Pemuda Israel Dipenjara karena Tolak Wajib Militer, Menentang Genosida di Gaza

Reporter

Tempo.co

Jumat, 29 Desember 2023 17:00 WIB

Polisi Israel mengamankan seorang pria Yahudi ultra-ortodoks yang mengikuti aksi protes menolak kebijakan wajib militer di Yerusalem, Kamis, 2 Agustus 2018. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan militer Israel menjatuhkan hukuman 30 hari penjara kepada seorang pemuda karena menolak wajib militer. Penolakan ini dilakukan sebagai perlawanan terhadap genosida Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

“Saya menolak untuk percaya bahwa lebih banyak kekerasan akan membawa keamanan, saya menolak untuk mengambil bagian dalam perang balas dendam,” kata Tal Mitnick, 18 tahun, dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh surat kabar The Jerusalem Post pada Kamis.

“Di dunia yang kita tinggali ini penuh dengan kepentingan korup, kekerasan dan perang adalah cara lain untuk meningkatkan dukungan terhadap pemerintah dan membungkam kritik,” ia menambahkan.

“Kita harus mengakui fakta bahwa setelah berminggu-minggu operasi darat di Gaza, pada akhirnya – negosiasi, kesepakatan, membawa kembali para sandera. Sebenarnya tindakan militerlah yang menyebabkan mereka terbunuh,” ujar Mitnick.

“Karena kebohongan kriminal bahwa 'tidak ada warga sipil yang tidak bersalah di Gaza,' bahkan para sandera yang mengibarkan bendera putih sambil berteriak dalam bahasa Ibrani pun ditembak mati. Saya tidak mau membayangkan berapa banyak kasus serupa yang tidak diinvestigasi karena korbannya dilahirkan di sisi yang salah.”

Advertising
Advertising

Pemuda tersebut adalah orang Israel pertama yang dipenjara karena penentangannya terhadap perang Gaza sejak pecahnya konflik pada 7 Oktober.

Dia diperkirakan akan dijatuhi hukuman penjara lainnya setelah pembebasan pertamanya, menurut pernyataan perwakilannya.

Pada Agustus, lebih dari 200 siswa sekolah menengah Israel mengumumkan penolakan wajib militer, dengan alasan pendudukan Israel atas tanah Palestina.

Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sebagai pembalasan atas serangan lintas batas yang dilakukan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober.

Setidaknya 21.320 warga Palestina telah terbunuh dan 55.603 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan Gaza pada Kamis. Sementara 1.140 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas, separuhnya warga sipil.

Serangan gencar Israel telah menyebabkan kehancuran di Gaza, dengan 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur dan hampir 2 juta orang mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Pilihan Editor: Gerebek 5 Penukaran Mata Uang di Tepi Barat, Militer Israel Rampok Uang Rp42,4 Miliar

ANADOLU

Berita terkait

Televisi Belgia Boikot Kontestan Israel di Eurovision

35 menit lalu

Televisi Belgia Boikot Kontestan Israel di Eurovision

Stasiun televisi Belgia VRT menghentikan siaran kontes lagu Eurovision untuk mengutuk pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

1 jam lalu

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

Anggota DPR AS dari Partai Republik, Cory Mills, pada Jumat mengatakan telah mengajukan pasal pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

2 jam lalu

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

Australia dan Selandia Baru pada Jumat bergabung dengan 141 negara lain untuk mendukung negara Palestina dalam pemungutan suara keanggotaan PBB

Baca Selengkapnya

Whistleblower Israel Ungkap Penyiksaan Tahanan Palestina dari Gaza di Penjara Negev

3 jam lalu

Whistleblower Israel Ungkap Penyiksaan Tahanan Palestina dari Gaza di Penjara Negev

Para pengungkap fakta atau whistleblower Israel mengungkapkan kondisi tahanan Palestina di sebuah pangkalan militer yang digunakan sebagai penjara

Baca Selengkapnya

Nasib Yang Siha setelah Hengkang dari Grup K-Pop Noir

4 jam lalu

Nasib Yang Siha setelah Hengkang dari Grup K-Pop Noir

Yang Siha mantan anggota grup K-Pop Noir akan mendaftar wajib militer atau wamil

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa bagi Palestina di PBB

4 jam lalu

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa bagi Palestina di PBB

Indonesia mendorong pemberian hak-hak istimewa bagi Palestina dalam Sidang Darurat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Baca Selengkapnya

Ketegangan Global, Airlangga: Ekonomi RI Masih Lebih Baik Dibanding Negara Lain

5 jam lalu

Ketegangan Global, Airlangga: Ekonomi RI Masih Lebih Baik Dibanding Negara Lain

Airlangga mengatakan setiap kali ada krisis ketegangan, emas dijadikan sebagai safe haven.

Baca Selengkapnya

Tepat Dua Tahun Lalu, Jurnalis Shireen Abu Akleh Tewas Ditembak Tentara Israel

7 jam lalu

Tepat Dua Tahun Lalu, Jurnalis Shireen Abu Akleh Tewas Ditembak Tentara Israel

Israel dikenal kerap membunuh jurnalis, salah satu yang menyita perhatian dunia adalah Shireen Abu Alkeh, wartawati Al Jazeera.

Baca Selengkapnya

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

7 jam lalu

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Dubes Cina untuk PBB Fu Cong mendesak Amerika Serikat untuk tidak menghalangi proses keanggotaan penuh Palestina di PBB yang didukung Majelis Umum

Baca Selengkapnya

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

8 jam lalu

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

Jaksa menuntut pria yang masuk ke rumah mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan menyerang suaminya dengan palu harus menjalani hukuman 40 tahun penjara.

Baca Selengkapnya