Mantan Presiden Guinea Kabur dari Penjara

Reporter

Tempo.co

Minggu, 5 November 2023 13:00 WIB

ilustrasi penjara

TEMPO.CO, Jakarta - Sekelompok laki-laki bersenjata menyerbu penjara di Ibu Kota Guniea dan membawa kabur mantan Presiden Guinea Moussa Dadis Camara. Media dan saksi mata mengatakan terjadi baku tembak yang sengit di area tersebut.

Perihal ini dikonfirmasi Menteri Kehakiman Guinea Charles Alphonse Wright lewat stasiun radio lokal Fim FM. Mantan Presiden Camara, memimpin Guniea pada 2008 sampai 2010. Dia kabur dari penjara lewat penyerbuan itu bersama Claude Pivi dan Blaise Goumou, yang sama – sama dipenjara dengan Camara terkait pembantaian di sebuah stadion di Conakry lebih dari 10 tahun silam. Guinea adalah sebuah negara bekas jajahan Prancis di Afrika Barat.

“Kami akan menemukan mereka. Dan mereka yang bertanggung jawab akan dibawa ke meja hijau,” kata Wright, sambal meyakinkan kalau wilayah-wilayah perbatasan Guniea sudah ditutup.

Advertising
Advertising

Akan tetapi, Pepe Antonie Lamah pengacara Camara mengatakan kliennya sudah kembali ke penjara Central House di Ibu Kota Conarky pada Sabtu, 4 November 2023. Dia tidak menjelaskan secara detail bagaimana mantan Presiden Camara bisa kembali ke tahanan. Lamah hanya menuduh Pemerintah Guinea yang berkuasa saat ini sudah gagal melindungi para tahanan.

Beberapa rekaman video yang belum terverifikasi dan beredar di media sosial memperlihatkan baku tembak dengan suara senapan otomatis di Ibu Kota Guinea. Salah satu rekaman video memperlihatkan ada aparat keamanan di sana. Beberapa saksi mata yang diwawancarai AFP Kota Conakry sudah ditutup. Media Jeune Afrique mewartakan kelompok bersenjata yang menyerbu penjara itu terdiri dari empat truk pick up dan dipimpin oleh putra Claude Pivi yang pernah menjabat sebagai pasukan khusus Guinea.

Mantan Presiden Camara duduk dikursi Presiden lewat kudeta pada akhir 2008 setelah kematian mantan Presiden Lansana Conte. Camara dan sejumlah pejabat tinggi di Guinea dituduh melakukan percobaan pembantaian ke stadion di Ibu Kota Conakry pada 28 September 2009, di mana saat itu ada 150 orang tewas. Bukan hanya itu, diduga ada pula kekejaman massal yang dilakukan oleh tentara Camara terhadap warga sipil. Setelah tragedi tersebut, Camara dilaporkan mengalami luka serius dalam sebuah upaya pembunuhan dan mengasingkan diri ke negara tetangga, Burkina Faso.

Sumber: RT.com

Pilihan Editor: Diusir Junta, Dubes Prancis Tinggalkan Niger

Koreksi: Update berita ini ditambahkan pada 5 November 2023 pukul 13.23 WIB karena mantan Presiden Camara sudah ditangkap.

Berita terkait

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

17 jam lalu

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

Pengadilan Australia menjatuhkan hukuman hampir enam tahun penjara kepada eks pengacara militer yang ungkap tuduhan kejahatan perang di Afghanistan

Baca Selengkapnya

Divonis 8 Tahun Penjara, Sutradara Mohammad Rasoulof Kabur dari Iran

1 hari lalu

Divonis 8 Tahun Penjara, Sutradara Mohammad Rasoulof Kabur dari Iran

Sutradara film Iran Mohammad Rasoulof mengatakan telah meninggalkan Iran setelah dijatuhi hukuman penjara atas tuduhan keamanan nasional

Baca Selengkapnya

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

1 hari lalu

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

Bea Cukai terus menuai kecaman publik karena dianggap berkinerja buruk. Sri Mulyani belum berhasil menangani. Kini Jokowi turun tangan.

Baca Selengkapnya

Jaksa Interogasi Pendeta Pemberi Hadiah Tas Mewah Ibu Negara Korea Selatan

2 hari lalu

Jaksa Interogasi Pendeta Pemberi Hadiah Tas Mewah Ibu Negara Korea Selatan

Kejaksaan Korea Selatan menginterogasi pendeta yang diam-diam merekam dirinya menyerahkan tas tangan mewah merk Dior kepada Ibu Negara Kim Keon Hee

Baca Selengkapnya

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

4 hari lalu

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

Anggota DPR AS dari Partai Republik, Cory Mills, pada Jumat mengatakan telah mengajukan pasal pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Bapanas Siapkan Revisi Aturan Cadangan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Ekstrem

4 hari lalu

Bapanas Siapkan Revisi Aturan Cadangan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Ekstrem

Bapanas siapkan revisi Perpres mengenai Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah untuk atasi kemiskinan ekstrem.

Baca Selengkapnya

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

4 hari lalu

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

Jaksa menuntut pria yang masuk ke rumah mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan menyerang suaminya dengan palu harus menjalani hukuman 40 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Pembentukan Pansel Pimpinan dan Dewas KPK, Novel Baswedan Sebut Ujian Terakhir Bagi Jokowi Berantas Korupsi

5 hari lalu

Pembentukan Pansel Pimpinan dan Dewas KPK, Novel Baswedan Sebut Ujian Terakhir Bagi Jokowi Berantas Korupsi

Mantan penyidik senior KPK Novel Baswedan mengatakan pembentukan panitia seleksi ini merupakan ujian terakhir bagi pemerintahan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

PSSI Marah Suporter Timnas U-23 Indonesia Serbu Akun Instagram Guinea dengan Ujaran Rasis

5 hari lalu

PSSI Marah Suporter Timnas U-23 Indonesia Serbu Akun Instagram Guinea dengan Ujaran Rasis

Anggota Exco PSSI Arya Sinulingga minta suporter Timnas U-23 Indonesia yang menyampaikan ujaran rasis untuk berhenti melakukan tindakannya itu.

Baca Selengkapnya

Apindo Berharap Kabinet Prabowo-Gibran Bisa Kerja Sama dengan Pengusaha

5 hari lalu

Apindo Berharap Kabinet Prabowo-Gibran Bisa Kerja Sama dengan Pengusaha

Apindo berharap para menteri Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nanti profesional dan bisa kerja sama dengan pengusaha.

Baca Selengkapnya