Tentara Israel Dilaporkan Tembak Mati Bayi Baru Lahir, Anak-anak dan Perempuan di Gaza
Reporter
Tempo.co
Editor
Sita Planasari
Kamis, 14 Desember 2023 09:13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Israel dilaporkan menembak mati bayi baru lahir, anak-anak dan perempuan Palestina yang berlindung di sebuah sekolah dekat kamp Jabalia di Gaza utara seperti dilaporkan Al Jazeera pada Rabu.
Setidaknya 15 jenazah penuh peluru dan membusuk ditemukan bertumpuk di Sekolah Shadia Abu Ghazala sebelah barat kamp pengungsi Jabalia, di kawasan bernama Al-Faluja. Sekolah tersebut digunakan sebagai tempat penampungan bagi warga Palestina yang kehilangan tempat tinggal akibat pengeboman Israel di Gaza.
Saksi mata dan kerabat korban mengatakan mereka ditembak langsung oleh pasukan Israel. Para korban dilaporkan dibunuh pada Selasa-Rabu malam, namun hal ini belum dapat dikonfirmasi.
Rekaman menyedihkan dari jenazah tersebut diperoleh Al Jazeera dan dibagikan di media sosial.
Sebelumnya Israel juga menembaki sekolah dasar Abu Hussein untuk anak laki-laki yang dikelola PBB di Jabalia, menewaskan dan melukai puluhan orang.
Israel terus-menerus menargetkan sekolah-sekolah dan rumah sakit, tempat puluhan ribu warga Palestina yang mengungsi akibat tindakan brutal Israel melalui udara dan darat berlindung di Gaza.
Seluruh keluarga dan gedung bertingkat telah musnah akibat serangan udara Israel, dan sebagian besar dari 18.600 orang yang tewas sejak 7 Oktober adalah perempuan dan anak-anak.
Ada seruan internasional untuk membawa Israel ke pengadilan atas genosida yang sedang berlangsung di Gaza.
Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengecam laporan pembunuhan “gaya eksekusi” terhadap warga sipil di Gaza oleh pasukan Israel.
“Karena pemerintahan Joe Biden berdiri sendirian di panggung dunia dalam membela dan mendukung kampanye pembersihan etnis dan genosida oleh pemerintah sayap kanan Israel di Gaza, para pejabat pemerintah Amerika Serikat harus menanggapi laporan pembantaian bergaya eksekusi terhadap perempuan, anak-anak dan bayi yang mencari perlindungan. di sebuah sekolah di Gaza,” kata juru bicara CAIR Ibrahim Hooper dalam sebuah pernyataan.
“Negara kita harus berhenti membiarkan apa yang bahkan secara pribadi diakui oleh Presiden Biden sebagai penargetan ‘sembarangan’ terhadap warga Palestina yang tidak bersalah.”
Sementara juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, Stephane Durajjic, dalam kesempatan terpisah mengaku belum mengetahui laporan eksekusi tersebut.
“Setelah konflik, perlu ada badan penyelidikan dari PBB, yang akan menyelidiki kerugian harta benda dan korban jiwa dari Komisi khusus PBB. Namun hal itu hanya bisa terjadi setelah konflik berakhir,” kata Dujarric kepada wartawan.
Pilihan Editor: Bakar Bahan Makanan Hingga Hancurkan Mainan, Video Brutal Tentara Israel di Gaza Tuai Kecaman
AL JAZEERA | NEW ARAB