Partai Move Forward: Masih Ada Sisa-Sisa Rezim Militer di Thailand

Jumat, 28 Juni 2024 08:00 WIB

Tokoh Move Forward Party dari Thailand saat mengunjungi Kantor TEMPO Media Grup di Jalan Pal Merah, Jakarta, Kamis 27 Juni 2024. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta -Partai Gerakan Maju atau Move Forward Party (MFP) mengomentari situasi demokrasi di Thailand, mengatakan masih ada sisa-sisa rezim militer di negara yang telah secara berkala mengalami pergantian antara demokrasi dan pemerintahan militer tersebut.

MFP sedang mengalami kemungkinan pembubaran, menunggu keputusan dari Mahkamah Konstitusi Thailand yang tengah mengadili kasus yang diajukan oleh Komisi Pemilihan Umum Thailand (EC).

EC mengajukan sebuah petisi kepada Mahkamah pada 18 Maret lalu, memintanya membubarkan MFP karena percaya partai tersebut berusaha menggulingkan monarki konstitusional negeri.

Mahkamah dan EC dibentuk oleh Senat yang sepenuhnya ditunjuk oleh junta militer dan bukan suara rakyat, menurut juru bicara MFP Parit Wacharasindhu.

“Meskipun saat ini sudah ada pemilu, mantan pemimpin militer tidak lagi berkuasa, dan kami mempunyai pemerintahan baru yang dipimpin oleh seorang perdana menteri sipil, namun sisa-sisa rezim militer masih bersama kami,” kata Parit dalam wawancara khusus dengan Tempo di Jakarta, Kamis, 27 Juni 2024.

Thailand kini dipimpin oleh seorang perdana menteri sipil, Srettha Thavisin, setelah sebelumnya dikepalai Prayut Chan-o-cha, perwira militer yang merebut kekuasaan melalui kudeta militer pada 2014 dan menjabat perdana menteri hingga 2023.

Hingga baru-baru ini, anggota Senat tidak dipilih oleh rakyat lewat pemilu melainkan oleh militer. Para senator memiliki kekuatan untuk menentukan pembentukan pemerintah dan siapa yang menjadi perdana menteri di Thailand.

Baru pada 27 Juni 2024, negara itu mengumumkan hasil pemilu untuk membentuk Senat baru. Ini merupakan pemilu Senat pertama sejak kudeta militer satu dekade lalu.

Seluruh 250 senator yang ditunjuk militer tersebut juga sempat menghalangi MFP untuk membentuk pemerintahan tahun lalu, meski partai progresif itu berhasil meraih 151 dari total 500 kursi DPR pada pemilu legislatif Mei 2023.

Parit mengatakan MFP – kini sebagai partai oposisi utama – telah mengajukan 50 rancangan undang-undang ke parlemen, mencakup RUU mengenai reformasi militer, desentralisasi, demonopolisasi, serta peningkatan hak-hak sipil dan kebebasan.

Perihal reformasi militer, ada dua RUU yang diajukan MFP. Satu RUU mengusulkan penghapusan wajib militer di Thailand, dan yang lain menyangkut pembenahan struktur kementerian pertahanan, yang menurut Parit sangat penting.

"Karena saat ini kekuasaan tidak berada pada menteri sipil,” katanya, merujuk pada Sutin Klungsang yang merupakan menteri pertahanan dari kalangan sipil.

Ia menjelaskan, ada undang-undang di Thailand yang terbit sekitar 20 tahun lalu yang mengatur bahwa setiap keputusan penting terkait kebijakan, anggaran, atau personel terkait militer tidak boleh diputuskan oleh menteri tetapi melalui keputusan majelis militer, yang mayoritas adalah pejabat senior militer.

“Hal tersebut menghalangi prinsip kontrol sipil terhadap militer. Jadi, kami mengusulkan untuk mengubah undang-undang tersebut dan melakukan normalisasi serta memastikan adanya kendali sipil atas militer,” katanya.

Contoh terbesar sisa-sisa pengaruh rezim militer di Thailand, menurut Parit, adalah konstitusi Thailand sendiri yang menuai kritik karena dianggap memungkinkan militer mengendalikan pemerintah.

Parit berpendapat, kunci menyelesaikan masalah tersebut adalah menyerukan penyusunan konstitusi baru. Dalam pandangan MFP, katanya, jika Thailand menginginkan konstitusi baru yang demokratis maka memerlukan majelis konstituante yang dipilih sepenuhnya.

