Mengenal Kamala Harris, Wapres AS yang Sebut Indonesia Teman Penting di KTT ASEAN

Reporter

Andika Dwi

Jumat, 8 September 2023 08:00 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Konferensi Tingkat Tinggi untuk negara-negara se-Asia Tenggara atau KTT ASEAN 2023 atau yang ke-43 tengah di gelar di Jakarta mulai 5-7 September 2023. Di sela-sela acaranya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar pertemuan bilateral dengan Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris.

Pertemuan yang terjadi di Ruang Kakatua, Jakarta Convention Center tersebut berlangsung pada Rabu, 6 September 2023. Melansir dari laman Sekretariat Kabinet, Kamala Harris menyampaikan apresiasinya atas kepemimpinan Indonesia di ASEAN 2023. Dia menilai kepemimpinan Indonesia telah menjadikan ASEAN sebagai prioritas untuk memberikan hasil nyata dengan penekanan khusus pada pertumbuhan ekonomi.

“Indonesia adalah mitra dan teman penting bagi Amerika Serikat. Kami memiliki persahabatan dan hubungan jangka panjang yang membantu meningkatkan kemakmuran dan keamanan bagi negara kami dan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” ucap Kamala Harris, Rabu, 6 September 2023.

Lantas, bagaimana profil Kamala Harris yang hadir di KTT ASEAN ke-43 tersebut? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.


Profil Kamala Harris

Kamala Harris memiliki nama lengkap Kamala Devi Harris. Dia lahir pada 20 Oktober 1964 di Oakland, California, Amerika Serikat. Saat ini Kamala Harris menjabat sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat dalam pemerintahan Demokrat yang dipimpin Presiden Joe Biden.

Advertising
Advertising

Dia adalah perempuan dan orang Afrika-Amerika pertama yang memegang jabatan tersebut. Melansir dari Britannica, sebelumnya dia pernah bertugas di Senat Amerika Serikat pada 2017-2021 dan sebagai Jaksa Agung California pada 2011-2017 lalu.

Ayah Kamala Harris adalah orang Jamaika yang mengajar di Universitas Stanford. Sedangkan, ibunya adalah seorang peneliti kanker sekaligus anak dari seorang diplomat India. