Hamas Klaim Berhasil Menangkap Tentara Israel di Jabalia

Minggu, 26 Mei 2024 13:08 WIB

Suasana sekolah Shadia Abu Ghazaleh yang rusak setelah serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jabalia di Jalur Gaza utara, 15 Desember 2023. REUTERS/Abed Sabah

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara sayap bersenjata Hamas pada Minggu, 26 Mei 2024, mengklaim menangkap tentara Israel selama pertempuran di Jabalia, Gaza utara pada Sabtu, 25 Mei 2024. Militer Israel membantah klaim tersebut, dan Hamas tidak memerinci berapa banyak tentara yang diculik maupun menunjukkan bukti atas klaimnya.

“Pejuang kami memancing pasukan Zionis untuk melakukan penyergapan di dalam terowongan … Para pejuang mundur setelah mereka meninggalkan semua anggota pasukan (Israel) tewas, terluka, dan ditangkap,” kata Abu Ubaida, juru bicara Brigade Al Qassam, dalam sebuah rekaman yang disiarkan Al Jazeera pada Minggu pagi, 26 Mei 2024.

Militer Israel pada hari yang sama segera membantah klaim tersebut di hari yang sama. “IDF (Pasukan Pertahanan Israel) mengklarifikasi bahwa tidak ada insiden yang menyebabkan seorang tentara diculik,” kata militer dalam sebuah pernyataan.

Hamas merilis sebuah video yang memperlihatkan seseorang yang berlumuran darah diseret di tanah dalam sebuah terowongan, beserta foto-foto seragam militer dan senapan. Kantor berita Reuters yang melihat video tersebut mengatakan tidak dapat memverifikasi identitas orang yang ditampilkan dalam video tersebut maupun kondisinya.

Klaim dari Hamas tentang penangkapan tentara Israel datang beberapa jam setelah munculnya kembali prospek perundingan gencatan senjata antara kedua belah pihak. Seorang sumber berkata kepada Reuters bahwa keputusan telah diambil untuk melanjutkan perundingan pekan depan, setelah badan intelijen Israel Mossad bertemu dengan kepala Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) dan perdana menteri Qatar.

Sumber tersebut, yang menolak disebutkan namanya atau kewarganegaraannya, mengatakan telah diputuskan bahwa “dalam pekan mendatang perundingan akan dibuka berdasarkan proposal baru yang dipimpin oleh mediator, Mesir dan Qatar dan dengan keterlibatan aktif AS.”

Seorang pejabat Hamas kemudian membantah laporan media Israel bahwa perundingan akan dilanjutkan di Kairo, ibu kota Mesir pada Selasa mendatang. “Belum ada tanggalnya,” kata sumber itu kepada Reuters. Negosiasi gencatan senjata dalam pertempuran yang telah mencapai bulan ketujuh ini tak kunjung menghasilkan kesepakatan, ketika Israel menuntut pembebasan semua sandera yang ditahan di Gaza sementara Hamas mengupayakan diakhirinya perang serta pembebasan tahanan Palestina.

Serangan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 35.903 orang dan membuat 80.420 orang lainnya luka-luka, menurut penghitungan Kementerian Kesehatan Gaza. Israel memulai serangan besar-besaran di Gaza setelah Hamas menyerbu wilayah Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.139 orang dan menyandera lebih dari 250 orang lainnya, menurut penghitungan Al Jazeera berdasarkan angka resmi Israel.



REUTERS

Pilihan editor: Polisi Sita 98 Bungkus Ganja dari Tangan WNA Papua Nugini di Jayapura

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Advertising
Advertising

Berita terkait

Militer Israel Bunuh Komandan Perang Sayap Bersenjata Hamas

25 menit lalu

Militer Israel Bunuh Komandan Perang Sayap Bersenjata Hamas

Militer Israel mengklaim telah membunuh salah satu komandan Brigade Al Qassam yang merupakan sayap bersenjata Hamas.

Baca Selengkapnya

Dokter Lintas Batas Ajukan 7 Tuntutan pada Israel dan Amerika Serikat

4 jam lalu

Dokter Lintas Batas Ajukan 7 Tuntutan pada Israel dan Amerika Serikat

Dokter Lintas Batas prihatin selama satu tahun, sekutu Israel terus memberikan dukungan militer, sementara anak-anak di Gaza dibunuh secara massal

Baca Selengkapnya

Dibom Tiap Hari, Dokter Lintas Batas Gambarkan Buruknya Kesehatan Warga Gaza

5 jam lalu

Dibom Tiap Hari, Dokter Lintas Batas Gambarkan Buruknya Kesehatan Warga Gaza

Dokter Lintas Batas menyebut korban pengeboman di Jalur Gaza berjatuhan setiap hari akibat serangan Israel.

Baca Selengkapnya

Ketika Krisis Gaza Meluas ke Lebanon, di Mana Pemimpin Hamas Yahya Sinwar?

6 jam lalu

Ketika Krisis Gaza Meluas ke Lebanon, di Mana Pemimpin Hamas Yahya Sinwar?

Israel masih belum mampu melacak keberadaan Yahya Sinwar setelah setahun berperang.

Baca Selengkapnya

Surat Wasiat Anak Gaza yang Terbunuh Bom Israel: 'Tolong, Jangan Tangisi Saya'

12 jam lalu

Surat Wasiat Anak Gaza yang Terbunuh Bom Israel: 'Tolong, Jangan Tangisi Saya'

Rasha Al-Ar'eer yang berusia 10 tahun menuliskan surat wasiat sebelum terbunuh oleh serangan udara Israel yang menargetkan rumah keluarganya di Gaza.

Baca Selengkapnya

Ketika Mata Dunia Beralih ke Lebanon, Hal Ini yang Ditakutkan Warga Gaza

13 jam lalu

Ketika Mata Dunia Beralih ke Lebanon, Hal Ini yang Ditakutkan Warga Gaza

Serangan-serangan Israel ke Lebanon membuat mata dunia dan laporan-laporan media massa teralihkan dari Gaza.

Baca Selengkapnya

Dilempari Tomat dan Bawang Merah, Menlu Swedia Kabur dari Parlemen saat Debat Palestina

20 jam lalu

Dilempari Tomat dan Bawang Merah, Menlu Swedia Kabur dari Parlemen saat Debat Palestina

Aktivis pro-Palestina dengan tangan bercat merah menuduh Menlu Swedia yang baru diangkat mendukung genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

PBB Pastikan UNIFIL Lanjutkan Misi di Lebanon, Siapkan Skenario Terburuk

20 jam lalu

PBB Pastikan UNIFIL Lanjutkan Misi di Lebanon, Siapkan Skenario Terburuk

PBB memastikan pasukan perdamaian di Lebanon (UNIFIL)akan melanjutkan misinya.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Ungkap Alasan Masih Ada WNI di Lebanon usai Serangan Israel

21 jam lalu

Retno Marsudi Ungkap Alasan Masih Ada WNI di Lebanon usai Serangan Israel

Retno Marsudi mengungkap alasan sejumlah WNI lebih memilih untuk bertahan di Lebanon.

Baca Selengkapnya

Biden: Tak akan Ada Perang Habis-habisan di Timur Tengah, AS akan Lindungi Israel

22 jam lalu

Biden: Tak akan Ada Perang Habis-habisan di Timur Tengah, AS akan Lindungi Israel

Presiden AS Joe Biden mengatakan tidak percaya akan ada "perang habis-habisan" di Timur Tengah

Baca Selengkapnya