Ribuan Warga Israel Unjuk Rasa, Memprotes Pemerintahan Benjamin Netanyahu
Reporter
Tempo.co
Editor
Suci Sekarwati
Minggu, 21 Januari 2024 12:30 WIB
Ribuan warga Israel pada Sabtu, 20 Januari 2024, berunjuk rasa di Ibu Kota Tel Aviv untuk memprotes pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Demonstran menuduh Netanyahu salah kelola keamanan negara dan menyerukan agar diselenggarakan pemilu.
Unjuk rasa anti-pemerintah itu cukup mengejutkan yang menuntut pula agar dilakukan gencatan senjata. Perpecahan politik dikesampingkan saat warga Israel bersatu mendukung militer dan anggota keluarga yang tewas atau menjadi sandera Hamas. Akan tetapi, perang di Gaza yang sudah berlangsung selama empat bulan, muncul seruan agar dilakukan pergantian kepemimpinan di Israel. Belum ada indikasi kalau posisi Netanyahu terancam.
Jumlah demonstran pada Sabtu, 20 Januari 2024, di alun-alun Kota Tel Aviv, lebih sedikit dibanding unjuk rasa tahun lalu. Demonstran membawa drum sambil menyuarakan kecemasan mereka. Ada pula demonstran yang turun ke jalan sambil melambai-lambaikan bendera Israel.
“Pemerintah telah mengabaikan kami pada 7 Oktober 2023 dan sejak itu terus mengabaikan kami setiap harinya. Kami adalah mereka yang dievakuasi dari perbatasan utara dan selatan, keluarga korban, para sandera dan tentara cadangan. Kekuasaan di tangan kita untuk mengubah dan memperbaiki. Pemeritahan sekarang harus pulang, sekarang!,” kata Noam Alon, yang abangnya yang seorang tentara, tewas saat mencoba membersihkan sebuah kota di Israel dari kelompok Hamas.
Meskipun perpecahan muncul di kalangan anggota kabinet di masa peperangan, Netanyahu berkomitmen untuk tetap berkuasa. Sejumlah pemimpin oposisi di Negeri Bintang Daud menawarkan sebuah pemerintahan persatuan yang tidak dipimpin Netanyahu. Akan tetapi, belum ada langkah nyata terkait hal ini.
Israel bertubi-tubi melancarkan serangan udara dan darat di Jalur Gaza sejak Hamas menyerang Israel yang diklaim menewaskan 1.200 orang. Surat kabar Haaretz mengungkap pada kenyataannya sejumlah helikopter dan tank-tank militer Israel telah menewaskan 1.139 tentara dan warga sipilnya sendiri yang diklaim Israel di bunuh oleh kelompok Hamas.
Otoritas kesehatan Palestina mencatat setidaknya 24.762 warga Palestina tewas, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak. Sebanyak 62.108 orang luka-luka. Serangan Israel telah membuat 85 persen warga Gaza kehilangan tempat tinggal di tengah kurangnya bahan makanan, air bersih dan obat-obatan. PBB mencatat sekitar 60 persen infrastruktur di Jalur Gaza rusak atau hancur.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Jaringan Komunikasi Milik Paltel Group di Gaza Sudah Pulih
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini