Pemimpin Muslim Thailand Temui Hamas Minta Pembebasan Warganya yang Disandera di Gaza
Reporter
Tempo.co
Editor
Yudono Yanuar
Sabtu, 4 November 2023 09:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Politisi dari minoritas Muslim Thailand mengadakan pembicaraan dengan Hamas dalam upaya untuk menjamin pembebasan sekitar selusin sandera Thailand yang ditahan oleh kelompok Islam Palestina itu di Gaza yang dikepung Israel, kata seorang mantan anggota parlemen pada hari Jumat, 3 November 2023.
Setidaknya 23 warga Thailand termasuk di antara lebih dari 240 orang yang ditawan oleh Hamas ketika mereka keluar dari Gaza pada 7 Oktober 2023 dan melakukan pembunuhan dan penculikan besar-besaran di komunitas barat daya Israel. Israel menanggapinya dengan terus-menerus membombardir daerah kantong tersebut, lalu menyerbunya dengan serangan darat.
Areepen Uttarasin, seorang politisi veteran Thailand dan mantan menteri pendidikan, mengatakan dia melakukan perjalanan ke ibu kota Iran, Teheran, dan bertemu selama lebih dari dua jam dengan pejabat senior Hamas di sana pada 26 Oktober 2023 .
“Mereka mengatakan kepada saya bahwa para sandera asal Thailand hidup nyaman dan bebas dari bahaya,” kata Areepen kepada Reuters, tanpa menyebutkan nama pejabat Hamas yang ditemuinya. “Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya di sini bukan untuk bernegosiasi tetapi hanya untuk meminta pembebasan mereka.”
Ke-23 warga Thailand tersebut merupakan kelompok tawanan terbesar di Gaza dari negara asing mana pun.
Kementerian Luar Negeri Thailand tidak mengkonfirmasi pembicaraan para politisi tersebut dengan Hamas, namun mengatakan pihaknya menyambut baik bantuan dari semua pihak seiring pemerintah mengupayakan pembebasan sandera Thailand melalui berbagai saluran.
Kementerian Luar Negeri Thailand mengatakan Qatar, Iran dan Mesir telah sepakat untuk secara resmi menyampaikan permintaan pembebasan segera sandera Thailand kepada Hamas.
“Saya ingin mereka menyampaikan hal itu kepada Hamas, karena saya khawatir Hamas tidak mengetahui bahwa mereka hanyalah pekerja pertanian,” kata Menteri Luar Negeri Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara Pranpree pada hari Jumat setelah mengunjungi Timur Tengah awal pekan ini.
Dari lebih dari 1.400 orang yang menurut Israel tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, setidaknya 32 di antaranya adalah warga Thailand.
Sekitar 30.000 warga Thailand bekerja di Israel, sebagian besar di sektor pertanian, dan 7.200 di antaranya telah dipulangkan sejak perang Gaza meletus, menurut Kementerian Luar Negeri.
Pertemuan pekan lalu di Teheran diatur melalui hubungan jangka panjang yang dilakukan oleh ketua parlemen Thailand Wan Muhamad Noor Matha dan anggota komunitas kecil Muslim lainnya dengan Iran, kata Areepen.
“Ini bukan saluran antar pemerintah tetapi melalui hubungan pribadi yang khusus,” kata Areepen, 72 tahun, yang seperti Wan Noor, berasal dari wilayah selatan Thailand yang mayoritas penduduknya Muslim, tempat pemberontakan kecil terjadi selama beberapa dekade.
Sekitar 90% dari 70 juta penduduk Thailand beragama Buddha dan hidup berdampingan secara damai dengan minoritas Muslim di negara tersebut.
Pada pertemuan di Teheran, di mana kedua belah pihak juga berdoa bersama, Areepen mengatakan dia menekankan kepada para pejabat Hamas bahwa Thailand bukan bagian dari konflik tersebut.
“Mereka memandang kami dengan ramah,” katanya, mengacu pada para pejabat Hamas. “Mereka kagum melihat bagaimana kami, umat Islam, bisa menduduki posisi tinggi di Thailand meski jumlah kami hanya sedikit.”
REUTERS
Pilihan Editor Kronologi WNI Berenang dari Malaysia ke Singapura Lalu Dihukum Cambuk, Alasannya Bikin Sedih