AS dan Iran Tukar Tahanan Setelah Transfer Dana Rp92 Triliun
Reporter
Tempo.co
Editor
Ida Rosdalina
Senin, 18 September 2023 18:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah pesawat Qatar menunggu di Iran pada Senin, 18 September 2023, untuk menerbangkan lima tahanan AS sebagai pertukaran dengan lima warga Iran yang ditahan di Amerika Serikat, berkat kesepakatan yang dimediasi Doha yang juga mencairkan dana Iran sebesar $6 miliar (sekitar Rp92,2 triliun).
Iran dan Amerika Serikat diberitahu bahwa dana tersebut telah ditransfer ke rekening di Qatar, sebuah sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters. Hal ini menyebabkan terjadinya pertukaran tahanan yang disepakati setelah berbulan-bulan perundingan antara musuh bebuyutan tersebut, yang berselisih mengenai ambisi nuklir Teheran dan sejumlah masalah lainnya.
“Sebuah pesawat Qatar bersiaga di Iran menunggu untuk menerbangkan lima warga AS dan dua kerabatnya yang akan segera dibebaskan ke Doha pada Senin pagi,” kata sumber itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengatakan dana tersebut, yang diblokir di Korea Selatan setelah sanksi AS terhadap Iran diperketat pada 2018, akan tersedia bagi Teheran pada Senin. Berdasarkan kesepakatan tersebut, Qatar akan memastikan dananya dibelanjakan untuk barang-barang kemanusiaan.
Belum ada komentar publik AS mengenai hal ini.
Lima orang Amerika dengan kewarganegaraan ganda diperkirakan akan terbang dari Doha ke Amerika Serikat. Sebagai imbalannya, lima warga Iran yang ditahan di AS akan dibebaskan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan dua warga Iran akan kembali ke Iran sementara dua lainnya akan tinggal di AS atas permintaan mereka. Salah satu tahanan akan bergabung dengan keluarganya di negara ketiga, tambahnya.
Kesepakatan itu akan menghilangkan perselisihan besar antara AS, yang melabeli Teheran sebagai negara sponsor terorisme, dan Iran, yang menyebut Washington sebagai “Setan Besar”.
Namun mereka tetap terpecah dalam isu-isu lain mulai dari program nuklir Iran dan pengaruhnya di kawasan hingga sanksi AS dan kehadiran militer Amerika di Teluk.
Qatar, produsen energi kecil tapi sangat kaya di Teluk Arab, telah berupaya meningkatkan profil globalnya dengan menjadi tuan rumah Piala Dunia sepak bola tahun lalu dan berperan dalam diplomasi internasional. Negara Muslim Sunni ini menjadi tuan rumah pangkalan militer AS yang besar, namun juga menjalin hubungan dekat dengan Iran yang merupakan negara Muslim Syiah.
Doha menjadi tuan rumah setidaknya delapan putaran perundingan dengan perunding Iran dan AS yang duduk di hotel terpisah, berbicara melalui diplomasi antar-jemput, sebuah sumber sebelumnya mengatakan kepada Reuters.
<!--more-->
Peran Monitoring Qatar
Berdasarkan perjanjian tersebut, Doha setuju untuk memantau bagaimana Iran membelanjakan dana yang dibekukan untuk memastikan dana tersebut dibelanjakan untuk keperluan barang-barang kemanusiaan, seperti makanan dan obat-obatan, dan bukan barang-barang apa pun yang berada di bawah sanksi AS.
Transfer dana Iran menuai kritik dari anggota Partai Republik AS yang mengatakan Biden, seorang Demokrat, sebenarnya membayar uang tebusan bagi warga negara AS. Gedung Putih telah membela
Warga negara ganda AS yang akan dibebaskan termasuk Siamak Namazi, 51, dan Emad Sharqi, 59, keduanya pengusaha, dan Morad Tahbaz, 67, seorang pemerhati lingkungan yang juga berkewarganegaraan Inggris. Mereka dibebaskan dari penjara dan dijadikan tahanan rumah bulan lalu.
Warga negara AS yang keempat juga dibebaskan menjadi tahanan rumah, sementara warga negara kelima sudah menjadi tahanan rumah. Identitas mereka belum diungkapkan.
Para pejabat Iran telah menyebutkan lima warga Iran yang akan dibebaskan oleh AS sebagai Mehrdad Moin-Ansari, Kambiz Attar-Kashani, Reza Sarhangpour-Kafrani, Amin Hassanzadeh dan Kaveh Afrasiabi. Dua pejabat Iran sebelumnya mengatakan bahwa Afrasiabi akan tetap berada di Amerika tetapi tidak menyebutkan nama lain.
Hubungan antara Washington dan Teheran telah memanas sejak Donald Trump, seorang Republikan, menarik AS keluar dari perjanjian nuklir antara Iran dan negara-negara besar dunia ketika ia menjadi presiden pada 2018. Pencapaian perjanjian nuklir lainnya tidak mendapatkan banyak daya tarik sejak itu, ketika Presiden Joe Biden mempersiapkan diri untuk pemilu AS 2024.
Sebagai langkah pertama dalam kesepakatan tersebut, Washington menghapuskan sanksi yang memungkinkan transfer dana Iran sebesar $6 miliar dari Korea Selatan ke Qatar. Dana tersebut diblokir di Korea Selatan, yang dulu salah satu pelanggan minyak terbesar Iran, ketika Washington memberlakukan sanksi keuangan besar-besaran terhadap Teheran dan uang tunai tersebut tidak dapat ditransfer.
REUTERS
Pilihan Editor: Pertama Kali: 1 dari 10 Orang Jepang Berusia Lebih dari 80 Tahun