penyesalan Terbesar

12 jam lalu

Josep Borrell: Tidak Bisa Mencegah Kehancuran Gaza adalah Penyesalan Terbesar

Kepala Urusan Luar Negeri UE yang sebentar lagi lengser, Josep Borrell menyatakan penyesalannya tak bisa mencegah kehancuran di Gaza.

Baca Selengkapnya

Netanyahu Kirim Delegasi untuk Rundingkan Kesepakatan Pembebasan Sandera dengan Hamas

14 jam lalu

Netanyahu Kirim Delegasi untuk Rundingkan Kesepakatan Pembebasan Sandera dengan Hamas

Netanyahu mengatakan kepada Presiden AS Joe Biden bahwa dia telah memutuskan untuk mengirim delegasi untuk negosiasi pembebasan sandera dengan Hamas.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat Disebut Punya Sedikit Waktu untuk Putuskan Nasib Joe Biden di Pilpres 2024

15 jam lalu

Partai Demokrat Disebut Punya Sedikit Waktu untuk Putuskan Nasib Joe Biden di Pilpres 2024

Partai Demokrat harus memutuskan dalam tempo kurang tiga minggu untuk memutuskan apakah akan tetap mengusung Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Krisis Rumah Sakit di Gaza, Gereja Buka Pintu bagi Pasien Luka dan Sakit

16 jam lalu

Krisis Rumah Sakit di Gaza, Gereja Buka Pintu bagi Pasien Luka dan Sakit

Gereja St. Philip pernah menjadi tempat beribadah bagi komunitas kecil Kristen di Gaza kini berubah menjadi rumah sakit.

Baca Selengkapnya

Jadi Pendonor di Partai Demokrat, Bos Netflix Sarankan Joe Biden Mengundurkan Diri dari Pilpres 2024

16 jam lalu

Jadi Pendonor di Partai Demokrat, Bos Netflix Sarankan Joe Biden Mengundurkan Diri dari Pilpres 2024

Netflix dan beberapa pendonor untuk Partai Demokrat meminta agar Joe Biden mengundurkan diri dari pencalonan presiden Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

PBB Serukan Semua Orang 'Sadar' mengenai Kekejaman Israel di Gaza

1 hari lalu

PBB Serukan Semua Orang 'Sadar' mengenai Kekejaman Israel di Gaza

Pelapor khusus PBB untuk Palestina geram karena evakuasi untuk anak-anak yang luka parah dalam perang Gaza dipersulit untuk berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya