Keluarga Sandera Bertemu Netanyahu: Sinwar yang Membebaskan Mereka bukan Israel

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 6 Desember 2023 13:00 WIB

Sebuah meja makan dilengkapi dengan kursi-kursi kosong yang secara simbolis melambangkan sandera Hamas di Tel Aviv, Israel 20 Oktober 2023. REUTERS/ Janis Laizans

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan keluarga sandera dalam sebuah pertemuan yang keras dan penuh kemarahan, Selasa, 5 Desember 2023.

Pertemuan itu terjadi ketika pertempuran kembali berkobar di Jalur Gaza setelah jeda tujuh hari yang mendorong bebasnya lebih dari 100 sandera dari daerah kantong tersebut. Nasib 138 tawanan yang masih tertinggal belum jelas.

“Saya mendengar cerita yang membuat hati saya patah, saya mendengar tentang rasa haus dan lapar, tentang kekerasan fisik dan mental,” kata Netanyahu pada konferensi pers setelah pertemuan. "Saya mendengar dan Anda juga mendengar, tentang kekerasan seksual dan kasus pemerkosaan brutal yang tidak pernah terjadi sebelumnya."

Beberapa kerabat yang menghadiri pertemuan tersebut sangat kritis terhadap pemerintah.

Dani Miran, yang putranya Omri disandera pada 7 Oktober oleh orang-orang bersenjata Hamas bersama dengan sekitar 240 warga Israel dan orang asing lainnya, mengatakan dia merasa terhina oleh pertemuan tersebut dan keluar sebelum acara selesai.

“Saya tidak akan menjelaskan secara rinci apa yang dibahas dalam pertemuan tersebut, namun keseluruhan kinerja ini buruk, menghina, berantakan,” katanya kepada Channel 13 Israel, dan mengatakan bahwa pemerintah telah membuat “lelucon” mengenai masalah ini.

"Mereka bilang 'kami sudah melakukan ini, kami sudah melakukan itu.' (Pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar) Sinwar adalah orang yang mengembalikan rakyat kami, bukan mereka. Saya marah karena mereka mengatakan bahwa mereka mendikte sesuatu. Mereka tidak mendikte satu langkah pun."

Advertising
Advertising

Pertemuan tersebut dimaksudkan sebagai forum bagi para sandera yang dibebaskan untuk menceritakan kepada para menteri tentang pengalaman mereka selama disandera. Sebuah kelompok yang mewakili keluarga sandera mengeluarkan serangkaian kutipan tanpa nama yang dikatakan diambil dari pernyataan beberapa mantan sandera pada pertemuan tersebut.

Kutipan tersebut menceritakan penganiayaan yang dilakukan Hamas terhadap para tawanan, namun pertemuan tersebut dibayangi oleh emosi keluarga yang khawatir dengan nasib kerabat mereka yang masih ditahan.

“Itu adalah pertemuan yang sangat bergejolak, banyak orang berteriak,” kata Jennifer Master, yang rekannya Andrey menjadi sandera.

Israel mengatakan sejumlah perempuan dan anak-anak masih berada di tangan Hamas, sementara keluarga yang memiliki kerabat laki-laki dewasa yang disandera telah menyerukan agar mereka tidak dilupakan.

“Kami semua berusaha memastikan orang-orang yang kami cintai pulang ke rumah. Ada yang menginginkan perempuan yang ditinggalkan atau anak-anak yang ditinggalkan, dan ada pula yang mengatakan kami menuntut pembebasan sandera laki-laki,” kata Master kepada Channel 12 Israel.

REUTERS

Pilihan Editor

Berita terkait

Televisi Belgia Boikot Kontestan Israel di Eurovision

1 jam lalu

Televisi Belgia Boikot Kontestan Israel di Eurovision

Stasiun televisi Belgia VRT menghentikan siaran kontes lagu Eurovision untuk mengutuk pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

2 jam lalu

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

Anggota DPR AS dari Partai Republik, Cory Mills, pada Jumat mengatakan telah mengajukan pasal pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

3 jam lalu

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

Australia dan Selandia Baru pada Jumat bergabung dengan 141 negara lain untuk mendukung negara Palestina dalam pemungutan suara keanggotaan PBB

Baca Selengkapnya

Whistleblower Israel Ungkap Penyiksaan Tahanan Palestina dari Gaza di Penjara Negev

4 jam lalu

Whistleblower Israel Ungkap Penyiksaan Tahanan Palestina dari Gaza di Penjara Negev

Para pengungkap fakta atau whistleblower Israel mengungkapkan kondisi tahanan Palestina di sebuah pangkalan militer yang digunakan sebagai penjara

Baca Selengkapnya

Ketegangan Global, Airlangga: Ekonomi RI Masih Lebih Baik Dibanding Negara Lain

6 jam lalu

Ketegangan Global, Airlangga: Ekonomi RI Masih Lebih Baik Dibanding Negara Lain

Airlangga mengatakan setiap kali ada krisis ketegangan, emas dijadikan sebagai safe haven.

Baca Selengkapnya

Tepat Dua Tahun Lalu, Jurnalis Shireen Abu Akleh Tewas Ditembak Tentara Israel

8 jam lalu

Tepat Dua Tahun Lalu, Jurnalis Shireen Abu Akleh Tewas Ditembak Tentara Israel

Israel dikenal kerap membunuh jurnalis, salah satu yang menyita perhatian dunia adalah Shireen Abu Alkeh, wartawati Al Jazeera.

Baca Selengkapnya

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

8 jam lalu

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Dubes Cina untuk PBB Fu Cong mendesak Amerika Serikat untuk tidak menghalangi proses keanggotaan penuh Palestina di PBB yang didukung Majelis Umum

Baca Selengkapnya

Kisah Israel Diterima Jadi Anggota PBB 75 Tahun Lalu, Diwarnai Pendudukan dan Pengusiran Paksa Warga Palestina

9 jam lalu

Kisah Israel Diterima Jadi Anggota PBB 75 Tahun Lalu, Diwarnai Pendudukan dan Pengusiran Paksa Warga Palestina

Pemberian mandat negara Israel didasari anggapan warga Yahudi berhak jadi tuan atas nasib sendiri seperti halnya semua bangsa lainnya yang berdaulat.

Baca Selengkapnya

Mengenal Rapper Macklemore yang Meluncurkan Lagu Dukungan untuk Palestina

9 jam lalu

Mengenal Rapper Macklemore yang Meluncurkan Lagu Dukungan untuk Palestina

Rapper Amerika Serikat Macklemore baru-baru ini merilis lagu Hind's Hall

Baca Selengkapnya

Tantrum, Dubes Israel untuk PBB Hancurkan Piagam PBB dalam Sidang Majelis Umum

11 jam lalu

Tantrum, Dubes Israel untuk PBB Hancurkan Piagam PBB dalam Sidang Majelis Umum

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan merobek salinan Piagam PBB untuk memprotes pemungutan suara yang mendukung keanggotaan penuh Palestina

Baca Selengkapnya