Arab Saudi hingga AS Kecam Penembakan Massal Warga Palestina yang Antre Bantuan

Reporter

Tempo.co

Jumat, 1 Maret 2024 15:54 WIB

Warga Palestina berkumpul saat menunggu truk yang membawa kantong tepung tiba, dekat pos pemeriksaan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza 26 Februari 2024. REUTERS/Mahmoud Issa

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian luar negeri Arab Saudi telah mengeluarkan kecaman keras terhadap warga sipil tak bersenjata di Jalur Gaza utara yang menjadi target penembakan massal oleh Israel. Kementerian tersebut menegaskan dalam sebuah pernyataan hari ini bahwa menolak tegas pelanggaran hukum humaniter internasional dari pihak mana pun dan dengan dalih apa pun.

“Kerajaan juga memperbarui tuntutannya kepada komunitas internasional untuk mengambil posisi tegas untuk mewajibkan Israel menghormati hukum kemanusiaan internasional, segera membuka koridor kemanusiaan yang aman, memungkinkan evakuasi korban luka, dan memungkinkan pengiriman bantuan dan peralatan medis,” ujar Kementerian LLuar Negeri.

Pemerintahan Biden ingin melihat Otoritas Palestina yang direformasi memerintah Gaza dan Tepi Barat sebagai langkah menuju negara Palestina.

Amerika Serikat berupaya meredam penolakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terhadap gagasan tersebut dengan mempertahankan prospek normalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi. Namun pernyataan terbaru Arab Saudi kini bisa meredam harapan tersebut.

Amerika Serikat juga bereaksi keras terhadap serangan Israel kepada warga Palestina itu. Gedung Putih mendesak dilakukannya penyelidikan pada hari Kamis atas serangan mematikan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina yang menunggu pengiriman bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza.

Advertising
Advertising

“Kami menilai peristiwa terbaru ini perlu diselidiki secara menyeluruh,” kata juru bicara Olivia Dalton dalam konferensi pers, Kamis, 29 Februari 2024.

<!--more-->

Dia mengatakan AS telah menghubungi pemerintah Israel untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan yang menyebabkan tragedi tersebut. “Kejadian ini menggarisbawahi perlunya perluasan bantuan kemanusiaan untuk mencapai Gaza,” katanya.

“Jelas, kejadian di Gaza utara sangat mengkhawatirkan dan sangat memprihatinkan kami, sangat tragisnya hilangnya nyawa manusia. Terlalu banyak nyawa warga sipil yang hilang akibat operasi militer di Gaza,” tambahnya.

Dalton mengatakan Washington ingin melihat rencana Israel untuk menjaga keamanan dasar di wilayah operasinya. “Karena hilangnya nyawa secara terus-menerus sangat mengkhawatirkan dan sangat, sangat, sangat tragis,” ujarnya.

Jumlah korban tewas warga Palestina yang dibunuh oleh tentara Israel saat menunggu bantuan kemanusiaan pada hari Kamis meningkat menjadi 112 orang dan kemungkinan akan meningkat, kata Kementerian Kesehatan daerah kantong tersebut kepada Anadolu.

Serangan itu terjadi saat fajar ketika ratusan warga Palestina sedang menunggu untuk menerima bantuan di dekat daerah bundaran al-Nablusi, selatan Kota Gaza, ketika mereka diserang Israel, menurut para saksi.

Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menurut Tel Aviv menewaskan kurang dari 1.200 orang.

Setidaknya 30.035 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 70.457 lainnya terluka di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.

Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza, menyebabkan penduduknya, khususnya penduduk Gaza utara, berada di ambang kelaparan.

Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

ANADOLU | SKY NEWS

Pilihan editor: Israel Evaluasi Kembali Kemungkinan Pembatasan Akses ke Masjid Al Aqsa saat Ramadan

Berita terkait

Vermont State University Amerika Serikat Beri Gelar Doktor HC Kucing Bernama Max

3 jam lalu

Vermont State University Amerika Serikat Beri Gelar Doktor HC Kucing Bernama Max

Gelar bergengsi Vermont State University tersebut diberikan karena sang kucing sering bermain di sekitar kampus sehingga memberikan dukungan emosional

Baca Selengkapnya

Apa Alasan Negara-negara di Pasifik Menolak Palestina sebagai Anggota Penuh PBB?

4 jam lalu

Apa Alasan Negara-negara di Pasifik Menolak Palestina sebagai Anggota Penuh PBB?

Berikut alasan negara-negara di Pasifik menolak status anggota penuh Palestina di PBB.

Baca Selengkapnya

5 Daftar Orang Terkaya di Arab Saudi pada Mei 2024

6 jam lalu

5 Daftar Orang Terkaya di Arab Saudi pada Mei 2024

Berikut ini deretan orang terkaya di Arab Saudi pada Mei 2024 menurut Celebrity Net Worth. Nomor satu ditempati oleh Pangeran Al Waleed.

Baca Selengkapnya

Aksi Solidaritas Palestina di Semarang Suarakan Boikot Produk Terafiliasi Israel

6 jam lalu

Aksi Solidaritas Palestina di Semarang Suarakan Boikot Produk Terafiliasi Israel

"Memasifkan gerakan boikot dan menarik investasi dalam bentuk apapun terhadap produk yang mendukung dan berafiliasi dengan zionis Israel," ujar perwakilan aksi, Fikri Arif Pradita, diikuti para peserta

Baca Selengkapnya

Menteri Israel Benny Gantz Ancam Mundur dari Kabinet Perang Netanyahu

18 jam lalu

Menteri Israel Benny Gantz Ancam Mundur dari Kabinet Perang Netanyahu

Kabinet perang Israel diambang perpecahan. Menteri Benny Gantz yang merupakan tokoh oposisi mengancam akan menarik dukungan dari pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Catat, 5 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Jemaah Haji Saat Berada di Tanah Suci

19 jam lalu

Catat, 5 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Jemaah Haji Saat Berada di Tanah Suci

Jemaah haji diwajibkan mematuhi berbagai larangan dan peraturan yang ditetapkan demi menjaga kesucian ibadah dan ketertiban di Tanah Suci.

Baca Selengkapnya

Raja Salman Demam Tinggi dan Nyeri Sendi, Akan Jalani Tes Medis

19 jam lalu

Raja Salman Demam Tinggi dan Nyeri Sendi, Akan Jalani Tes Medis

Raja Salman dari Arab Saudi mengalami demam tinggi dan akan menjalani pemeriksaan hari ini.

Baca Selengkapnya

Saat Pengacara Israel Diteriaki Pembohong di Sidang ICJ

22 jam lalu

Saat Pengacara Israel Diteriaki Pembohong di Sidang ICJ

Seorang wanita dikeluarkan dari sidang Mahkamah Internasional atau ICJ saat pejabat Israel menyampaikan pendapatnya.

Baca Selengkapnya

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

1 hari lalu

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

Utusan Joe Biden menemui Pangeran MBS di Arab Saudi untuk membahas sejumlah hal termasuk Palestina.

Baca Selengkapnya

Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

1 hari lalu

Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

Dua aktor pengisi suara menggugat salah satu startup kecerdasan buatan atau AI, yakni Lovo di pengadilan federal Manhattan, AS. Begini kasusnya.

Baca Selengkapnya