Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Selasa, 26 Maret 2024 07:30 WIB

Petugas penegak hukum Rusia berjaga di dekat tempat konser Balai Kota Crocus yang terbakar menyusul insiden penembakan, di luar Moskow, Rusia, 22 Maret 2024. REUTERS/Maxim Shemetov

TEMPO.CO, Jakarta - Badan keamanan Rusia sangat efektif dalam menahan lawan-lawan Vladimir Putin, namun lengah karena penembakan massal di dekat Moskow, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang prioritas, sumber daya, dan pengumpulan intelijen mereka. Apa yang terjadi? Berikut analis beberapa pengamat tentang serangan paling mematikan di Rusia selama dua dekade tersebut:

FSB Terlalu Sibuk

Dituduh memburu penyabot Ukraina di Rusia, mengawasi aktivis anti-Kremlin, dan mengganggu operasi badan intelijen asing yang bermusuhan, FSB, lembaga penerus utama KGB era Soviet, tampaknya sangat sibuk.

Hal ini, menurut mantan pejabat intelijen AS dan analis keamanan Barat, membantu menjelaskan mengapa FSB mengabaikan ancaman lain, termasuk ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok militan Islam, seperti ISIS-K, yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

"Anda tidak bisa melakukan semuanya," kata Daniel Hoffman, mantan perwira operasi senior CIA yang menjabat sebagai kepala stasiun Moskow, kepada Reuters.

Advertising
Advertising

"Anda meningkatkan tekanan pada penduduk setempat dan terkadang Anda tidak mendapatkan informasi intelijen yang Anda butuhkan tentang potensi serangan teroris. Di situlah mereka gagal. Mungkin saja mereka terlalu lelah berurusan dengan perang di Ukraina dan berurusan dengan oposisi politik. Yang satu ini lolos dari perhatian mereka."

Peringatan Barat yang Dilewatkan

Nina Krushcheva, seorang profesor hubungan internasional di The New School di New York, mengatakan bahwa FSB tampaknya telah memasukkan ISIS ke dalam radarnya.

Namun, ia mengatakan pandangan Putin bahwa Rusia terkunci dalam perjuangan eksistensial dengan Barat yang dipimpin AS akan menyulitkan Moskow untuk menerima begitu saja peringatan keamanan dari AS.

"Ada banyak ketidakpercayaan. Bukan berarti Amerika tidak terlibat dalam kesalahan informasi," katanya.

"Di dunia Putin, di mana ini adalah pertarungan eksistensial antara Rusia dan Barat yang ingin melemahkan dan menghancurkan Rusia, tentu saja dia tidak akan mempercayainya karena bagaimana dia tahu dari latar belakang KGB-nya sendiri bahwa Amerika sedang tidak menciptakan (operasi) bendera palsunya sendiri."

Operasi bendera palsu adalah tindakan yang dilakukan dengan maksud menyamarkan sumber tanggung jawab untuk menimpakan kesalahan pada pihak lain.

Berita terkait

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

1 hari lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Pelantikan Putin sebagai Presiden Rusia, Ini Respons dari AS dan Negara-negara Eropa

1 hari lalu

Pelantikan Putin sebagai Presiden Rusia, Ini Respons dari AS dan Negara-negara Eropa

Vladimir Putin diambil sumpahnya untuk masa jabatan kelima sebagai presiden Rusia dalam sebuah upacara di Kremlin, Selasa.

Baca Selengkapnya

Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

1 hari lalu

Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

Lagi-lagi terjadi penembakan di Amerika Serikat, kali ini terjadi di Buffalo yang menewaskan seorang remaja putri dan melukai lima orang lainnya.

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

2 hari lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

2 hari lalu

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia menanggapi laporan media bahwa Rusia memasukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke dalam daftar buronan.

Baca Selengkapnya

Hari Ini, Putin Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Masa Jabatan ke-5

2 hari lalu

Hari Ini, Putin Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Masa Jabatan ke-5

Pelantikan Vladimir Putin sebagai presiden Rusia untuk masa jabatan kelima pada upacara pelantikan yang akan digelar di Moskow.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

12 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

13 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

14 hari lalu

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.

Baca Selengkapnya

Putin Buka Suara Soal Serangan Israel, Iran Sebut Terpaksa

21 hari lalu

Putin Buka Suara Soal Serangan Israel, Iran Sebut Terpaksa

Putin menelepon Ebrahim Raisi untuk membahas serangan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya