6 Alasan Tingkat Kekerasan Seksual terhadap Perempuan Tinggi di India

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Senin, 4 Maret 2024 10:28 WIB

Unjuk rasa di India memprotes tinggi tindak kekerasan seksual pada perempuan. Sumber: AFP via Getty Images/mirror.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang wanita asal Spanyol– yang identitasnya tidak diungkapkan oleh pihak berwenang – diperkosa tujuh pria India ketika sedang mendirikan kemah bersama pasangannya di sebuah tempat di negara bagian Jharkhand, India Timur. Wanita itu adalah seorang travel blogger dengan lebih dari 200.000 pengikut di Instagram. Pengakuannya tentang kejadian malam tersebut di Instagram segera viral.

India dikenal sebagai salah satu negara paling berbahaya di dunia bagi perempuan. Pada 2022, jumlah kasus pemerkosaan di India dilaporkan lebih dari 31 ribu. Angka ini dalam kenyataannya bisa lebih tinggi karena banyak kasus yang tidak dilaporkan karena terkait dengan rasa malu korban. Meski begitu, isu ini merupakan isu yang terus menjadi berita utama, dan beberapa di antaranya memicu protes publik.

Berikut 6 penyebab angka kekerasan seksual terhadap kaum perempuan begitu tinggi di India yang dirangkum dari The Washington Post dan Statista:

Jumlah perempuan polisi terlalu sedikit: Studi menunjukkan bahwa perempuan lebih mungkin melaporkan kejahatan seks jika ada polisi perempuan. India secara historis memiliki persentase petugas polisi wanita yang jauh lebih rendah daripada negara-negara Asia lainnya. Hingga 2012, di New Delhi, hanya 7 persen dari petugas polisi adalah wanita, dan mereka sering diberi jabatan yang tidak penting yang tidak melibatkan tugas patroli, menurut Times of India. Dari 161 kantor polisi distrik di Delhi, hanya satu yang memiliki seorang perempuan perwira kepala pos polisi. Ketika para korban pemerkosaan melapor kepada para pria polisi, mereka kerap direndahkan.

Kurangnya keamanan publik: Perempuan India selalu berada dalam kondisi kewaspadaan tinggi ketika sendirian di jalanan, di tempat kerja, atau di pasar. Perempuan pada umumnya tidak terlindungi di luar rumah mereka. Pemerkosaan beramai-ramai terjadi di sebuah bus, dan bahkan pihak berwenang India mengatakan bahwa tempat-tempat umum di negara ini tidak aman bagi wanita. Banyak jalan yang memiliki penerangan yang buruk, dan kurangnya toilet wanita, sebuah laporan dari Kementerian Pembangunan Wanita dan Anak mengatakan baru-baru ini.

Advertising
Advertising

Memberi stigma pada korban: Ketika pelecehan verbal atau perabaan terjadi di tempat umum, para pengamat sering kali melihat ke arah lain daripada mengintervensi, baik untuk menghindari konflik maupun karena mereka - pada tingkat tertentu - menyalahkan korban, kata para pengamat. Para politisi laki-laki juga berkontribusi terhadap masalah ini, dengan membuat pernyataan yang meremehkan pemerkosaan atau menjelek-jelekkan para pendukung korban pemerkosaan.

<!--more-->

Korban pemerkosaan diminta berkompromi: Para korban pemerkosaan sering kali didorong oleh para tetua desa dan dewan suku untuk "berkompromi" dengan keluarga tertuduh dan mencabut tuntutan - atau bahkan menikahi si penyerang. Kompromi semacam itu bertujuan untuk menjaga perdamaian antara keluarga atau kelompok klan. Terlebih lagi, prospek pernikahan seorang gadis pada akhirnya dianggap lebih penting daripada membawa pemerkosa ke pengadilan.

