TEMPO Interaktif , Teheran: Pemimpin tertinggi Iran Jumat berusaha untuk mengakhiri krisis atas sengketa pemilu. Dalam pidatonya, Ayatullah Ali Khamenei mengatakan memperingatkan untuk mengakhiri protes jalanan atau bertanggung jawab atas semua "darah dan kekacauan" yang akan datang.

Ali Khamenei memperingatkan kepada orang-orang yang "ingin mengabaikan hukum atau melanggar hukum" akan menghadapi konsekuensi. "Mereka akan bertanggung jawab untuk semua kekerasan, darah dan pengacauan," katanya kepada puluhan ribu orang berkumpul untuk salat Jumat di Universitas Teheran dalam pidato yang disiarkan di Iran dan dunia.

Tetapi tanda pertama perlawanan datang segera setelah senja di Teheran. Teriakan “kematian untuk diktator!” " dan "Allahu Akbar" di atap-atap gedung bersahutan sebagai upaya perlawanan oposisi.

Pernyataan tegas dari pemimpin Iran, Ayatullah Ali Khamenei, merupakan langkah tekanan kepada oposisi Iran yang sangat penting: undur atau risiko akan bentrok dengan respons polisi dan pasukan di Khamenei dari pembuangan -pengawal revolusi yang kuat dan milisi sukarela warga Basiji.

Ali Khamenei juga mengingatkan kepada pemimpin oposisi Hussein Musavi, tentang kemampuan dia untuk mengendalikan pengikutnya sendiri, yang jelas untuk menunggu tanggapan dari dekrit Khamenei sebelum unjuk rasa yang direncanakan Sabtu ini.

Sejak pemilihan 12 Juni pemilihan, Musavi telah menjadi pemimpin demonstran yang meluas dengan membawa isu klaim penipuan di belakang pemilihan kembali Presiden Mahmoud Ahmadinejad.

REUTERS| NUR HARYANTO