Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Sabtu, 4 Mei 2024 05:00 WIB

Massa Aksi Palestina berkumpul menjelang rapat umum, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Sydney, Australia 3 Mei 2024. REUTERS/Alasdair Pal

TEMPO.CO, Jakarta -Massa pro-Palestina mendirikan tenda di berbagai universitas di seluruh Australia untuk memprotes perang Israel di Gaza, mengikuti gelombang protes yang kian meluas di Amerika Serikat, Kanada dan Prancis.

Salah satu unjuk rasa terjadi di kota Sydney, New South Wales pada Jumat, 3 Mei 2024.

Ratusan demonstran di Universitas Sydney menuntut universitas tersebut melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan dengan Israel, setelah mendirikan perkemahan pekan lalu di luar aula utama salah satu perguruan tinggi terbesar di Australia itu.

Para mahasiswa mengatakan mereka tidak berniat meninggalkan kampus tersebut sampai universitas tersebut memenuhi tuntutan mereka. Wakil rektor Universitas Sydney Mark Scott telah mengatakan bahwa institusinya tidak akan memutuskan hubungan akademis dengan Israel.

Salah satu penyelenggara protes, mahasiswa bernama Deaglan Goodwin, mengatakan hal itu “tidak mengejutkan”.

“Kami belum menerima komunikasi dari universitas sebagai tanggapan atas tuntutan kami, sebagai tanggapan atas seruan kami untuk bertemu secara terbuka dan berdebat mengenai apakah universitas kami harus terlibat,” kata Goodwin, seperti dilansir ABC News pada Kamis.

Hadir di tengah kerumunan lebih dari 300 orang sambil menggendong putranya yang berusia dua tahun, salah satu demonstran bernama Matt, 39 tahun, mengatakan dia datang untuk menunjukkan bahwa bukan hanya pelajar yang marah atas tindakan Israel di Gaza.

“Setelah Anda memahami apa yang sedang terjadi, Anda mempunyai tanggung jawab untuk mencoba dan terlibat serta meningkatkan kesadaran dan menunjukkan solidaritas,” katanya kepada kantor berita Reuters, tanpa menyebutkan nama belakangnya.

Sementara, beberapa ratus meter dari protes di Universitas Sydney dan dipisahkan oleh barisan penjaga keamanan, ratusan orang berkumpul di bawah bendera Australia dan Israel untuk mendengarkan pembicara yang mengatakan protes pro-Palestina membuat mahasiswa dan staf Yahudi merasa tidak aman di kampus.

Sarah, seorang akademisi yang menolak menyebutkan nama aslinya, mengatakan kepada Reuters bahwa “tidak ada ruang bagi orang lain” selama protes berlangsung.

Ia menceritakan pengalamannya berjalan melalui kampus di tengah teriakan ‘Intifada’ dan ‘from the river to the sea’. “Itu menakutkan,” ujarnya.

Scott selaku wakil rektor mengatakan kepada media lokal pada Kamis bahwa kelompok pro-Palestina diperbolehkan tetap berada di kampus karena tidak ada kekerasan seperti yang terjadi di AS.

Meskipun beberapa mobil polisi diparkir di pintu masuk universitas, tidak ada polisi yang hadir pada protes pro-Palestina dan protes tandingan yang dihadiri para mahasiswa Yahudi.

Perkemahan serupa juga bermunculan di universitas-universitas di Melbourne, Adelaide, Canberra, Victoria dan kota-kota lain di Australia.

Pada konferensi pers di Melbourne, anggota parlemen federal Victoria Josh Burns mengatakan para pelajar mempunyai hak mendasar untuk melakukan protes, namun memperingatkan mereka agar tidak meniru tindakan di AS.

“Di Amerika Serikat, keadaan berubah menjadi kekerasan. Orang-orang membombardir dan memecahkan jendela-jendela dan mengubah perkemahan ini menjadi kekerasan,” kata Burns. “Saya tidak ingin hal itu terjadi di Australia.”

Australia, yang sudah lama menjadi sekutu setia Israel, menjadi semakin kritis atas tindakannya di Gaza. Seorang pekerja bantuan Australia yang bertugas untuk badan amal World Central Kitchen (WCK) terbunuh dalam serangan Israel bulan lalu.

