Menteri Pendidikan Jerman Didesak Mengundurkan Diri karena Dituduh Menolak Unjuk Rasa Pro-Palestina

Sabtu, 15 Juni 2024 14:00 WIB

Wanita memegang plakat saat orang-orang mengambil bagian dalam demonstrasi mendukung warga Palestina di Gaza, di Frankfurt, Jerman. Kai Pfaffenbach/Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 2 ribu akademisi menandatangani surat terbuka yang menuntut Menteri Pendidikan Jerman Bettina Stark-Watzinger mengundurkan diri karena berupaya memberi sanksi kepada mereka yang mendukung hak mahasiswa untuk melakukan unjuk rasa pro-Palestina.

“Akademisi di Jerman mengalami serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap hak-hak dasar mereka, pada peringatan 75 tahun Undang-Undang Dasar,” kata para akademisi dalam sebuah pernyataan pada Jumat, 14 Juni 2024, seperti dikutip kantor berita Anadolu.

Stark-Watzinger semakin mendapat kecaman setelah laporan media mengungkap kementeriannya telah memeriksa surat terbuka yang dirilis oleh para akademisi tersebut, dan sejak bulan lalu mulai meninjau kemungkinan menghentikan dana untuk studi mereka. Para akademisi menekankan tindakan yang diambil Kementerian Pendidikan Jerman baru-baru ini membuat posisi Stark-Watzinger sebagai menteri tidak dapat dipertahankan.

Mereka berpendapat, penarikan dana secara ad personam atas dasar pernyataan politik yang mereka buat bertentangan dengan isi Undang-Undang Dasar Jerman, yang menjamin pengajaran dan penelitian gratis.

“Perintah internal untuk memeriksa sanksi politik semacam itu merupakan tanda ketidaktahuan konstitusional dan penyalahgunaan kekuasaan secara politik,” kata para akademisi.

Rencana pemerintah Jerman melakukan penarikan dana penelitian dinilai “menggambarkan semakin besarnya keretakan antara pengambil keputusan di Kementerian Pendidikan dan Penelitian Federal” dan akademisi yang melakukan penelitian dan pengajaran.

“Melalui efek intimidasinya saja, tindakan Menteri ini berisiko merusak secara permanen hak kebebasan akademik yang telah diperoleh dengan susah payah dari campur tangan politik dan negara,” kata para akademisi.

Pada 8 Mei 2024, lebih dari 300 akademisi dari universitas-universitas Berlin menyatakan dukungan mereka terhadap para mahasiswa yang mendirikan kamp protes pro-Palestina di kampus Freie Universität Berlin.

“Terlepas dari apakah kami setuju dengan tuntutan khusus dari kamp protes, kami membela mahasiswa kami, dan membela hak mereka untuk melakukan protes damai, yang juga mencakup pendudukan halaman universitas,” kata mereka.

Para akademisi menuduh manajemen universitas menjadikan para demonstran sebagai sasaran “kekerasan polisi.”

Laporan media Jerman mengungkap bahwa beberapa hari setelah surat terbuka ini, kantor Stark-Watzinger memulai tinjauan hukum untuk mengkaji kemungkinan sanksi berdasarkan undang-undang kepegawaian dan hukum pidana terhadap para akademisi, termasuk opsi untuk mencabut pendanaan untuk studi mereka.

Setelah terungkap, beberapa media menerbitkan kritik terhadap keputusan itu. Surat kabar der Freitag mengatakan Stark-Watzinger “membahayakan kebebasan akademik dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya”. Radio Deutschlandfunk beranggapan pemerintah Jerman boleh saja menolak isi surat terbuka itu, namun mempertimbangkan penarikan dana penelitian hanya karena para akademisi mengungkapkan pendapat secara terbuka adalah hal yang “benar-benar tidak dapat diterima”.



ANADOLU

Pilihan editor: Jika Perang Melawan Israel, Ini yang akan Dihadapi Lebanon

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Advertising
Advertising

Berita terkait

5 Hal Penting tentang Oktoberfest dari Budaya Bavaria hingga Siapkan Uang Tunai

14 jam lalu

5 Hal Penting tentang Oktoberfest dari Budaya Bavaria hingga Siapkan Uang Tunai

Oktoberfest di Munich bukan hanya tentang festival bir tapi ada banyak kegiatan di dalamnya

Baca Selengkapnya

Jerman Berikan Bantuan Militer Senilai Rp6,7 T untuk Ukraina

1 hari lalu

Jerman Berikan Bantuan Militer Senilai Rp6,7 T untuk Ukraina

Jerman akan mengirimkan tambahan senjata senilai 400 juta euro atau sekitar sekitar Rp6,7 triliun kepada Ukraina

Baca Selengkapnya

Ketika Volkswagen Akhirnya Tutup Pabrik: Perjuangan Berat Daniela Cavallo Dimulai

1 hari lalu

Ketika Volkswagen Akhirnya Tutup Pabrik: Perjuangan Berat Daniela Cavallo Dimulai

Bagi Daniela Cavallo, kepala dewan pekerja Volkswagen, penutupan pabrik bukan hanya masalah industrial, melainkan juga urusan keluarga.

Baca Selengkapnya

Polemik Pesangon 254 Karyawan PLTU Celukan Bawang, Manajemen Angkat Bicara

2 hari lalu

Polemik Pesangon 254 Karyawan PLTU Celukan Bawang, Manajemen Angkat Bicara

Tak kurang dari 250 karyawan PLTU Celukan Bawang tak jelas kompensasi pesangonnya. Apa kata manajemen?

Baca Selengkapnya

Volodymyr Zelensky Minta Amerika Serikat Tegas ke Rusia

3 hari lalu

Volodymyr Zelensky Minta Amerika Serikat Tegas ke Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berharap ada tindakan tegas Amerika Serikat terhadap Rusia sebab dia yakin itu cara mengakhiri perang.

Baca Selengkapnya

Sejarah Oktoberfest, dari Pernikahan Kerajaan jadi Festival Rakyat Terbesar di Dunia

3 hari lalu

Sejarah Oktoberfest, dari Pernikahan Kerajaan jadi Festival Rakyat Terbesar di Dunia

Acara utama pada Oktoberfest pertama bukanlah minum bir seperti yang dikenal sekarang, melainkan pacuan kuda.

Baca Selengkapnya

Gelar Latihan Bersama TNI AL, Jerman Labuhkan 2 Kapal Perang di Perairan Jakarta

3 hari lalu

Gelar Latihan Bersama TNI AL, Jerman Labuhkan 2 Kapal Perang di Perairan Jakarta

Satuan tugas tentara Angkatan Laut Jerman bakal menggelar latihan bilateral lepas pantai bersama dengan TNI AL di wilayah perairan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Oktoberfest 2024 Resmi Dibuka di Munich, Pengunjung Ditargetkan Capai 6 Juta

4 hari lalu

Oktoberfest 2024 Resmi Dibuka di Munich, Pengunjung Ditargetkan Capai 6 Juta

Oktoberfest pertama diadakan pada tanggal 17 Oktober 1810 untuk merayakan pernikahan Putra Mahkota Ludwig dari Bavaria dengan Theresa dari Saxony.

Baca Selengkapnya

Double Degree Program Studi Lingkungan Swiss German University Sukses Kirim Lulusan Terbaik ke Jerman

6 hari lalu

Double Degree Program Studi Lingkungan Swiss German University Sukses Kirim Lulusan Terbaik ke Jerman

Mahasiswa Swiss German University diajarkan energi baru terbarukan seperti nuklir, hidropower, ocean energy, storage technology, dan menyusul hidrogen

Baca Selengkapnya

Kapal Jerman Berlabuh di Jakarta Peringati Indo-Pacific Deployment 2024

8 hari lalu

Kapal Jerman Berlabuh di Jakarta Peringati Indo-Pacific Deployment 2024

Dalam rangka IPD24, dua kapal Jerman yaitu fregat FGS Baden-Wrttemberg dan FGS Frankfurt am Main melayari Samudra Pasifik dan Hindia.

Baca Selengkapnya