Sistem peradilan tidak mendukung: Korban pemerkosaan di India tidak hanya mengalami stigmatisasi sosial, namun terlebih lagi perjuangannya untuk mendapatkan keadilan tidak mudah karena sistem yang sering menyalahkan korban atas kemalangan yang dialaminya. Ada beberapa contoh yang dilaporkan di mana para korban dihadapkan pada kondisi yang tidak bersahabat di kantor polisi dan sering kali ditekan untuk menarik kasus mereka. Begitu sebuah kasus disidangkan, dibutuhkan waktu puluhan tahun sebelum semuanya terselesaikan. Tumpukan kasus pemerkosaan sangat besar di mana jumlah kasus baru melebihi jumlah kasus yang diselesaikan setiap tahunnya. Prosesnya sulit dan dapat menambah trauma pada kehidupan korban sehingga mereka sering kali tertekan oleh keluarga mereka sendiri atau keluarga pelaku.

Sistem patriarki melanggengkan kekerasan: Karena sifat India yang didominasi patriarki, kekerasan dalam rumah tangga diketahui dapat diterima secara budaya. Penelitian mengungkapkan bahwa sebagian besar perempuan pekerja mengalami kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh suami mereka. Posisi perempuan yang tidak berpenghasilan semakin memperburuk kerentanan dan ketergantungan pada pasangan laki-laki mereka dibandingkan dengan perempuan yang berkontribusi secara finansial pada rumah tangga. Kemiskinan yang merajalela di seluruh negeri adalah penyebab utama rendahnya tingkat melek huruf dan akibatnya adalah ketidakberdayaan dan pelecehan di kalangan perempuan.

STATISTA | TIMES OF INDIA | THE WASHINGTON POST

Pilihan Editor: Gelombang Unjuk Rasa di Israel Menuntut Pemerintah Bebaskan Sandera oleh Hamas

Berita terkait

Ramai Film Vina, Polda Jabar Masih Cari Pelaku Pembunuhan di Cirebon yang Buron

22 jam lalu

Ramai Film Vina, Polda Jabar Masih Cari Pelaku Pembunuhan di Cirebon yang Buron

Pembunuhan Vina di Cirebon pada 2016 silam, Polisi hingga saat ini masih mencari 3 pelaku yang masih berstatus DPO.

Baca Selengkapnya

Maskapai India Ini Batalkan 85 Penerbangan Gara-gara Awak Kabin Cuti Massal

3 hari lalu

Maskapai India Ini Batalkan 85 Penerbangan Gara-gara Awak Kabin Cuti Massal

Maskapai penerbangan Air India membatalkan sejumlah penerbangan karena awak kabin ramai-ramai sakit.

Baca Selengkapnya

Bisa Produksi Dalam Negeri, Militer India Siap Hentikan Impor Amunisi

3 hari lalu

Bisa Produksi Dalam Negeri, Militer India Siap Hentikan Impor Amunisi

Angkatan Bersenjata India berencana menghentikan impor amunisi pada tahun depan karena industri dalam negeri sudah mampu memenuhi kebutuhan domestik.

Baca Selengkapnya

Ramai-ramai Pramugari Cuti Sakit, Air India Express Batalkan 40 Penerbangan Setiap Hari sampai 13 Mei

3 hari lalu

Ramai-ramai Pramugari Cuti Sakit, Air India Express Batalkan 40 Penerbangan Setiap Hari sampai 13 Mei

Sekitar 13.000 penumpang terkena dampak pembatalan penerbangan Air India Express.

Baca Selengkapnya

Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

5 hari lalu

Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

India adalah pangsa pasar pariwisata terbesar Maladewa pada 2023, dengan lebih dari 11 persen dari 1,8 juta kunjungan wisatawan

Baca Selengkapnya

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

6 hari lalu

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

Joe Biden menyebut xenophobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di tiga negara ekonomi terbesar di Asia tersebut.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

6 hari lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

6 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

6 hari lalu

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

Beredar surat permohonan maaf seorang dosen UPN Veteran Yogyakarta (UPNVYK) terkait dugaan kekerasan seksual kepada seorang mahasiswi kampus tersebut.

Baca Selengkapnya

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

8 hari lalu

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.

Baca Selengkapnya