Pekan Iklim di New York, Ribuan Demonstran Desak Pemimpin Dunia Setop Pemakaian BBM

Reporter

Tempo.co

Senin, 18 September 2023 12:15 WIB

Seseorang memegang gambar aktivis iklim Greta Thunberg ketika para aktivis menandai dimulainya Pekan Iklim di New York selama demonstrasi yang menyerukan pemerintah AS untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim dan menolak penggunaan bahan bakar fosil di New York City, New York, AS, 17 September 2023. REUTERS/Eduardo Munoz

TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan demonstran memulai "Pekan Iklim" di Manhattan, New York, pada Minggu, menjelang pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pekan ini. Mereka menyerukan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan pemimpin dunia lainnya untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil.

Diiringi dengan parade, konser, dan tabuhan genderang, sekitar 15.000 orang yang diperkirakan hadir melambaikan papan bertuliskan "Akhiri Penggunaan Bahan Bakar Fosil" dan "Bahan Bakar Fosil Membunuh" serta "Deklarasikan Darurat Iklim".

Seorang pria berpakaian seperti manusia salju yang mencair dan memperingatkan akan naiknya permukaan laut.

Pesan yang disampaikan adalah agar para pemimpin dunia menyelamatkan bumi dari penggunaan minyak dan gas yang diyakini menyebabkan pemanasan global.

Protes pada Minggu itu adalah bagian dari upaya internasional selama sepekan yang dilakukan oleh Climate Group. Ini sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk mendorong aksi perubahan iklim dan menghentikan pemanasan global.

Advertising
Advertising

Organisasi ini berencana menggelar lebih dari 500 protes di AS, Jerman, Inggris, Korea Selatan, India dan di tempat lain, total berjumlah 54 negara.

Penyelenggara aksi memperkirakan jumlah pengunjuk rasa di seluruh dunia akan mencapai lebih dari satu juta orang.

"Pekan Iklim NYC adalah tentang bagaimana mewujudkannya. Melalui perayaan aksi iklim, menantang diri kita sendiri untuk berbuat lebih banyak, dan mencari cara untuk meningkatkan ambisi. Pekan Iklim NYC menginspirasi, memperkuat, dan meneliti komitmen, kebijakan, dan tindakan pihak-pihak yang memiliki kekuatan untuk mewujudkan perubahan," tulis penyelenggara aksi secara daring.

Banyak ilmuwan meyakini bahwa gas rumah kaca yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil menyebabkan pemanasan global dan menyebabkan cuaca buruk seperti angin topan yang lebih intens, gelombang panas, banjir, kebakaran hutan dan kekeringan.

Pengurangan emisi CO2 atau karbon dioksida dipandang sebagai elemen kunci dalam meredakan perubahan iklim.

Unjuk rasa tersebut terjadi dua bulan sebelum KTT Iklim COP28 PBB tahun ini, saat lebih dari 80 negara berencana untuk mendorong perjanjian global untuk secara bertahap menghapuskan batubara, minyak dan gas.

Sebuah laporan PBB baru-baru ini memperingatkan bahwa dunia berada pada jalur berbahaya menuju pemanasan global yang parah, dan mengatakan diperlukan tindakan lebih lanjut di semua lini, termasuk penurunan drastis penggunaan listrik berbahan bakar batu bara pada 2030, sebagaimana dilaporkan Reuters.

Pilihan Editor: Protes Subsidi Energi, Belanda Tahan 3.000 Aktivis Iklim

REUTERS

Berita terkait

Luhut Soal Pertalite dan Bioetanol, Berikut Daftar BBM yang Pernah Dihapus Pemerintah

4 jam lalu

Luhut Soal Pertalite dan Bioetanol, Berikut Daftar BBM yang Pernah Dihapus Pemerintah

Isu penghapusan BBM pertalite dibantah Pertamina. Sebelumnya Luhut sebut penggantian pertalite dengan bioetanol. "Harus ke sana larinya," katanya.

Baca Selengkapnya

Daftar 9 Negara yang Menolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Tetangga Indonesia

1 hari lalu

Daftar 9 Negara yang Menolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Tetangga Indonesia

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara abstain.

Baca Selengkapnya

Biden: Gencatan Senjata Israel Hamas Bisa Terjadi Besok Bila Seluruh Sandera Dibebaskan

1 hari lalu

Biden: Gencatan Senjata Israel Hamas Bisa Terjadi Besok Bila Seluruh Sandera Dibebaskan

Joe Biden mengatakan gencatan senjata bisa terjadi secepatnya jika seluruh sandera Israel dibebaskan oleh Hamas.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 11 Mei 2024 diawali oleh tanggapan Dubes Palestina Zuhair Al-Shun soal perdagangan antara Indonesia-Israel

Baca Selengkapnya

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

1 hari lalu

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

Anggota DPR AS dari Partai Republik, Cory Mills, pada Jumat mengatakan telah mengajukan pasal pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

1 hari lalu

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

Australia dan Selandia Baru pada Jumat bergabung dengan 141 negara lain untuk mendukung negara Palestina dalam pemungutan suara keanggotaan PBB

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa bagi Palestina di PBB

1 hari lalu

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa bagi Palestina di PBB

Indonesia mendorong pemberian hak-hak istimewa bagi Palestina dalam Sidang Darurat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Baca Selengkapnya

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

1 hari lalu

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Dubes Cina untuk PBB Fu Cong mendesak Amerika Serikat untuk tidak menghalangi proses keanggotaan penuh Palestina di PBB yang didukung Majelis Umum

Baca Selengkapnya

Kisah Israel Diterima Jadi Anggota PBB 75 Tahun Lalu, Diwarnai Pendudukan dan Pengusiran Paksa Warga Palestina

2 hari lalu

Kisah Israel Diterima Jadi Anggota PBB 75 Tahun Lalu, Diwarnai Pendudukan dan Pengusiran Paksa Warga Palestina

Pemberian mandat negara Israel didasari anggapan warga Yahudi berhak jadi tuan atas nasib sendiri seperti halnya semua bangsa lainnya yang berdaulat.

Baca Selengkapnya

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

2 hari lalu

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

Jaksa menuntut pria yang masuk ke rumah mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan menyerang suaminya dengan palu harus menjalani hukuman 40 tahun penjara.

Baca Selengkapnya