Hakim di ICC Tunda Putusan soal Penerbitan Surat Penahanan Benjamin Netanyahu

Reporter

Sabtu, 29 Juni 2024 15:30 WIB

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato dalam pembukaan kedutaan besar Guatemala, Yerusalem, 16 Mei 2018. [Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu gestures as he speaks during the dedication ceremony of the embassy of Guatemala in Jerusalem, May 16, 2018. [REUTERS/Ronen Zvulun/Pool]

TEMPO.CO, Jakarta - Hakim di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) menunda putusan perihal penerbitan surat penahanan pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang di Gaza. Penundaan ini dilakukan setelah ICC mengizinkan Inggris memasukkan argumen hukum melawan ICC yang mempertanyakan yurisdiksi peradilan itu terhadap isu ini.

Menurut dokumen pengadilan yang dipublikasi pada Kamis, 27 Juni 2024, London mengajukan sebuah argumen hukum ke ICC pada 10 Juni 2024 agar secara tertulis memberikan hasil pengamatan terkait apakah ICC bisa mengevaluasi yurisdiksi Israel dalam kondisi, di mana Palestina tidak bisa mengevaluasi yurisdiksi kriminal terhadap Israel di bawah Oslo Accords.

ICC telah melakukan investigasi lanjutan atas tuduhan kejahatan perang terhadap yurisdiksi wilayah Palestina dan terhadap warga Palestina yang tinggal di teritorial Israel sejak 2021. Sedangkan Inggris menyoroti kalau ICC membutuhkan waktu mengambil putusan akhir terkait klaim Israel bahwa permintaan Otoritas Palestina untuk bergabung dengan ICC melanggar Oslo Accords dan apakah permohonan jaksa di ICC agar diterbitkan surat penahanan terhadap warga Israel, bisa dikabulkan.

Inggris beragumen otoritas Palestina tidak bisa punya yurisdiksi terhadap warga Israel di bawah Oslo Accords. Dengan begitu, yurisdiksi tersebut tidak bisa ditransfer ke ICC untuk memproses hukum warga negara Israel

“Inggris telah memasukkan argumen hukum ke ICC berpegang pada Statuta Roma pasal 19(1) bahwa penentuan awal soal yurisdiksi diperlukan untuk menentukan penyelesaian permohonan penahanan (Netanyahu dan Gallant), di mana Oslo Accords penting untuk menjadi bagian dari hal ini,” demikian keterangan ICC, Kamis, 27 Juni 2024. Hakim ICC menambahkan pihaknya menerima argumen hukum dari negara-negara lain sampai 12 Juli 2024.

Advertising
Advertising

Sebelumnya Jaksa penuntut di ICC pada Mei 2024, meminta agar hakim di ICC menerbitkan surat penahanan pada Netanyahu dan Gallant serta tiga pemimpin Hamas Ketua Hamas Yahya Sinwar, Panglima Militer Hamas Mohammed al-Masri, dan Kepal Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh atas tuduhan kejahatan perang. Sebuah panel yang terdiri dari hakim pra-peradilan akan memutuskan apakah bukti-bukti yang disorongkan mendukung untuk diterbitkannya surat perintah penahanan. Namun ICC tidak punya sarana untuk menegakkan penahanan jika surat perintah penahanan jadi diterbitkan, terlebih investigasi pada perang Gaza telah ditentang Amerika Serikat dan Israel.

Sumber: RT.com

Pilihan editor: AS Kirimkan Puluhan Ribu Bom Seberat 1 Ton ke Israel Sejak 7 Oktober

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Israel Lancarkan Serangan Baru di Gaza, Jumlah Korban Tewas Hampir 40.000

13 menit lalu

Israel Lancarkan Serangan Baru di Gaza, Jumlah Korban Tewas Hampir 40.000

Israel masih terus melancarkan serangan di Gaza meskipun beberapa pejabat militernya menyebutkan mereka telah mengakhiri fase pertempuran sengit.

Baca Selengkapnya

Iran Luncurkan Buku 'Abdi Bangsa', Memoar Mendiang Presiden Ebrahim Raisi

11 jam lalu

Iran Luncurkan Buku 'Abdi Bangsa', Memoar Mendiang Presiden Ebrahim Raisi

Kedutaan Besar Iran di Jakarta meluncurkan buku berjudul 'Abdi Bangsa' yang merupakan kumpulan memoar mendiang Presiden Iran Ebrahim Raisi

Baca Selengkapnya

Coldplay Bawa Pesan Damai di Festival Glastonbury 2024, dari Palestina hingga Ukraina

14 jam lalu

Coldplay Bawa Pesan Damai di Festival Glastonbury 2024, dari Palestina hingga Ukraina

Chris Martin, vokalis Coldplay mengajak penonton di Glastonbury 2024 untuk mengirimkan cinta dan pesan perdamaian ke seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Singapura Siap Akui Negara Palestina, Syaratnya Harus Menerima Keberadaan Israel

21 jam lalu

Singapura Siap Akui Negara Palestina, Syaratnya Harus Menerima Keberadaan Israel

Singapura siap untuk mengakui Palestina sebagai negara jika memiliki pemerintahan efektif yang menolak terorisme dan menerima hak keberadaan Israel

Baca Selengkapnya

Rusia Bersumpah akan Hancurkan Senjata Barat yang Dikirim ke Ukraina

1 hari lalu

Rusia Bersumpah akan Hancurkan Senjata Barat yang Dikirim ke Ukraina

Rusia bersumpah untuk menghancurkan senjata yang dikirim negara-negara Barat ke Ukraina, di tengah laporan rencana AS akan kirim Patriot dari Israel

Baca Selengkapnya

Israel Buang Limbah ke Mata Air Warga Palestina di Tepi Barat

1 hari lalu

Israel Buang Limbah ke Mata Air Warga Palestina di Tepi Barat

Pemukim Israel membuang limbah ke aliran mata air atau di utara kota Jerikho, Tepi Barat agar warga Palestina tidak punya air minum layak

Baca Selengkapnya

Catatan dari Festival Glastonbury: Menikmati Ragam Genre Musik Hingga Politik

1 hari lalu

Catatan dari Festival Glastonbury: Menikmati Ragam Genre Musik Hingga Politik

Festival Glastonbury juga mencerminkan pergeseran politik di Inggris, banyak pemilih muda yang merasa bahwa Partai Buruh telah bergeser terlalu jauh.

Baca Selengkapnya

Di Tengah Perang Gaza, PM Israel Benjamin Netanyahu Dapat Rumah Baru Seharga Rp 161 Miliar

2 hari lalu

Di Tengah Perang Gaza, PM Israel Benjamin Netanyahu Dapat Rumah Baru Seharga Rp 161 Miliar

Meskipun masih memerangi Gaza, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dibikinkan rumah baru di Yerusalem.

Baca Selengkapnya

Mengenang Putri Diana, Kisah Hidup dan Kepergiannya yang Tragis

2 hari lalu

Mengenang Putri Diana, Kisah Hidup dan Kepergiannya yang Tragis

Kisah hidup dan kematian Lady Diana atau Putri Diana tak pernah terlupakan.

Baca Selengkapnya

PM Israel Benjamin Netanyahu Bersumpah Lanjutkan Perangi Hamas Meski Didemo Rakyatnya

2 hari lalu

PM Israel Benjamin Netanyahu Bersumpah Lanjutkan Perangi Hamas Meski Didemo Rakyatnya

PM Israel Benjamin Netanyahu akan terus memerangi Hamas sampai tujuan perangnya tercapai, meski kabinet perang bubar dan demo menuntut dia mundur.

Baca Selengkapnya