AS Kirim Lagi Bantuan Senjata ke Ukraina Rp 4,4 Triliun untuk Usir Rusia
Editor
Dewi Rina Cahyani
Sabtu, 25 Mei 2024 11:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat mengumumkan pengiriman paket senjata dan peralatan baru ke Ukraina senilai US$ 275 juta atau sekitar Rp 4,4 triliun. Bantuan ini untuk mengusir serangan Rusia di dekat Kharkiv, menurut Departemen Luar Negeri.
Menurut Departemen Luar Negeri AS, paket tersebut berisi kemampuan yang sangat dibutuhkan termasuk amunisi untuk HIMARS, peluru artileri 155mm dan 105mm, rudal, sistem anti-lapis baja dan amunisi udara presisi.
Ukraina telah melakukan perlawanan di Kharkiv sejak 10 Mei 2024, ketika ribuan tentara Moskow menyerbu perbatasan. Rusia membuat kemajuan teritorial terbesar dalam 18 bulan terakhir.
“Amerika Serikat hari ini mengumumkan penarikan senjata dan peralatan baru yang signifikan bagi Ukraina untuk mendukung rakyat Ukraina yang pemberani dalam membela negaranya,” kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken.
“Paket senilai US$ 275 juta ini, yang merupakan bagian dari upaya untuk membantu Ukraina mengusir serangan Rusia di dekat Kharkiv, berisi kemampuan yang sangat dibutuhkan,” ujarnya.
Bulan lalu, anggota parlemen AS meloloskan kesepakatan bantuan militer senilai US$ 61 miliar yang telah lama tertunda untuk Ukraina. Dalam beberapa bulan terakhir, terjadi perselisihan di Kongres ketika pasukan Ukraina mengalami kemunduran di medan perang karena kekurangan amunisi dan pendanaan.
Sejak itu, Presiden Joe Biden telah memerintahkan lima tahap bantuan militer untuk dikirim ke Ukraina. “Bantuan dari paket-paket sebelumnya sudah sampai ke garda depan, dan bantuan baru ini akan kami gerakkan secepat mungkin,” kata Blinken.
Serangan di kota Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, menewaskan sedikitnya tujuh orang pada hari Kamis, kata pihak berwenang setempat. Lebih dari 11.000 orang di wilayah yang lebih luas telah dievakuasi sejak Rusia memulai serangan barunya, menurut gubernur setempat Oleg Synegubov.
REUTERS | NDTV
Pilihan editor: Longsor di Negara Tetangga Indonesia, 300 Orang dan Seribuan Rumah Terkubur