Pilihan Editor: Thailand Menyelesaikan Pemilihan Senat Pertama dalam Satu Dekade

Advertising
Advertising

NABIILA AZZAHRA

Berita terkait

Menengok Krisis Moneter Asia 1997: Asal, Usul, Penyebab dan Dampaknya

2 jam lalu

Menengok Krisis Moneter Asia 1997: Asal, Usul, Penyebab dan Dampaknya

Krisis mata uang di Asia Tenggara pada tahun 1997, yang sering disebut sebagai Krisis Moneter Asia, dimulai dari Thailand.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Cs Terhambat Maju Jadi Pimpinan KPK, Pakar Hukum: MK Harus Konsisten dengan Putusan Sebelumnya Soal Batas Usia

9 jam lalu

Novel Baswedan Cs Terhambat Maju Jadi Pimpinan KPK, Pakar Hukum: MK Harus Konsisten dengan Putusan Sebelumnya Soal Batas Usia

Novel Baswedan dan eks penyidik KPK lainnya terhambat mencalonkan diri sebagai pimpinan KPK. Pakar hukum Feri Amsari menuntut konsistensi MK soal usia

Baca Selengkapnya

AFRICOM Pastikan Tak Punya Niat Bangun Pangkalan Militer di Zambia

2 hari lalu

AFRICOM Pastikan Tak Punya Niat Bangun Pangkalan Militer di Zambia

Unjuk rasa terjadi di Zambia buntut waswas Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa, yang menduga Amerika Serikat sedang memiliterisasi Zambia

Baca Selengkapnya

Liburan ke Thailand saat Musim Hujan Ini yang Harus Disiapkan

2 hari lalu

Liburan ke Thailand saat Musim Hujan Ini yang Harus Disiapkan

Musim hujan di Thailand biasanya antara Juli hingga Oktober

Baca Selengkapnya

Thailand Gencarkan Promosi Yaowarat Usai Ditampilkan dalam MV Lisa BLACKPINK

2 hari lalu

Thailand Gencarkan Promosi Yaowarat Usai Ditampilkan dalam MV Lisa BLACKPINK

Setelah Yaowarat ditampilkan dalam video musik Lisa BLACKPINK, pemerintah Thailand ingin mempromosikan kawasan itu untuk menggaet wisatawan

Baca Selengkapnya

Anggota Parlemen Thailand Berkunjung ke Tempo Belajar Demokrasi dan Kebebasan Pers

3 hari lalu

Anggota Parlemen Thailand Berkunjung ke Tempo Belajar Demokrasi dan Kebebasan Pers

Anggota parlemen Thailand berkunjung ke Tempo mempelajari demokrasi, kebebasan pers dan berpendapat, serta antikorupsi.

Baca Selengkapnya

Menjelajah Jalanan Yaowarat Lokasi Styuting MV Rockstar Lisa BLACKPINK

3 hari lalu

Menjelajah Jalanan Yaowarat Lokasi Styuting MV Rockstar Lisa BLACKPINK

Seperti debut solonya, Lisa BLACKPINK menonjolkan budaya Thailand dalam video musik ROCKSTAS

Baca Selengkapnya

Jenderal Pemimpin Kudeta Bolivia Jalani Penahanan Sementara Selama Enam Bulan

3 hari lalu

Jenderal Pemimpin Kudeta Bolivia Jalani Penahanan Sementara Selama Enam Bulan

Juan Jose Zuniga, jenderal pemimpin kudeta Bolivia yang gagal, diperintahkan menjalani "penahanan pencegahan" selama enam bulan

Baca Selengkapnya

Separuh dari Populasi Sudan Menghadapi Kerawanan Pangan Akut

4 hari lalu

Separuh dari Populasi Sudan Menghadapi Kerawanan Pangan Akut

Lebih dari populasi di Sudan menghadapi kerawanan pangan akut dampak dari perang yang berkecamuk selama 14 bulan

Baca Selengkapnya

Terancam Dibubarkan, Partai Move Forward Thailand Tunggu Keputusan Mahkamah Konstitusi Bulan Depan

4 hari lalu

Terancam Dibubarkan, Partai Move Forward Thailand Tunggu Keputusan Mahkamah Konstitusi Bulan Depan

Juru bicara Partai Move Forward (MFP) Thailand memperkirakan keputusan Mahkamah Konstitusi dalam kasus pembubaran partainya akan diumumkan awal bulan depan.

Baca Selengkapnya