Kementerian Luar Negeri Yakin Konflik Rusia Ukraian Bisa Diselesaikan melalui Perundingan dan Negosiasi

Reporter

Tempo.co

Selasa, 18 Juni 2024 09:00 WIB

Kantor Kementerian Luar Negeri RI di Jln. Pejambon, Jakarta. Sumber: Suci Sekar/Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI berkeyakinan konflik Rusia Ukraian harus diselesaikan melalui perundingan dan negosiasi yang melibatkan pihak-pihak dalam konflik. Dalam KTT perdamaian yang ditutup pada 16 Juni 2024, Kementerian Luar Negeri juga telah menyampaikan hukum internasional, termasuk hukum kemanusiaan internasional dan Piagam PBB, harus ditegakkan, tidak hanya di Ukraina tapi juga di Gaza.

Dalam KTT perdamaian yang digagas Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menunjuk Duta Besar RI untuk Swiss Ngurah Swajaya untuk hadir sebagai Special Envoy Menlu RI pada pertemuan tersebut. Kehadiran Special Envoy Indonesia mencerminkan komitmen kuat Indonesia terhadap penegakan hukum internasional dan Piagam PBB.

“Indonesia menilai ‘Joint Communique’ akan lebih efektif bila disusun secara inklusif dan berimbang,” demikian keterangan Kementerian Luar Negeri RI, Senin, 17 Juni 2024.

Puluhan negara yang hadir di KTT perdamaian, kompak mendesak agar dilakukan dialog antara seluruh pihak yang tersangkut dalam perang Ukraina supaya bisa menemukan penyelesaian abadi bagi konflik Rusia-Ukraina. Dalam kesimpulan akhir KTT perdamaian juga menegaskan prinsip-prinsip kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas teritorial pada seluruh negara bagian, termasuk Ukraina yang wilayah perbatasannya diakui secara internasional. Lebih dari 99 negara berkumpul di resort Burgenstock, Swiss, untuk menghadiri KTT perdamaian yang ditujukan untuk mendiskusikan sejumlah proposal keluar dari konflik Rusia-Ukraina.

Presiden Volodymyr dalam pidato penutupan KTT perdamaian mengutarakan harapan seluruh hasil dalam rapat akbar ini bisa dicapai dalam tempo secepat-cepatnya. Namun saat yang sama dia menuding Rusia tidak siap untuk sebuah perdamaian.

Advertising
Advertising

Zelensky sebelumnya pada Februari 2024 mengungkapkan 31 ribu tentara Ukraina gugur sejak invasi besar-besaran Rusia dua tahun lalu. Angka ini merupakan versi resmi pertama yang diungkapkan Zelensky selama lebih dari setahun terakhir. Zelensky mengatakan dia tidak dapat mengungkapkan jumlah korban luka karena akan membantu perencanaan militer Rusia.

"Sebanyak 31 ribu tentara Ukraina gugur dalam perang ini. Bukan 300 ribu, bukan 150 ribu. Ini adalah kerugian besar bagi kami," ujarnya.

Pilihan editor: 5 Tenaga Bidang Kesehatan Indonesia Ikuti Program Pertukaran di Amerika Serikat

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Kunjungi AS, Zelensky Sempatkan Bertemu Donald Trump yang Kerap Kritik Bantuan ke Ukraina

1 hari lalu

Kunjungi AS, Zelensky Sempatkan Bertemu Donald Trump yang Kerap Kritik Bantuan ke Ukraina

Pertemuan ini merupakan sebuah kejutan, mengingat Zelensky sudah bertemu dengan Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris

Baca Selengkapnya

Ketua DPR AS Minta Volodymyr Zelensky Pecat Duta Besar Ukraina untuk Amerika Serikat

2 hari lalu

Ketua DPR AS Minta Volodymyr Zelensky Pecat Duta Besar Ukraina untuk Amerika Serikat

Volodymyr Zelensky diminta memecat Duta Besar Ukraina untuk Amerika Serikat karena dituduh melakukan intervensi pilpres AS

Baca Selengkapnya

Donald Trump Curiga Ukraina Ingin Kamala Harris Menangkan Pilpres AS

3 hari lalu

Donald Trump Curiga Ukraina Ingin Kamala Harris Menangkan Pilpres AS

Volodymyr Zelensky meragukan klaim-klaim Donald Trump bahwa dia bisa dengan cepat mengakhiri perang Ukraina.

Baca Selengkapnya

Rusia Hargai Semua Usulan Perdamaian tapi Harus Realistis

3 hari lalu

Rusia Hargai Semua Usulan Perdamaian tapi Harus Realistis

Rusia menghargai semua negara yang mengusulkan cara memulihkan perdamaian dan siap bekerja sama dengan semua pihak untuk menghentikan permusuhan

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri dan KBRI Beirut Memantau dari Dekat Situasi di Lebanon.

4 hari lalu

Kementerian Luar Negeri dan KBRI Beirut Memantau dari Dekat Situasi di Lebanon.

KBRI Beirut telah meningkatkan status menjadi Siaga 1 untuk seluruh wilayah Lebanon. Jumlah WNI di Lebanon saat ini 159 orang

Baca Selengkapnya

Volodymyr Zelensky Minta Amerika Serikat Tegas ke Rusia

4 hari lalu

Volodymyr Zelensky Minta Amerika Serikat Tegas ke Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berharap ada tindakan tegas Amerika Serikat terhadap Rusia sebab dia yakin itu cara mengakhiri perang.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Pastikan KUAI KBRI Islamabad dan Korps Diplomatik Selamat dari Serangan Bersenjata

5 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Pastikan KUAI KBRI Islamabad dan Korps Diplomatik Selamat dari Serangan Bersenjata

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi serangan bersenjata pada KUAI KBRI Islamabad dan seluruh rombongan korps diplomatik

Baca Selengkapnya

Jadi Negosiator Pembebasan Pilot Susi Air, Ini Sepak Terjang Juha Christensen

5 hari lalu

Jadi Negosiator Pembebasan Pilot Susi Air, Ini Sepak Terjang Juha Christensen

Juha Christensen, yang disebut jadi negoisator pilot Susi Air, sebelumnya pernah terlibat dalam negosiasi damai antara pemerintah RI dengan GAM.

Baca Selengkapnya

5 Cara Menghadapi Konflik Antara Orang Tua dan Anak Menurut Psikolog

6 hari lalu

5 Cara Menghadapi Konflik Antara Orang Tua dan Anak Menurut Psikolog

Menghadapi konflik antara orang tua dan anak bisa menjadi tantangan, tetapi dengan pendekatan yang tepat, hubungan dapat menjadi lebih kuat.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Pastikan Tak Ada WNI Korban Ledakan di Lebanon

7 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Pastikan Tak Ada WNI Korban Ledakan di Lebanon

KBRI Beirut telah menjalin komunikasi dengan simpul WNI di Lebanon dan tidak ada WNI yang menjadi korban ledakan pada perangkat komunikasi

Baca Selengkapnya