Kasus Penyakit Kanker di Dunia Diprediksi Naik Dua Kali Lipat pada 2050

Reporter

Tempo.co

Senin, 5 Februari 2024 13:01 WIB

Kerabat menggotong jenazah almarhum Rizal Ramli menuju liang lahat untuk dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta, Kamis, 4 Januari 2024. Mantan menteri di era Gus Dur dan Jokowi ini tengah dirawat karena mengidap kanker pankreas. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - WHO memprediksi kasus penyakit kanker total dari seluruh dunia akan mengalami kenaikan sampai 35 juta kasus pada 2050. Angka itu mengalami kenaikan 77 persen dibanding prediksi pada 2022.

Proyeksi itu dipublikasi pada Kamis, 1 Februari 2024, oleh badan di bawah WHO yang bernama International Agency for Research on Cancer (IARC). Dalam laporan IARC disebutkan, penggunaan tembakau, konsumsi alkohol, obesitas dan buruknya kualitas udara telah menjadi faktor pemicu utama naiknya prediksi kasus penyakit kanker pada 2050.

“Lebih dari 35 juta kasus kanker diprediksi terjadi pada 2050,” demikian laporan IARC yang diunggah ke website mereka. Angka prediksi ini lebih tinggi 77 persen dibanding prediksi pada 2022 yang sekitar 20 juta diagnosa.

Advertising
Advertising

Laporan IARC itu berdasarkan data dari 185 negara dan 36 tipe kanker. Pada 2022, ada sekitar 9.7 juta kematian akibat kanker total di seluruh dunia. Sekitar satu dari lima orang diperkirakan terkena sakit kanker dalam hidup mereka. Satu dari sembilan laki-laki meninggal karena sakit kanker dibanding perempuan yang perbandingannya satu banding 12 meninggal karena kanker

“Tumbuhnya beban kanker secara global mencerminkan populasi usia tua dan pertumbuhan populasi serta perubahan orang-orang yang terpapar sejumlah risiko pada penyakit kanker. Beberapa faktor risiko itu terkait dengan pertumbuhan sosial-ekonomi,” demikian keterangan IARC, terkait temuannya.

Data IARC juga mengungkap diganosa kanker bisa tergantung pada tempat dimana orang yang sakit kanker itu tinggal. Sebab salah satu tantangan terbesar yang muncul adalah naiknya beban kanker pada kelompok masyarakat berpenghasilan rendah dan negara-negara berkembang.

Kepala IARC Freddie Bray pada Kamis, 1 Februari 2024, mengatakan diprediksi beban (kasus penyakit kanker) naik lebih dari dua kali lipat pada 2050. Banyak negara-negara di dunia saat ini tidak punya cukup kesiapan dalam menghadap masalah penyakit kanker.

Sumber: RT.com

Pilihan editor: Justin Trudeau Mengutuk Serangan ke Masjid Mississauga

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

7 jam lalu

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

Heat wave atau gelombang panas dapat menyebabkan dampak negatif bagi tubuh dan kulit, seperti heat stroke dan kanker kulit. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

2 hari lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

3 hari lalu

Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

Hemofilia merupakan penyakit kelaianan pada fungsi pembekuan darah. Sebagian besar penyebabnya terjadi karena keturunan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

4 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

5 hari lalu

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

5 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

5 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

5 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

5 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

5 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya