Cina Bangun Pangkalan Militer Besar-besaran di Laut Cina Selatan Dekat Taiwan

Reporter

Rabu, 20 Maret 2024 15:35 WIB

Pasukan militer Taiwan berlabuh di Kepulauan Pratas di ujung utara Laut Cina Selatan pada 12 Agustus 2017. [TAIPEH TIMES]

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Taiwan pada Rabu, 20 Maret 2024, mengumumkan Cina telah membangun pangkalan militer besar-besaran di tiga pulau yang ada di Laut Cina Selatan, dekat Taiwan. Meski begitu, Taipe memastikan tak ingin mencari perkara yang bisa memantik ketegangan lebih lanjut di perairan strategis itu.

Baik Cina dan Taiwan sama-sama mengklaim punya teritorial di Laut Cina Selatan, namun Taiwan hanya mengendalikan satu pulau kecil di Kepulauan Spratly yang diperebutkan di Laut Cina Selatan. Pulau kecil milik Taiwan itu disebut Aba atau Taipe memanggilnya Taiping.

Beberapa anggota parlemen dari partai berkuasa di Taiwan maupun oposisi, sama-sama menyerukan para Presiden Taiwan Tsai Ing-wen agar kunjungan kerja ke Aba sebelum masa tugasnya habis pada Mei 2024. Kunjungan Tsai itu, diharapkan menjadi bentuk ketegasan Taiwan terhadap kedaulatannya dan Tsai bisa melihat langsung pelabuhan Taiwan yang baru direnovasi sehingga bisa menampung kapal-kapal yang lebih besar.

Dua presiden Taiwan sebelumnya sudah pernah ke Pulau Aba, namun Tsai selama menjabat orang nomor satu di Taiwan - belum pernah ke sana. Kementerian Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengatakan tidak diragukan lagi Pulau Aba milik Taiwan dan pemerintah akan mempertahankan kedaulatan atas pulau tersebut. Cina punya hak untuk membangun dan mempertahankan apa yang diyakini sebagai teritorialnya.

Di Laut Cina Selatan, Taiwan juga menguasai Kepulauan Pratas yang letaknya dibagian utara perairan tersebut. Angkatan Udara Cina dan Angkatan Laut Cina sering beroperasi di dekat area yang diklaim milik Beijing, namun klaim itu ditolak Taipe. Vietnam, Malaysia dan Brunei Darussalm juga mengklaim punya wilayah perairan di Laut Cina Selatan, selain Taiwan.

Advertising
Advertising

Selain ancaman kedaulatan, pembangunan pulau-pulau buatan di Laut Cina Selatan yang dilakukan beberapa negara bersengketa juga telah merusak ekosistem laut karena mengeruk sebagian besar dari terumbu karang (coral reef) hingga menyebabkan kerusakan lingkungan yang sangat besar.

Bukan hanya letaknya yang strategis untuk, Laut Cina Selatan juga dikenal kaya akan sumber daya mineral, minyak dan menampung jalur dagang paling gemuk di dunia

Sumber: Reuters

Pilihan editor: Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Top 3 Dunia: Daftar Orang Terkaya di Singapura dan Korsel, Cina Diminta Bantu Negara Miskin

13 jam lalu

Top 3 Dunia: Daftar Orang Terkaya di Singapura dan Korsel, Cina Diminta Bantu Negara Miskin

Top 3 dunia kemarin adalah daftar konglomerat Singapura dan Korsel yang masuk daftar Forbes hingga Cina diminta membantu negara miskin dari utang.

Baca Selengkapnya

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

18 jam lalu

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina

Baca Selengkapnya

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

1 hari lalu

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

1 hari lalu

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

Cina memperpanjang kebijakan bebas visa untuk 12 negara di Eropa dan Asia setelah kunjungan kerja Presiden Xi Jinping ke Prancis

Baca Selengkapnya

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

1 hari lalu

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

1 hari lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Liburan ke Pulau Belakang Padang Batam, Naik Becak Keliling Kampung

2 hari lalu

Liburan ke Pulau Belakang Padang Batam, Naik Becak Keliling Kampung

Becak di Pulau Belakang Padang dulunya merupakan transportasi utama warga, tapi kini untuk mengantar wisatawan saja.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

2 hari lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

3 hari lalu

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

Analis teknologi memperkirakan Xiaomi 15 bakal menyerupai generasi sebelumnya ihwal jadwal rilis dan tenggat distribusi.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

3 hari lalu

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

Faisal Basri menyebut industrialisasi nikel lebih memberikan keuntungan kepada investor asing tanpa memerhatikan kerugian bagi Indonesia

Baca Selengkapnya