Rusia Akui Kapal Pendaratnya Dihantam Rudal Ukraina di Krimea

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 26 Desember 2023 16:09 WIB

Kapal pendarat besar Angkatan Laut Rusia Novocherkassk berlayar di Bosphorus, dalam perjalanan ke Laut Mediterania, di Istanbul, Turki 5 Mei 2021. REUTERS/Yoruk Isik

TEMPO.CO, Jakarta - Moskow mengakui serangan Ukraina terhadap pelabuhan Feodosia di Krimea merusak sebuah kapal pendarat besar Rusia dan menewaskan satu orang. Sebelumnya, Kyiv mengatakan telah menghancurkan sebuah kapal perang penting Rusia dalam serangan Selasa dini hari, 26 Desember 2023.

Kementerian Pertahanan Rusia yang dikutip oleh kantor berita Interfax mengatakan bahwa Ukraina menggunakan rudal yang diluncurkan dari udara untuk menyerang Feodosia dan kapal pendarat besar 'Novocherkassk' telah rusak dalam serangan itu.

'Novocherkassk', yang dibangun di Polandia dan mulai beroperasi pada akhir tahun 1980an, dirancang untuk pendaratan amfibi dan dapat membawa berbagai jenis kendaraan lapis baja, termasuk tank.

Rekaman yang diposting di beberapa outlet berita Rusia di aplikasi pesan Telegram, yang konon berasal dari pelabuhan, menunjukkan ledakan dahsyat dan api berkobar.

Sergei Aksyonov, gubernur Krimea yang dilantik Rusia, mengatakan melalui aplikasi pesan Telegram bahwa satu orang tewas, dua terluka dan enam orang dievakuasi dari rumah mereka.

Meskipun serangan balasan Ukraina hanya menghasilkan sedikit keuntungan di medan perang dan militer Rusia telah mendapatkan kembali inisiatif di beberapa tempat, Ukraina mampu melancarkan serangkaian serangan terhadap Krimea, markas besar Armada Laut Hitam Rusia, dan menimbulkan kerusakan serius.

Angkatan udara Ukraina mengatakan pilotnya telah menyerang Feodosia sekitar pukul 02.30 dengan rudal jelajah, menghancurkan 'Novocherkassk'.

"Dan armada di Rusia semakin kecil! Terima kasih kepada pilot Angkatan Udara dan semua orang yang terlibat atas kerja kerasnya!" kata komandan angkatan udara Ukraina, Mykola Oleshchuk, melalui Telegram.

Advertising
Advertising

Sebuah pernyataan dari pemerintahan Krimea yang dibentuk oleh Rusia mengatakan bahwa kereta api tidak beroperasi dari Feodosia dan menyarankan masyarakat untuk menggunakan stasiun alternatif terdekat.

Feodosia, yang berpenduduk sekitar 69.000 orang, terletak di pantai selatan Semenanjung Krimea.

Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina pada tahun 2014 dalam sebuah tindakan yang dikutuk Kyiv dan Barat sebagai ilegal.

REUTERS

Pilihan Editor Jenderal Pengawal Revolusi Dibunuh Israel, Ini Reaksi Presiden Iran

Berita terkait

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

10 jam lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

3 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

3 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

4 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

4 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

5 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

6 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

6 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya