Israel Dituding Rencanakan Pembantaian Warga Penerima Bantuan di Gaza

Reporter

Tempo.co

Senin, 4 Maret 2024 15:40 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Serangan Israel terhadap warga Palestina yang menantikan bantuan kemanusiaan pada Kamis pagi di Gaza, yang menewaskan 118 orang dan melukai lebih dari 750 lainnya, telah direncanakan oleh Tel Aviv, menurut laporan The New York Times, Minggu.

Al-Sholi, seorang sopir taksi berusia 34 tahun, mengatakan bahwa dia pergi menunggu konvoi tersebut karena dia dan keluarganya, termasuk tiga anak kecil, hanya bertahan hidup dengan rempah-rempah, gandum cincang, dan sayuran liar yang mereka temukan.

Pada Rabu, dia mendengar bahwa orang-orang telah menerima sekantong tepung dari truk bantuan, dan ada rumor bahwa konvoi lain akan datang. Jadi dia pergi ke bundaran bersama teman-temannya untuk menunggu. Ia mengaku belum pernah melihat begitu banyak orang berkumpul di satu tempat.

“Tepat sebelum truk tiba, sebuah tank mulai bergerak ke arah kami – saat itu sekitar pukul 03.30 – dan melepaskan beberapa tembakan ke udara,” kata Al-Sholi dalam sebuah wawancara telepon, mengacu pada tank Israel.

“Tank itu menembakkan setidaknya satu peluru. Saat itu gelap, dan saya berlari kembali menuju bangunan yang hancur dan berlindung di sana.”

Advertising
Advertising

Ketika truk tiba tak lama kemudian, “orang-orang berlarian ke arah mereka untuk mendapatkan makanan dan minuman dan apa pun yang mereka bisa dapatkan,” kata Mohammad Hamoudeh, seorang fotografer di Kota Gaza.

Namun ketika orang-orang sampai di truk, katanya, “tank-tank tersebut langsung menembaki orang-orang tersebut.”

Dia menambahkan, “Saya melihat mereka melepaskan tembakan senapan mesin secara langsung.”

Para saksi mata mengatakan bahwa tank-tank Israel menembaki orang-orang bahkan ketika mereka mulai melarikan diri. Pasukan Israel terus menembak secara teratur ke arah warga Gaza antara jam 3 pagi dan 4 pagi, ketika mereka pertama kali tiba, hingga sekitar jam 7 pagi, kata para saksi mata.

Kejadian tersebut melibatkan pengusaha lokal yang menunjukkan kepeduliannya pada pengiriman bantuan kemanusiaan tersebut.

Para pejabat Israel, pengusaha Palestina, dan diplomat Barat telah mengungkapkan bahwa Tel Aviv terlibat dalam perencanaan setidaknya empat iring-iringan bantuan ke Gaza utara selama sepekan terakhir, menurut laporan surat kabar New York Times.

Berbicara kepada media harian tersebut, dua diplomat Barat mengatakan mereka diberitahu oleh pejabat Israel tentang motif Israel di balik tindakan tersebut.

Pemerintah Israel dilaporkan menginisiasi upaya ini untuk menyelesaikan situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza utara, di mana kelaparan mengancam nyawa karena penangguhan sebagian besar operasi bantuan internasional, kata para diplomat yang tidak ingin disebutkan namanya.

Penangguhan ini terjadi di tengah pembatasan Israel terhadap truk bantuan dan meningkatnya pelanggaran hukum di wilayah tersebut.

Para pejabat Israel menjalin kontak dengan beberapa pengusaha lokal, meminta bantuan mereka dalam mengkoordinasikan iring-iringan bantuan swasta ke Gaza utara, dan Israel menawarkan dukungan keamanan, menurut dua pengusaha Gaza.

Salah satu pengusaha Palestina yang membantu mengatur beberapa truk bantuan Israel untuk inisiatif bantuan tersebut, Jawdat Khoudary, menyatakan betapa mendesaknya situasi ini, dengan mengatakan: “Keluarga, teman, dan tetangga saya sekarat karena kelaparan.”

Pada Kamis pagi, pasukan Israel menembaki kerumunan warga Palestina yang menunggu bantuan kemanusiaan di selatan Kota Gaza di daerah "Bundaran al-Nabulsi", menyebabkan sedikitnya 112 warga Palestina tewas dan 760 lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan yang berbasis di Gaza.

Menteri Keamanan Nasional Israel yang berhaluan ekstremis kanan, Itamar Ben-Gvir, menyatakan dukungannya terhadap tentara yang menembaki warga sipil Palestina, dan menggambarkan mereka sebagai "pahlawan."

Militer Israel mengatakan penyelidikan awal mengklaim bahwa beberapa warga Palestina mendekati pos pemeriksaan militer yang mengawasi masuknya truk bantuan. Tentara mengklaim melepaskan tembakan peringatan dan menembaki kaki warga Palestina yang terus bergerak ke arah pasukan.

Saksi mata mengatakan bahwa sebelum targedi itu terjadi, ribuan orang berkemah semalaman di sepanjang jalan pesisir di malam dingin Gaza. Mereka berkumpul di dekat api kecil, menunggu perbekalan datang agar bisa memberi makan keluarga mereka.

Namun, yang mereka temui justru pembantaian. Para saksi mata dan dokter yang merawat mereka mengatakan ratusan orang yang tewas dan terluka ketika pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah warga Palestina yang putus asa yang maju ke depan ketika truk bantuan akhirnya tiba sebelum fajar pada hari Kamis.

“Saya melihat hal-hal yang tidak pernah terpikir akan saya lihat,” kata Mohammed Al-Sholi, yang berkemah semalaman untuk mendapat kesempatan mendapatkan makanan untuk keluarganya.

“Saya melihat orang-orang jatuh ke tanah setelah ditembak, dan yang lain hanya mengambil makanan yang ada bersama mereka dan terus berlari menyelamatkan nyawa mereka.”

Di tengah kekacauan dan pertumpahan darah, beberapa orang tertabrak truk bantuan, katanya.

Pengeboman Israel yang terjadi kemudian telah menewaskan 30.410 orang dan melukai 71.700 lainnya dengan kehancuran massal dan kekurangan bahan-bahan kebutuhan pokok.

Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Israel dituntut karena melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Putusan sela pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Pilihan Editor: Soal Pembantaian di Gaza, Ini Beda Versi Militer Israel dan Versi Palestina

MIDDLE EAST MONITOR | ANADOLU

Berita terkait

Televisi Belgia Boikot Kontestan Israel di Eurovision

7 jam lalu

Televisi Belgia Boikot Kontestan Israel di Eurovision

Stasiun televisi Belgia VRT menghentikan siaran kontes lagu Eurovision untuk mengutuk pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

8 jam lalu

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

Anggota DPR AS dari Partai Republik, Cory Mills, pada Jumat mengatakan telah mengajukan pasal pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

9 jam lalu

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

Australia dan Selandia Baru pada Jumat bergabung dengan 141 negara lain untuk mendukung negara Palestina dalam pemungutan suara keanggotaan PBB

Baca Selengkapnya

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

9 jam lalu

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Korban tewas akibat banjir bandang dahsyat di Afghanistan utara telah meningkat menjadi 153 orang di tiga provinsi

Baca Selengkapnya

Whistleblower Israel Ungkap Penyiksaan Tahanan Palestina dari Gaza di Penjara Negev

10 jam lalu

Whistleblower Israel Ungkap Penyiksaan Tahanan Palestina dari Gaza di Penjara Negev

Para pengungkap fakta atau whistleblower Israel mengungkapkan kondisi tahanan Palestina di sebuah pangkalan militer yang digunakan sebagai penjara

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa bagi Palestina di PBB

11 jam lalu

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa bagi Palestina di PBB

Indonesia mendorong pemberian hak-hak istimewa bagi Palestina dalam Sidang Darurat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Baca Selengkapnya

Ketegangan Global, Airlangga: Ekonomi RI Masih Lebih Baik Dibanding Negara Lain

12 jam lalu

Ketegangan Global, Airlangga: Ekonomi RI Masih Lebih Baik Dibanding Negara Lain

Airlangga mengatakan setiap kali ada krisis ketegangan, emas dijadikan sebagai safe haven.

Baca Selengkapnya

Tepat Dua Tahun Lalu, Jurnalis Shireen Abu Akleh Tewas Ditembak Tentara Israel

14 jam lalu

Tepat Dua Tahun Lalu, Jurnalis Shireen Abu Akleh Tewas Ditembak Tentara Israel

Israel dikenal kerap membunuh jurnalis, salah satu yang menyita perhatian dunia adalah Shireen Abu Alkeh, wartawati Al Jazeera.

Baca Selengkapnya

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

14 jam lalu

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Dubes Cina untuk PBB Fu Cong mendesak Amerika Serikat untuk tidak menghalangi proses keanggotaan penuh Palestina di PBB yang didukung Majelis Umum

Baca Selengkapnya

Kisah Israel Diterima Jadi Anggota PBB 75 Tahun Lalu, Diwarnai Pendudukan dan Pengusiran Paksa Warga Palestina

15 jam lalu

Kisah Israel Diterima Jadi Anggota PBB 75 Tahun Lalu, Diwarnai Pendudukan dan Pengusiran Paksa Warga Palestina

Pemberian mandat negara Israel didasari anggapan warga Yahudi berhak jadi tuan atas nasib sendiri seperti halnya semua bangsa lainnya yang berdaulat.

Baca Selengkapnya