Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Reporter

Andika Dwi

Jumat, 26 April 2024 19:00 WIB

Jet tempur Sukhoi Su-35 melaju di sepanjang lapangan terbang selama forum teknis militer internasional "Army-2020" di pangkalan udara Kubinka di Wilayah Moskow 25 Agustus 2020. REUTERS/Maxim Shemetov/File Foto

TEMPO.CO, Jakarta -Atase pertahanan dari Kedutaan Besar Federasi Rusia, Maxim Lukyanov, menyatakan pemerintah Rusia bersedia untuk memasok kembali pesawat tempur Sukhoi Su-35 jika Indonesia tertarik. Sekilas, ia juga menyinggung soal kontrak barter antara kedua negara yang pernah diteken oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) pada 2019.

“Saya bisa katakan kalau Indonesia mau kembali lagi beli pesawat Sukhoi … kami siap untuk pasok ke Indonesia, tentunya kalau ada keinginan dari Jakarta. Kami siap bernegosiasi tentang hal itu,” katanya saat memberi pengarahan pers bersama chargé d’affaires atau kuasa usaha kedubes, Veronika Novoseltseva di Jakarta pada Rabu, 24 April 2024.

Sebelumnya, pada 2019, Kemenhan pernah berencana melakukan barter hasil perkebunan dengan 11 pesawat tempur Sukhoi Su-35. Kontrak perdagangan tersebut bernilai US$1,14 miliar atau sekitar Rp15,16 triliun (dengan kurs Rp 13.300), sesuai dengan informasi yang disampaikan oleh Kementerian Pertahanan.

Menteri Pertahanan RI saat itu, Ryamizard Ryacudu, menyatakan proses pembahasan dan penandatanganan kontrak telah selesai dilakukan, tetapi proses tersebut terhenti di pihak Kementerian Perdagangan (Kemendag). Dua tahun kemudian, pada 2021, Kemendag menyatakan bahwa barter tersebut belum direalisasikan.

Spesifikasi Sukhoi Su-35

Melansir United Aircraft Corporation Russia, pesawat Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih dari generasi kelima. Sampel penerbangan pertama dari pesawat Su-35 dirakit di KnAAZ pada Agustus 2007.

Advertising
Advertising

Penerbangan perdana pesawat tempur Rusia yang baru itu berlangsung pada 19 Februari 2008 dan pilot yang menerbangkannya adalah Sergey Bogdan. Tes penerbangan mengonfirmasi karakteristik penerbangan utama yang diharapkan dari pesawat. Pesawat prototipe kedua mengikuti tes pada 2 Oktober 2008.

Teknologi terbaru di Sukhoi Su-35 memberikan keunggulan bagi pesawat ini asar global dibandingkan dengan pesawat tempur multifungsi generasi keempat lainnya. Sukhoi Su-35 memiliki kapasitas muatan maksimum sebesar 8000 kilogram dan dapat dioperasikan oleh satu orang.

Pesawat tempur ini juga dilengkapi dengan 12 cantelan untuk membawa senjata. Setiap sayapnya memiliki empat cantelan yang mampu membawa berbagai jenis senjata, mulai dari rudal Vympel R-27, rudal jarak jauh Kh-58USHE, rudal anti-radiasi Kh-31P, hingga rudal jarak jauh Kh-59MK.

Pesawat ini juga dapat dipersenjatai dengan berbagai bom berpemandu, termasuk bom yang dipandu TV KAB-500Kr.

Pesawat tempur Sukhoi Su-35 dilengkapi dengan dua mesin turbofan Sturn / UFA AL-31F 117S yang dilengkapi dengan kontrol nozzle thrust-vectoring. Setiap mesin mampu memberikan daya dorong sebesar 86.3kN atau 142.2KN dengan menggunakan afterburner. Dengan mesin tersebut, Su-35 dapat mencapai kecepatan maksimum hingga 2.390 km/jam.

Radar Irbis-E yang terpasang pada pesawat Su-35 adalah array bertahap multimode X-band yang diproduksi oleh Tikhomirov Scientific-Research Institute of Instrument Design (NIIP). Ini adalah radar berkinerja tinggi yang dirancang khusus untuk pesawat Su-35. Kemampuannya termasuk mendeteksi pesawat siluman dan low-observable, kendaraan udara tak berawak, dan rudal dengan penampang radar sekecil 0,01m pada jarak hingga 90km.

Pilihan Editor: Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

RIZKI DEWI AYU | NABIILA AZZAHRA A.

Berita terkait

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

11 jam lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Ekonomi Indonesia Terlalu Bergantung pada Sumber Daya Alam

21 jam lalu

Ekonom Sebut Ekonomi Indonesia Terlalu Bergantung pada Sumber Daya Alam

Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin kondisi ekonomi Indonesia dalam masalah karena terlalu tergantung pada sumber daya alam.

Baca Selengkapnya

PBB Sahkan Resolusi Indonesia soal Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

1 hari lalu

PBB Sahkan Resolusi Indonesia soal Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

PBB melalui UNODC mengesahkan resolusi yang diajukan Indonesia mengenai penanganan anak yang terasosiasi dengan kelompok teroris.

Baca Selengkapnya

Malaysia Tangkap 20 Anggota Jamaah Islamiyah Pascaserangan Kantor Polisi di Johor Bahru

2 hari lalu

Malaysia Tangkap 20 Anggota Jamaah Islamiyah Pascaserangan Kantor Polisi di Johor Bahru

Lebih dari 20 orang yang diyakini anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) telah ditangkap polisi Malaysia.

Baca Selengkapnya

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

2 hari lalu

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

3 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Prediksi Dua Pos Anggaran yang Bakal Dialihkan untuk Program Makan Siang Gratis

3 hari lalu

Faisal Basri Prediksi Dua Pos Anggaran yang Bakal Dialihkan untuk Program Makan Siang Gratis

Ekonom senior Faisal Basri memprediksi dua sumber anggaran yang kemungkinan dapat dialihkan untuk mendanai makan siang gratis

Baca Selengkapnya

Prabowo Kunjungi Korban Banjir di Sumbar usai Lawatan Luar Negeri

3 hari lalu

Prabowo Kunjungi Korban Banjir di Sumbar usai Lawatan Luar Negeri

Prabowo mengunjungi korban banjir Sumbar seusai lawatannya dari Qatar dan Uni Emirat Arab. Ia menyatakan turut berduka cita atas musibah itu.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

3 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

3 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya