Emmanuel Macron Mau Undang Vladimir Putin ke Paris Asalkan Ada Perubahan di Perang Ukraina

Reporter

Tempo.co

Kamis, 21 Desember 2023 10:30 WIB

Presiden Prancis, Emmanuel Macron (kanan) dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di taman Istana Versailles, dekat Paris, 29 Mei 2017. REUTERS/Francois Mori/Pool

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengutarakan kemungkinan mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin ke acara peringatan 80 tahun pendaratan D-Day di Normandia pada juni 2024, asalkan situasi di Ukraina sudah berubah. Pernyataan itu dilontarkan Macron pada Rabu, 20 Desember 2023, dalam sebuah wawancara panjang dengan stasiun televisi France 5.

“Jika dia melakukan perundingan damai dan merubah situasi dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky,” kata Macron, ketika ditanya soal perayaan D-Day dan apakah dia mau mengundang Presiden Putin, yang dari jawabannya dia memberikan sinyalemen ‘mungkin saja’.

Sebelumnya dalam acara jumpa wartawan akhir pekan lalu, Macron mengatakan konflik Ukraina telah membuat sejumlah hubungan dengan Rusia secara virtual mustahil. Namun Prancis dengan senang hati mengangkat telepon Putin jika dia setuju menghormati hukum internasional, kepentingan Ukraina dan kedaulatannya.

Advertising
Advertising

“Saya belum ganti nomor telepon,” kata Macron.

Ucapan Macron itu untuk menjawab sebuah komentar yang disampaikan Putin pada Kamis, 14 Desember 2023, ketika itu Putin menegaskan pihaknya sudah cukup usaha membangun hubungan dengan Prancis, namun Macron memutuskannya. Namun bagaimana pun Moskow masih tertarik melanjutkan hubungan dengan Paris.

“Jika tidak, kami akan mengusahakannya. Kami juga banyak urusan lain,” kata Putin.

Presiden Putin terakhir kali menghadiri peringatan Normandy pada 2014. Dalam peringatan tesebut yang ke-75 tahun pada 2019, Paris tidak mengundang orang nomor satu di Prancis tersebut tanpa penjelasan apapun. Sedang Putin saat ditanya perihal ini, dia menjawab kalau dia sudah cukup sibuk.

“Namun jika kita membayangkan sejumlah teori konspirasi, mungkin negara-negara Barat ingin ngobrol-ngobrol dulu sebelum melakukan kontak dengan kami. Itu tidak masalah sama sekali. Yang menjadi masalah adalah kebenaran soal sejarah dan soal tragedi yang mengerikan ini terhadap kemanusiaan selama perang dunia II,” kata Putin saat itu.

Penghinaan ini terjadi di tengah serangkaian insiden, di mana negara-negara Barat mengabaikan Uni Soviet dalam kemenangan sekutu sehingga memicu komplain dari Moskow soal revisionisme sejarah.

Sumber: RT.com

Pilihan Editor: Red Light District di Amsterdam Bakal Direlokasi

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

11 jam lalu

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

Rusia menemukan banyak warga negara Prancis yang tewas di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

1 hari lalu

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina mengatakan mereka menggagalkan rencana Rusia untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

1 hari lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

1 hari lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Pelantikan Putin sebagai Presiden Rusia, Ini Respons dari AS dan Negara-negara Eropa

1 hari lalu

Pelantikan Putin sebagai Presiden Rusia, Ini Respons dari AS dan Negara-negara Eropa

Vladimir Putin diambil sumpahnya untuk masa jabatan kelima sebagai presiden Rusia dalam sebuah upacara di Kremlin, Selasa.

Baca Selengkapnya

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

2 hari lalu

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

Timnas Indonesia akan satu grup dengan tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru bila lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

2 hari lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

2 hari lalu

Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

Kalau sudah pernah ke Istana Versailles dan ingin mencari tempat baru, berikut ini adalah istana terbaik di dekat Paris

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

2 hari lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Mengutuk Unjuk Rasa Mahasiswa Pro-Palestian yang Menutup Paksa Gerbang Kampus

3 hari lalu

Emmanuel Macron Mengutuk Unjuk Rasa Mahasiswa Pro-Palestian yang Menutup Paksa Gerbang Kampus

Emmanuel Macron mengutuk blokade oleh demonstran pro-Palesitna yang menutup pintu-pintu gerbang masuk ke universitas.

Baca Selengkapnya