Para pengunjuk rasa pro-Palestina mengatakan pemerintah Australia belum berbuat cukup untuk mendorong perdamaian dan memimpin massa dalam seruan menentang Perdana Menteri Anthony Albanese dan pemerintahannya.

Pilihan Editor: Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

REUTERS | ABC

Advertising
Advertising

Berita terkait

Joe Biden Tak Mau Mengundurkan Diri dari Pencalonan Pilpres 2024

2 jam lalu

Joe Biden Tak Mau Mengundurkan Diri dari Pencalonan Pilpres 2024

Joe Biden berjanji tak akan mengundurkan diri dari pilpres 2024. Dia akan mengikuti pemilu ini sampai akhir.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Wabah Virus yang Menyerang Israel

6 jam lalu

5 Fakta Wabah Virus yang Menyerang Israel

Virus West Nile kembali mewabah di Israel, dengan 100 kasus terkonfirmasi dan 8 pasien dalam kondisi kritis.

Baca Selengkapnya

Berusia 104 Tahun, ITB Bangun Fasilitas Baru di Bandung, Jatinangor, dan Observatorium Bosscha

9 jam lalu

Berusia 104 Tahun, ITB Bangun Fasilitas Baru di Bandung, Jatinangor, dan Observatorium Bosscha

Keberadaan fasilitas tersebut menjadi bagian dari proses modernisasi dan penguatan ITB dalam paruh kedua 100 tahun ke depan

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Cerita Karyawan Indofarma yang Belum Digaji Penuh sejak Awal Tahun, Jawaban Presiden Jokowi soal Budi Arie Didesak Mundur

10 jam lalu

Terpopuler: Cerita Karyawan Indofarma yang Belum Digaji Penuh sejak Awal Tahun, Jawaban Presiden Jokowi soal Budi Arie Didesak Mundur

Karyawan Indofarma Group terus menuntut pihak direksi agar membayarkan gaji bulan Juni 2024 yang hingga saat ini tak kunjung dibayarkan.

Baca Selengkapnya

Profil Dick Schoof, Perdana Menteri Belanda yang Baru dilantik Raja Willem-Alexander

20 jam lalu

Profil Dick Schoof, Perdana Menteri Belanda yang Baru dilantik Raja Willem-Alexander

Mantan mata-mata Belanda, Dick Schoof dilantik sebagai Perdana Menteri Baru Belanda. Ini dia profilnya.

Baca Selengkapnya

Muhadjir Effendy Jelaskan Alasan Dukung Mahasiswa Bayar Kuliah Pakai Pinjol

20 jam lalu

Muhadjir Effendy Jelaskan Alasan Dukung Mahasiswa Bayar Kuliah Pakai Pinjol

Menko PMK, Muhadjir Effendy sebelumnya mengatakan tak mempermasalahkan jika mahasiswa membayar uang kuliah menggunakan pinjol.

Baca Selengkapnya

Israel Minta Warga Gaza Mengungsi Lagi, PBB Ingatkan Itu Hanya Memperburuk Penderitaan

1 hari lalu

Israel Minta Warga Gaza Mengungsi Lagi, PBB Ingatkan Itu Hanya Memperburuk Penderitaan

PBB mengingatkan evakuasi besar-besaran hanya akan menambah penderitaan pada warga sipil dan mendorong semakin tinggi krisis kemanusiaan.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Mengakui Tak Berikan yang Terbaik dalam Debat Capres Lawan Donald Trump

1 hari lalu

Joe Biden Mengakui Tak Berikan yang Terbaik dalam Debat Capres Lawan Donald Trump

Joe Biden beralasan tak tampil prima di debat capres gara-gara jet lag setelah sejumlah kunjungan kerja ke luar negeri pada awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Australia dan Kementerian ESDM Kerja Sama Bidang Transisi Energi

1 hari lalu

Australia dan Kementerian ESDM Kerja Sama Bidang Transisi Energi

Australia dan Kementerian ESDM bekerja sama bidang transisi energi dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU)

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Arab Saudi Tangkap 155 Pejabat hingga 5 Kota di Dunia Paling Memicu Stress

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Arab Saudi Tangkap 155 Pejabat hingga 5 Kota di Dunia Paling Memicu Stress

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 2 Juli 2024 diawali oleh kabar KPK Arab Saudi mengumumkan telah menangkap 155 pejabat pemerintah atas tuduhan korupsi

Baca Selengkapnya