Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

Selasa, 26 Maret 2024 07:00 WIB

Pemimpin junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintah terpilih melalui kudeta pada 1 Februari 2021, memimpin parade tentara pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, 27 Maret 2021. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta -Junta Myanmar masih berencana mengadakan pemilu jika ada perdamaian dan stabilitas di negara itu, kata ketua junta Min Aung Hlaing. Namun, dia mengatakan ada kemungkinan pemilu Myanmar berikutnya tidak dapat diselenggarakan secara nasional.

Ketua Dewan Administrasi Negara Myanmar sekaligus Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar tersebut menyatakan hal itu dalam sebuah wawancara dengan kantor berita TASS, yang terbit pada Senin, 25 Maret 2024.

Min Aung Hlaing mengatakan militer yang telah berkuasa sejak kudeta tiga tahun lalu itu masih berencana mengembalikan negara itu kepada pemerintahan demokratis.

“Jika negara ini damai dan stabil, kami memiliki rencana untuk menyelenggarakan pemilu di wilayah terkait sebanyak yang kami bisa meskipun pemilu tersebut tidak diadakan secara nasional berdasarkan undang-undang,” katanya, seperti dikutip dari media pemerintah Myanmar.

Myanmar dilanda kekacauan sejak junta militer melancarkan kudeta pada Februari 2021. Junta merebut kekuasaan dari pemerintahan terpilih yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi.

Advertising
Advertising

Kemarahan atas tindakan keras militer pun memicu gerakan perlawanan dan intensifikasi pertempuran dengan kelompok pemberontak etnis minoritas.

Aliansi kelompok pro-demokrasi telah melancarkan serangan terkoordinasi sejak Oktober 2023 terhadap pos-pos militer junta di negara bagian Shan yang berbatasan dengan Cina, juga di Rakhine bagian barat.

Militer telah menghantam balik para milisi etnis minoritas di bagian utara dan timur. Mereka dituduh melakukan kekejaman sistematis oleh para penentangnya, namun membantah hal tersebut.

Junta telah berulang kali memperpanjang keadaan darurat di Myanmar setiap enam bulan, dengan alasan perlunya menstabilkan negara dan menghancurkan lawan-lawannya, yang digambarkan sebagai teroris.

Mereka telah mengerahkan artileri berat dan jet tempur untuk mencoba menekan milisi yang bersekutu dengan pemerintah bayangan dan pemberontak etnis minoritas. Imbasnya, lebih dari 2,3 juta orang mengungsi sejak kerusuhan pasca kudeta, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Para pengkritik junta dan negara-negara Barat mengatakan pemilu di Myanmar akan sia-sia. Lebih dari 40 partai telah dibubarkan sejak kudeta, dan peraturan yang berlaku menyulitkan partai baru untuk membentuk atau menantang proksi militer.

Pilihan Editor: Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

REUTERS

Berita terkait

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

7 jam lalu

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

8 jam lalu

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

Cina memperpanjang kebijakan bebas visa untuk 12 negara di Eropa dan Asia setelah kunjungan kerja Presiden Xi Jinping ke Prancis

Baca Selengkapnya

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

13 jam lalu

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

17 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

PPP Sebut Achmad Baidowi Cocok Dampingi Khofifah di Pilgub Jawa Timur, Ini Profilnya

1 hari lalu

PPP Sebut Achmad Baidowi Cocok Dampingi Khofifah di Pilgub Jawa Timur, Ini Profilnya

PPP sodorkan Achmad Baidow mendampingi Khofifah Indar Parawansa yang maju untuk periode kedua Pilgub Jawa Timur. Begini sosoknya?

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

1 hari lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

1 hari lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

2 hari lalu

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

Analis teknologi memperkirakan Xiaomi 15 bakal menyerupai generasi sebelumnya ihwal jadwal rilis dan tenggat distribusi.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

2 hari lalu

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

Faisal Basri menyebut industrialisasi nikel lebih memberikan keuntungan kepada investor asing tanpa memerhatikan kerugian bagi Indonesia

Baca Selengkapnya

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

3 hari lalu

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

Jonatan Christie menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang memetik poin saat kalah lawan Cina 1-3 di final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya