Angka Kejahatan Naik, Kepala Investigasi Rusia Usulkan Hukuman Mati Kembali Diberlakukan

Reporter

Tempo.co

Senin, 1 Juli 2024 09:00 WIB

Ilustrasi hukuman mati. iconfider.com

TEMPO.CO, Jakarta - Aleskandr Bastrykin Kepala Komite investigasi Rusia (Sledkom), menilai hukuman mati harus diterapkan kembali untuk kejahatan-kejahatan kriminal tertentu. Moskow secara efektif sementara penerapan hukuman mati pada akhir 1990-an sebagai salah satu syarat bergabung dengan Dewan Eropa.

Akan tetapi, pada 2022 Rusia keluar dari Dewan Eropa dengan menuduh negara-negara Barat mempersenjatai organisasi di Benua Biru itu agar mau menekan Moskow dan mencoba memaksakan agenda politik serta nilai-nilai progresifnya. Menurut Bastrykin, kekejaman tingkat kriminalitas yang terjadi di Rusia meningkat dibanding era Uni Soviet. Untuk itu, Bastrykin berpandangan pengadilan di Rusia harusnya diizinkan menjatuhkan vonis mati pada tindak kriminal seperti teroris, pembunuhan berantai dan pelaku yang melakukan kejahatan pada anak-anak.

“Saya mendukung hukuman mati. Mengapa kita tidak mencabut moratorium dan memberlakukan kembali hukuman mati dalam undang-undang mengingat saat ini angka kejahatan tertentu mengalami kenaikan,” kata Bastrykin, Jumat, 28 Juni 2024.

Bastrykin memberikan contoh serangan teror pada sebuah acara konser pada Maret 2024 di Ibu Kota Moskow oleh kelompok teroris yang terkait dengan ISIS. Kejadian teror itu menewaskan 145 orang. Kepolisian Moskow sudah menahan sejumlah pelaku, diantaranya empat pelaku bersenjata yang menghujani gedung konser itu dengan tembakan dan menimbulkan kebakaran.

“Pada era Uni Soviet, seseorang bisa divonis hukuman mati atas kejatahan pembunuhan pada dua atau tiga korban. Sampai hari ini, para pelaku (kejahatan pembunuhan) dijatuhi hukuman maksimum yakni penjara seumur hidup,” kata Bastrykin.

Advertising
Advertising

Bastrykin mengatakan sepanjang 2023 saja, penegak hukum di Rusia telah menginvestigasi 23.700 kasus kejahatan yang korbannya anak-anak. Dari total jumlah tersebut, 246 kasus adalah pembunuhan, 1.870 kasus perkosaan dan lebih dari 6.800 kasus kejahatan seksual pada anak-anak.

Bastrykin bukan pejabat Rusia pertama yang menyorongkan proposal kembali diberlakukannya hukuman mati, khususnya pada kasus kejahatan yang sangat berat. Presiden Rusia Vladimir Putin sampai berita ini diturunkan, secara terbuka menolak gagasan ini.

Sumber: RT.com

Pilihan editor: Sulit Selamatkan WNI yang Terancam Hukuman Mati Karena RI juga Terapkan Hukuman yang Sama

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

PM India Narendra Modi akan Kunjungi Rusia, Pertama Sejak Invasi ke Ukraina

1 jam lalu

PM India Narendra Modi akan Kunjungi Rusia, Pertama Sejak Invasi ke Ukraina

PM India Narendra Modi akan mengunjungi Rusia pada 8 Juli dan 9 Juli, perjalanan pertama Modi sejak Moskow melancarkan serangan militer ke Ukraina

Baca Selengkapnya

Rusia Ancam NATO atas Peningkatan Kehadiran Militer di Perbatasan

2 jam lalu

Rusia Ancam NATO atas Peningkatan Kehadiran Militer di Perbatasan

Kemlu Rusia memperingatkan bahwa peningkatan kehadiran militer NATO di perbatasan negara itu tidak akan dibiarkan begitu saja

Baca Selengkapnya

PBB Serukan Semua Orang 'Sadar' mengenai Kekejaman Israel di Gaza

11 jam lalu

PBB Serukan Semua Orang 'Sadar' mengenai Kekejaman Israel di Gaza

Pelapor khusus PBB untuk Palestina geram karena evakuasi untuk anak-anak yang luka parah dalam perang Gaza dipersulit untuk berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

PM Pakistan Sarankan Putin Pakai Sistem Barter untuk Hindari Sanksi Barat

17 jam lalu

PM Pakistan Sarankan Putin Pakai Sistem Barter untuk Hindari Sanksi Barat

PM Pakistan Shehbaz Sharif menyarankan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menjalankan perdagangan secara barter untuk hindari sanksi Barat

Baca Selengkapnya

Ajudan Zelensky Sebut Ukraina Belum Siap Kompromi dengan Rusia

1 hari lalu

Ajudan Zelensky Sebut Ukraina Belum Siap Kompromi dengan Rusia

Ukraina mengaku belum siap menyerahkan wilayah mana pun kepada Rusia demi mengakhiri perang.

Baca Selengkapnya

Ini Harapan Duta Besar Ukraina untuk Pemerintah RI di Bawah Prabowo Subianto

2 hari lalu

Ini Harapan Duta Besar Ukraina untuk Pemerintah RI di Bawah Prabowo Subianto

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin berbicara tentang harapannya untuk pemerintah RI selanjutnya dan usulan perdamaian Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Rusia Bersumpah akan Hancurkan Senjata Barat yang Dikirim ke Ukraina

2 hari lalu

Rusia Bersumpah akan Hancurkan Senjata Barat yang Dikirim ke Ukraina

Rusia bersumpah untuk menghancurkan senjata yang dikirim negara-negara Barat ke Ukraina, di tengah laporan rencana AS akan kirim Patriot dari Israel

Baca Selengkapnya

Korea Utara Uji Coba Rudal Balistik Baru untuk Hulu Ledak Super Besar

2 hari lalu

Korea Utara Uji Coba Rudal Balistik Baru untuk Hulu Ledak Super Besar

Korea Utara telah melakukan uji coba rudal balistik taktis baru yang mampu membawa hulu ledak super besar

Baca Selengkapnya

Mantan Kepala Mata-mata Dilantik Sebagai PM Belanda, Pernah Pimpin Penyelidikan MH17

2 hari lalu

Mantan Kepala Mata-mata Dilantik Sebagai PM Belanda, Pernah Pimpin Penyelidikan MH17

Mantan kepala mata-mata Dick Schoof menjadi perdana menteri Belanda yang baru pada Selasa 2 Juli 2024.

Baca Selengkapnya

Sekjen NATO Tuding China Berpotensi Picu Konflik Terbesar Eropa Sejak PD II

3 hari lalu

Sekjen NATO Tuding China Berpotensi Picu Konflik Terbesar Eropa Sejak PD II

Sekjen NATO Jens Stoltenberg menuduh bahwa China berpotensi memicu konflik militer terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya