Netanyahu Murka Benny Gantz Mundur dari Kabinet Perang

Selasa, 11 Juni 2024 05:00 WIB

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, bersama Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Menteri Kabinet Benny Gantz, mengadakan konferensi pers di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv, Israel, 28 Oktober 2023. ABIR SULTAN POOL/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengkritik keras langkah Menteri Kabinet Perang Benny Gantz yang mengundurkan diri dari pemerintahan darurat pada Ahad, 9 Juni 2024. Gantz mengumumkan pengunduran dirinya dengan alasan perbedaan mendasar dalam pendekatan strategis perihal serangan Israel di Gaza.

Netanyahu mengatakan dalam sebuah cuitan di media sosial X, “Israel sedang berada dalam perang eksistensial di beberapa bidang. Benny, sekarang bukan waktunya untuk meninggalkan pertarungan, ini waktunya untuk menggabungkan kekuatan.”

Pengamat Kabinet Perang Gadi Eisenkot, mantan kepala staf militer Israel, juga mengumumkan pengunduran dirinya.

“Pintu saya akan tetap terbuka bagi partai Zionis mana pun yang bersedia berbagi beban dan membantu meraih kemenangan atas musuh-musuh kita dan menjamin keselamatan warga negara kita,” tambah Netanyahu.

Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir yang berhaluan sayap kanan meminta untuk bergabung dalam kabinet perang setelah pengunduran diri Gantz.

“Mengingat mundurnya Gantz, saya telah mengajukan permintaan kepada Perdana Menteri untuk bergabung dengan Kabinet Perang. Ini adalah waktunya untuk mengambil keputusan yang berani, untuk melakukan pencegahan nyata, dan untuk menciptakan keamanan di Selatan, Utara, dan seluruh Israel,” kata Ben-Gvir di X.

Bulan lalu, Gantz memberikan ultimatum kepada Netanyahu. Ia menetapkan 8 Juni sebagai batas waktu bagi perdana menteri itu untuk menyusun rencana pascaperang di Gaza atau dia akan meninggalkan koalisi. Netanyahu menepis ultimatum tersebut segera setelah diberikan.

Pada Ahad, Gantz mengatakan politik mengaburkan keputusan strategis penting dalam kabinet Netanyahu. Berhenti ketika para warga Israel yang disandera Hamas masih berada di Gaza dan tentara masih berperang di sana merupakan keputusan yang sangat menyakitkan, kata eks menteri itu.

“Netanyahu menghalangi kita untuk mencapai kemenangan sejati,” kata Gantz dalam konferensi pers yang disiarkan televisi. “Itulah sebabnya kami meninggalkan pemerintahan darurat hari ini, dengan berat hati namun dengan penuh keyakinan.”

Mundurnya Gantz dari pemerintahan darurat melenyapkan satu-satunya kekuatan sentris dalam koalisi sayap kanan Netanyahu. Perdana menteri itu akan kehilangan dukungan dari blok yang telah membantunya memperluas dukungan bagi pemerintah Israel di dalam dan luar negeri, ketika tekanan diplomatik dan domestik meningkat di tengah serangan terhadap Gaza yang telah berlangsung selama delapan bulan.

Meskipun koalisinya masih menguasai 64 dari 120 kursi parlemen, Netanyahu kini harus lebih bergantung pada dukungan politik dari partai-partai ultra-nasionalis. Para pemimpin partai-partai tersebut telah membuat Amerika Serikat sebagai sekutu utama Israel geram, bahkan sebelum serangan di Gaza. Mereka menyerukan pendudukan Israel sepenuhnya di wilayah Palestina tersebut.

ANADOLU

Berita terkait

Yahya Sinwar Tewas, Benjamin Netanyahu Pastikan Perang Gaza Tetap Lanjut

24 menit lalu

Yahya Sinwar Tewas, Benjamin Netanyahu Pastikan Perang Gaza Tetap Lanjut

Benjamin Netanyahu menyatakan perang akan terus berlanjut. Padahal keluarga para sandera di Israel berharap gencatan senjata segara dilakukan.

Baca Selengkapnya

Terungkap, Ini Alasan Negara Arab Segan Melawan Israel

1 jam lalu

Terungkap, Ini Alasan Negara Arab Segan Melawan Israel

Negara-negara Arab segan untuk melawan Israel kzrena beberapa alasan mulai dari aspek politik, ekonomi hingga diplomasi.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Wali Kota Lebanon Tewas, Komandan Al Quds Masih Sehat

3 jam lalu

Top 3 Dunia: Wali Kota Lebanon Tewas, Komandan Al Quds Masih Sehat

Top 3 dunia adalah Wali Kota Lebanon tewas, Komandan Brigade Al Quds masih sehat setelah dikabarkan wafat.

Baca Selengkapnya

ILO: Ekonomi Runtuh, Pengangguran di Gaza Mencapai 80%

7 jam lalu

ILO: Ekonomi Runtuh, Pengangguran di Gaza Mencapai 80%

ILO mengatakan ekonomi Gaza hancur lebur sejak perang Israel Hamas meletus.

Baca Selengkapnya

Ini Kelemahan Israel yang Bikin Netanyahu Kewalahan

12 jam lalu

Ini Kelemahan Israel yang Bikin Netanyahu Kewalahan

Meski dikenal sebagai negara yang kuat di bidang militer, ada beberapa kelemahan Israel yang bisa mengancam stabilitas negara.

Baca Selengkapnya

Politico: AS Tidak Akan Pertimbangkan Hentikan Bantuan Senjata Israel, Ini Alasannya

13 jam lalu

Politico: AS Tidak Akan Pertimbangkan Hentikan Bantuan Senjata Israel, Ini Alasannya

Pejabat senior AS mengirim surat kepada menhan Israel untuk memperbaiki krisis kemanusiaan di Gaza, jika tidak bantuan senjata akan terancam.

Baca Selengkapnya

Alasan Netanyahu Ingin UNIFIL Keluar dari Lebanon

15 jam lalu

Alasan Netanyahu Ingin UNIFIL Keluar dari Lebanon

UNIFIL terus mendapat intimidasi dari Israel dengan serangan-serangan yang menurut mereka tak disengaja.

Baca Selengkapnya

Iran Peringatkan Israel Tak Lancarkan Serangan Balasan

16 jam lalu

Iran Peringatkan Israel Tak Lancarkan Serangan Balasan

Iran memperingatkan Israel agar tidak melakukan serangan balasan. Iran telah meluncurkan ratusan roket ke Israel sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Kenapa Negara Arab Diam Saja Melihat Gaza Dibombardir Israel? Ini 5 Alasannya

18 jam lalu

Kenapa Negara Arab Diam Saja Melihat Gaza Dibombardir Israel? Ini 5 Alasannya

Ada sejumlah alasan mengapa negara Arab diam ketika Gaza dibombardir Israel mulai dari faktor ekonomi hingga tekanan Barat.

Baca Selengkapnya

Israel Hancurkan Situs Makam Putra Nabi Yakub Berusia 2.000 Tahun di Lebanon

19 jam lalu

Israel Hancurkan Situs Makam Putra Nabi Yakub Berusia 2.000 Tahun di Lebanon

Tentara Israel menghancurkan situs bersejarah berusia 2.100 tahun di Mhaibib, Lebanon selatan, di mana makam putra Nabi Yakub, Bunyamin, berada.

Baca Selengkapnya