Menlu: Inggris Pertimbangkan Segera Akui Negara Palestina Merdeka
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Rabu, 31 Januari 2024 13:31 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Inggris bersikeras bahwa proses perdamaian di Timur Tengah tetap tidak berubah. Menteri Luar Negeri David Cameron menyatakan Inggris bisa segera mengakui negara Palestina. Komentar Cameron disambut baik oleh duta besar Palestina di London namun memicu reaksi balik dari anggota parlemen Konservatif.
Cameron mengatakan pada resepsi duta besar Arab di parlemen Inggris pada hari Senin tentang perlunya memberikan “cakrawala politik” kepada rakyat Palestina, di tengah upaya diplomatik untuk mengakhiri perang Israel-Hamas.
Dia mengatakan mengakui negara Palestina akan membantu menjadikan solusi dua negara yang prosesnya tidak dapat diubah. Solusi dua negara saat ini ditolak oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
“Kita harus mulai menentukan seperti apa negara Palestina nantinya, apa saja yang akan dibentuk, bagaimana cara kerjanya,” katanya. “Saat hal itu terjadi, kami bersama sekutu akan mempertimbangkan masalah pengakuan negara Palestina, termasuk di PBB."
“Ini bisa menjadi salah satu hal yang membantu menjadikan proses ini tidak dapat diubah.”
Duta Besar Palestina untuk Inggris, Husam Zomlot, menyebut kata-kata Cameron sebagai momen yang penting. Namun anggota Partai Tory, Theresa Villiers, mengatakan bahwa mengakui negara Palestina akan menghargai kekejaman Hamas.
Inggris telah lama mendukung solusi dua negara, di mana Israel dan Palestina dapat hidup berdampingan di negara yang berbeda sesuai dengan resolusi PBB.
Downing Street mengatakan posisi Inggris tidak berubah. “Kami selalu jelas bahwa kami akan mengakui negara Palestina pada saat yang paling sesuai dengan tujuan perdamaian, dan kami berkomitmen terhadap solusi dua negara,” kata juru bicara Perdana Menteri Rishi Sunak kepada wartawan.
Cameron, yang menjabat perdana menteri dari tahun 2010 hingga 2016, mengunjungi Timur Tengah minggu ini. Ini adalah kunjungan keempatnya ke wilayah tersebut sejak ditunjuk sebagai menteri luar negeri pada bulan November.
Militan Hamas memicu perang Gaza yang paling mematikan ketika menyerang Israel pada 7 Oktober, yang mengakibatkan kematian 1.140 orang, sebagian besar warga sipil dan menyandera 250 orang. Serangan militer Israel yang tiada henti telah menewaskan sedikitnya 26.751 orang di wilayah Palestina, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, kata kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.
AL ARABIYA
Pilihan editor: Sultan Ibrahim dari Johor Resmi Dilantik Jadi Raja Malaysia