Arab Saudi Sambut Pengakuan Negara Palestina oleh Tiga Negara Eropa
Editor
Ida Rosdalina
Rabu, 22 Mei 2024 19:51 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menyambut baik keputusan Norwegia, Irlandia dan Spanyol untuk mengakui negara Palestina pada Rabu, 22 Mei 2024, kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.
Kementerian tersebut menggambarkan langkah tersebut sebagai "positif" dan meminta negara-negara lain untuk mengikutinya.
"Kerajaan menghargai keputusan yang dikeluarkan oleh negara-negara sahabat yang menekankan konsensus internasional tentang hak yang melekat pada rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri," kata kementerian itu dalam pernyataannya.
Keputusan oleh Norwegia, Irlandia dan Spanyol ini diumumkan pada Rabu pagi dengan pengakuan resmi yang akan dilakukan pada 28 Mei, yang membuat Israel marah.
Perkembangan ini merupakan sebuah langkah menuju aspirasi Palestina yang telah lama diperjuangkan, yang terjadi di tengah kemarahan internasional atas jumlah korban jiwa sipil dan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza setelah serangan Israel di sana.
Arab Saudi menyerukan kepada negara-negara lain untuk mengikuti jejak ketiga negara tersebut yang dapat membantu mencapai jalan yang berkelanjutan untuk masalah Palestina.
Sekitar 140 negara telah mengakui negara Palestina - lebih dari dua pertiga anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa - namun tidak ada satu pun negara besar di dunia yang melakukannya.
Kementerian Luar Negeri menyerukan kepada anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang belum mengakui negara Palestina untuk segera melakukannya demi tercapainya perdamaian yang permanen dan adil.
<!--more-->
Tak Ada Normalisasi Hubungan dengan Israel tanpa Negara Palestina
Arab Saudi tidak akan bergerak maju dengan proses normalisasi yang nyata dengan Israel tanpa adanya cakrawala politik yang mengarah pada pembentukan negara Palestina, demikian laporan situs web i24 News, seorang pejabat senior di keluarga kerajaan Saudi mengatakan kemarin.
Pejabat Saudi tersebut menambahkan bahwa "pendirian sebuah negara Palestina merupakan kebutuhan Arab dan Islam, dan jika hal itu ditinggalkan, kerajaan akan digambarkan sebagai pengkhianat," dan menambahkan bahwa "bola sekarang ada di tangan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu."
Pernyataan tersebut muncul setelah berbagai media melaporkan bahwa Penasihat Keamanan Nasional AS, Jack Sullivan, mengatakan bahwa Washington hampir mencapai kesepakatan dengan Arab Saudi terkait normalisasi antara Riyadh dan Tel Aviv.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden berusaha untuk menyelesaikan kesepakatan normalisasi antara Arab Saudi dan Israel, sebelum pemilihan presiden yang akan datang. Namun, Riyadh telah berulang kali mengumumkan bahwa kesepakatan semacam itu bergantung pada pembentukan negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, selain perjanjian keamanan dengan Washington.
Perdana Menteri Israel Benjamin menolak pembentukan negara Palestina. Sementara Presiden Isaac Herzog mengatakan sebelumnya bahwa normalisasi dengan Arab Saudi adalah langkah yang dapat membawa perubahan besar dan radikal dan merupakan sebuah kemenangan.
Pada Minggu, Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed Bin Salman Al Saud, berdiskusi dengan Sullivan tentang cara-cara untuk menemukan jalan yang kredibel menuju solusi dua negara yang memenuhi aspirasi dan hak-hak yang sah dari rakyat Palestina.
Lebih dari 35.600 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 79.600 lainnya terluka, sejak Oktober 2023.
Lebih dari tujuh bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza terbaring dalam reruntuhan di tengah blokade yang melumpuhkan pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang menyebabkan "kelaparan buatan manusia".
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang telah memerintahkan Tel Aviv untuk memastikan pasukannya tidak melakukan tindakan genosida dan mengambil langkah-langkah untuk menjamin bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.
AL ARABIYA | MIDDLE EAST MONITOR
Pilihan Editor: Buntut Pengakuan Negara Palestina, Israel Langsung Tarik Duta Besar untuk Irlandia dan Norwegia