Sidang Dugaan Korupsi Benjamin Netanyahu Dilanjutkan pada Februari 2024

Selasa, 26 Desember 2023 19:00 WIB

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan konferensi pers dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Menteri Kabinet Benny Gantz di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv, Israel, 28 Oktober 2023. ABIR SULTAN POOL/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Sidang korupsi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan berlanjut pada Februari 2024 setelah sempat tertunda karena perang Gaza yang pecah pada 7 Oktober 2023. Menurut pengumuman pengadilan tinggi Israel pada Senin, 25 Desember 2023, persidangan akan diadakan empat kali seminggu mulai Februari 2024 atau lebih cepat dari jadwal sebelumnya yaitu dua kali seminggu.



Netanyahu menghadapi tuduhan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan dalam satu kasus, dan tuduhan penipuan serta pelanggaran kepercayaan dalam dua kasus lainnya. Pengadilan tinggi Israel akan mengadili semua tuduhan tersebut dalam Kasus 4000, Kasus 1000, dan Kasus 2000.



Kasus 4000, yang saat ini sedang disidangkan di pengadilan, diperkirakan akan selesai pada Januari 2024. Kasus tersebut melibatkan tuduhan bahwa Netanyahu memberikan keuntungan regulasi kepada raksasa telekomunikasi Bezeq milik Shaul Elovitch sebagai imbalan atas izin intervensi editorial di outlet berita Walla, yang juga dimiliki oleh Elovitch. Netanyahu didakwa melakukan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan dalam kasus ini.



Pengadilan kemudian akan melanjutkan dengan tahap kesaksian dalam Kasus 1000, yang menyangkut hadiah yang diduga diterima oleh Netanyahu secara tidak pantas dari para miliarder yang dermawan. Sementara dalam Kasus 2000, dia diduga bernegosiasi untuk mendapatkan liputan media yang positif di Yedioth Ahronoth dengan imbalan membatasi para pesaing surat kabar tersebut.



Sebelumnya, persidangan dilakukan tiga kali setiap minggu hingga kegiatan pengadilan dihentikan menyusul penyerbuan Hamas di Israel pada 7 Oktober, dan bombardir Israel di Gaza setelahnya. Ketika persidangan kembali dimulai pada awal Desember 2023, pengadilan menyetujui permintaan kuasa hukum agar sidang diadakan hanya dua kali seminggu. Permintaan tersebut diajukan oleh pengacara Netanyahu, Amit Hadad, yang menyebutkan saksi yang meringankan perdana menteri belum siap karena perang Gaza sedang berlangsung.

Advertising
Advertising



Netanyahu menyangkal melakukan kesalahan apa pun, dan mengklaim bahwa tuduhan-tuduhan tersebut sengaja dibuat-buat untuk memburunya, upaya yang menurutnya dipimpin oleh polisi dan jaksa penuntut negara. Dia pun menolak mengundurkan diri ketika dakwaan diajukan, dengan alasan dia mampu diadili sambil memimpin negara.

Persidangan ini telah dikritik karena prosesnya lambat. Setelah dimulai tiga tahun lalu, proses persidangan termasuk kemungkinan pengajuan banding kasus-kasus ini tampaknya tidak akan berakhir sebelum 2028 – 2029. Sebelumnya, pada akhir Juni 2023, dilaporkan para hakim menganggap tuduhan suap terhadap Netanyahu sulit dibuktikan, dan mereka telah bertemu dengan jaksa penuntut umum serta tim kuasa hukum Netanyahu untuk membahas kemungkinan tawaran pembelaan agar dia mengaku bersalah dengan imbalan keringanan hukuman.



TIMES OF ISRAEL | ANADOLU

Pilihan Editor Rusia Akui Kapal Pendaratnya Dihantam Rudal Ukraina di Krimea

Berita terkait

HRW: Delapan Serangan Israel Tewaskan dan Lukai 31 Petugas Kemanusiaan di Gaza

1 jam lalu

HRW: Delapan Serangan Israel Tewaskan dan Lukai 31 Petugas Kemanusiaan di Gaza

HRW melaporkan Israel telah membunuh atau melukai sedikitnya 31 pekerja kemanusiaan di Gaza sejak Oktober dalam setidaknya delapan serangan.

Baca Selengkapnya

Kolega Achsanul Qosasi Mengaku Tak Tahu Soal Sandi Garuda dalam Korupsi BTS Kominfo

1 jam lalu

Kolega Achsanul Qosasi Mengaku Tak Tahu Soal Sandi Garuda dalam Korupsi BTS Kominfo

Sadikin Rusli mengaku tidak mengetahui kode 'Garuda' digunakan untuk Mantan Direktur PT Multimedia Berdikari Sejahtera dalam korupsi BTS Kominfo.

Baca Selengkapnya

Palang Merah Buka Rumah Sakit dengan Kapasitas 60 Tempat Tidur di Gaza

1 jam lalu

Palang Merah Buka Rumah Sakit dengan Kapasitas 60 Tempat Tidur di Gaza

Komite Internasional Palang Merah (ICRC) membuka rumah sakit dengan kapasitas 60 tempat tidur di Rafah, Gaza selatan.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

2 jam lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

Tujuh Bulan Perang Lenyapkan Hamas, Apakah Israel Gagal?

2 jam lalu

Tujuh Bulan Perang Lenyapkan Hamas, Apakah Israel Gagal?

Netanyahu bersumpah untuk melenyapkan Hamas, namun tujuh bulan berperang, sumpah itu belum juga terwujud.

Baca Selengkapnya

Pemimpin Hizbullah Ancam Penduduk Israel Tak Bisa Pulang jika Serangan di Gaza Berlanjut

3 jam lalu

Pemimpin Hizbullah Ancam Penduduk Israel Tak Bisa Pulang jika Serangan di Gaza Berlanjut

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan kelompoknya akan terus memerangi Israel selama serangan di Gaza berlanjut.

Baca Selengkapnya

Sidang Korupsi BTS: Ada Usaha BLU Kominfo Hilangkan 17 Temuan BPK

3 jam lalu

Sidang Korupsi BTS: Ada Usaha BLU Kominfo Hilangkan 17 Temuan BPK

Pertemuan itu terjadi di ruang kerja Achsanul Qosasi di Kantor BPK.

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

5 jam lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

5 jam lalu

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Erdogan: 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turki

6 jam lalu

Erdogan: 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turki

Erdogan mengatakan lebih dari 1.000 anggota Hamas dirawat di rumah sakit di Turki.

Baca Selengkapnya