Lebih dari 90 Persen Penduduk Tinggalkan Nagorno-Karabakh, PM Armenia: Ini Pembersihan Etnis!

Reporter

Tempo.co

Minggu, 1 Oktober 2023 12:15 WIB

Warga duduk di dalam bus di pusat Stepanakert sebelum meninggalkan Nagorno-Karabakh, wilayah yang dihuni etnis Armenia, 25 September 2023. REUTERS/David Ghahramanyan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak tentara Azerbaijan menyerbu daerah kantong Nagorno-Karabakh dalam serangan kilat pekan lalu, hampir 90 persen penduduk etnis Armenia di wilayah tersebut telah melarikan diri karena takut mengatakan akan penganiayaan dan pembersihan etnis.

Nazeli Baghdasaryan, sekretaris pers Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, mengatakan pada Sabtu bahwa 100.417 orang telah tiba di Armenia dari Nagorno-Karabakh. Wilayah itu berpenduduk sekitar 120.000 jiwa, sebelum Azerbaijan merebut kembali wilayah tersebut dalam serangan kilat minggu lalu.

PBB menambahkan ribuan pengungsi lainnya mengalami penundaan berjam-jam akibat kemacetan besar di perbatasan.

“Banyak yang kelaparan, kelelahan dan membutuhkan bantuan segera,” kata Filippo Grandi, kepala badan pengungsi PBB UNHCR, melalui media sosial pada Jumat malam. “Bantuan internasional sangat dibutuhkan.”

Italia mengatakan Armenia telah meminta Uni Eropa menyediakan tempat penampungan sementara dan pasokan medis untuk membantu mereka menangani para pengungsi.

Advertising
Advertising

Siranush Sargsyan, seorang jurnalis lepas yang telah melaporkan pelarian etnis Armenia dari Nagorno-Karabakh, mengatakan kepada Reuters bahwa ribuan orang – barang-barang mereka dijejali di dalam mobil, truk, dan traktor – terjebak di jalan raya pegunungan menuju ke Armenia.

Banyak yang memerlukan perhatian medis segera, kata Sargsyan.

“Seperti yang Anda lihat, kami masih terjebak di jalan,” kata Sargsyan. “Eksodus ini sudah tidak tertahankan secara fisik karena kami sudah menghabiskan 16 jam di jalan ini… Sepertinya dalam 24 jam ke depan kami masih belum bisa mencapai perbatasan."

Seorang pengungsi Armenia, Spartak Harutyunyan, bermain dengan bayinya yang berusia sepuluh bulan sambil menanti kemacetan mereda.

"Orang-orang 'Turki' mengatakan kami bisa tinggal, tapi mereka selalu berbohong. Bagaimana kami bisa hidup bersama mereka?" katanya, menggunakan singkatan yang menghina pasukan Azerbaijan.

Pashinyan menuduh eksodus etnis Armenia dari Nagornor-Karabakh yang kini dikuasai Azerbaijan merupakan “tindakan langsung pembersihan etnis dan perampasan tanah air orang-orang”.

Kementerian Luar Negeri Azerbaijan dengan tegas menolak karakterisasi tersebut, dan mengatakan bahwa migrasi massal yang dilakukan oleh penduduk di wilayah tersebut adalah “keputusan pribadi mereka dan tidak ada hubungannya dengan relokasi paksa”.

Namun, Luis Moreno Ocampo, mantan kepala jaksa ICC, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa “jelas” apa yang terjadi adalah pembersihan etnis, dan mengatakan bahwa “deskripsi hukumnya disebut genosida.”

Nagorno-Karabakh diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi sebagian besar dihuni oleh umat Kristen Armenia yang mendirikan Republik Artsakh tiga dekade lalu setelah konflik etnis berdarah saat Uni Soviet runtuh.

Pilihan Editor: PBB Siap Tampung 120.000 Pengungsi Etnis Armenia yang Eksodus dari Nagorno-Karabakh

REUTERS | AL JAZEERA

Berita terkait

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

37 menit lalu

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

3 jam lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

4 jam lalu

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

Berikut peraturan baru untuk mempermudah proses mencari kerja di Jerman bagi warga negara di luar Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

6 jam lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Gilad Erdan Dubes Israel Sobek Salinan Piagam PBB Usai Voting Status Palestina, Ini Profilnya

10 jam lalu

Gilad Erdan Dubes Israel Sobek Salinan Piagam PBB Usai Voting Status Palestina, Ini Profilnya

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan merobek salinan Piagam PBB, memprotes pemungutan suara resolusi yang mendukung keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

13 jam lalu

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

Gedung Putih membantah bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Warga Palestina yang tewas di Gaza sudah lebih dari 35.000 orang.

Baca Selengkapnya

Staf PBB Tewas Diserang Israel di Rafah, Guterres Minta Penyelidikan Penuh

14 jam lalu

Staf PBB Tewas Diserang Israel di Rafah, Guterres Minta Penyelidikan Penuh

Seorang staf PBB tewas di Rafah setelah kendaraannya ditabrak saat sedang melakukan perjalanan ke sebuah rumah sakit.

Baca Selengkapnya

Donor Internasional Janjikan Bantuan Lebih dari Rp32 Triliun untuk Gaza

14 jam lalu

Donor Internasional Janjikan Bantuan Lebih dari Rp32 Triliun untuk Gaza

Sebuah konferensi donor internasional di Kuwait menjanjikan bantuan lebih dari US$2 miliar atau sekitar Rp32 triliun ke Gaza

Baca Selengkapnya

UNRWA Mencatat 360 Ribu Warga Tinggalkan Rafah

1 hari lalu

UNRWA Mencatat 360 Ribu Warga Tinggalkan Rafah

Jumlah warga Palestina yang terpaksa meninggalkan Rafah karena serangkaian serangan militer Israel meningkat menjadi 360 ribu orang.

Baca Selengkapnya

Korban Kerusuhan Masih Alami Trauma, Berikut Penjelasan Trauma Korban Kerusuhan

1 hari lalu

Korban Kerusuhan Masih Alami Trauma, Berikut Penjelasan Trauma Korban Kerusuhan

Bagi yang mereka yang sebelumnya pernah mengalami trauma seperti kehilangan atau hadir saat kekerasan terjadi, tentu akan menghasilkan reaksi intens.

Baca Selengkapnya