Jerman Gelontorkan Rp22 T ke Ukraina, Korban Invasi Rusia Tembus 10 Ribu Jiwa

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 22 November 2023 14:13 WIB

Petugas medis membawa korban terluka setelah bangunan apartemen rusak akibat terkena serangan rudal Rusia di Lviv, Ukraina 6 Juli 2023. REUTERS/Roman Baluk

TEMPO.CO, Jakarta - Jerman akan mendukung Ukraina dengan paket bantuan militer lainnya senilai 1,3 miliar euro atau Rp22 triliun lebih yang akan mencakup empat unit pertahanan udara tambahan IRIS-T, kata Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius di Kyiv, Selasa, 21 November 2023.

Sementara korban jiwa akibat invasi Rusia ke Ukraina ini sudah mencapai 10 ribu jiwa warga sipil, demikian data dari Kantor Hak Asasi Manusia PBB .

Berlin berjanji memasok delapan sistem IRIS-T ke Kyiv, yang tiga di antaranya telah dikirimkan. Ukraina menggunakannya terutama untuk mencegah serangan rudal Rusia.

Paket dukungan tersebut juga akan terdiri dari 20.000 peluru artileri 155mm serta ranjau anti-tank, kata Pistorius kepada wartawan, berbicara bersama timpalannya dari Ukraina Rustem Umerov.

“Saya yakin ini akan membantu Anda dalam perjuangan melawan agresi Rusia,” katanya. “Ini menggarisbawahi bahwa kami mendukung Ukraina secara berkelanjutan dan dapat diandalkan.”

Peluru artileri ini merupakan tambahan dari 140.000 peluru 155mm yang Jerman janjikan akan dikirim tahun depan, kata Pistorius.

Advertising
Advertising

Dalam kesempatan terpisah, Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengumumkan lebih dari 10.000 warga sipil telah terbunuh di Ukraina sejak invasi Rusia pada Februari 2022, dengan sekitar setengah dari kematian baru-baru ini terjadi jauh di belakang garis depan.

Misi hak asasi manusia PBB di Ukraina, yang memiliki puluhan pemantau di negara tersebut, memperkirakan jumlah korban sebenarnya akan “jauh lebih tinggi” dibandingkan penghitungan resmi karena upaya pembuktian masih berlangsung.

Hal ini mencakup peristiwa-peristiwa pada bulan-bulan pertama setelah invasi, seperti pertempuran untuk menguasai Mariupol, di mana penduduk melaporkan tingginya korban sipil.

“Sepuluh ribu kematian warga sipil merupakan tonggak sejarah yang suram bagi Ukraina,” kata Danielle Bell, yang memimpin misi pemantauan.

“Perang Federasi Rusia melawan Ukraina, yang kini memasuki bulan ke-21, berisiko berkembang menjadi konflik berkepanjangan, dengan korban jiwa yang sangat besar,” katanya.

Sebagian besar kematian disebabkan oleh senjata peledak dengan dampak luas seperti peluru, rudal dan munisi tandan, kata PBB.

Hampir setengah dari kematian dalam tiga bulan terakhir terjadi jauh di luar garis depan, kata PBB, dan menghubungkan hal ini dengan penggunaan rudal jarak jauh oleh pasukan Rusia.

Data PBB menunjukkan bahwa orang lanjut usia yang tidak mampu atau tidak mau pindah ke tempat lebih aman merupakan bagian yang tidak proporsional dari korban tewas di Ukraina.

Lebih dari sepertiga korban yang dikonfirmasi berusia di atas 60 tahun, sedangkan kelompok usia ini hanya seperempat dari total populasi. Moskow membantah sengaja menargetkan warga sipil.

REUTERS

Pilihan Editor Mengapa Palestina Belum Diakui Sebagai Negara Merdeka?

Berita terkait

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

13 jam lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Kota Metropolitan di Jerman yang Nyaman Dijelajahi dengan Berjalan Kaki

2 hari lalu

Kota Metropolitan di Jerman yang Nyaman Dijelajahi dengan Berjalan Kaki

Tidak hanya di Jerman, Munich juga kota yang paling nyaman berjalan kaki di Eropa

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

3 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

3 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

3 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

4 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

4 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

4 hari lalu

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

Dubes Jerman untuk Indonesia menjelaskan tentang UU terbaru yang diterapkan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja terampil di Jerman.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: 9 Negara Tolak Keanggotaan Palestina di PBB hingga Serangan Bom Nuklir ke Gaza

4 hari lalu

Top 3 Dunia: 9 Negara Tolak Keanggotaan Palestina di PBB hingga Serangan Bom Nuklir ke Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 14 Mei 2024 diawali oleh alasan 9 negara menolak Palestina menjadi anggota penuh PBB.

Baca Selengkapnya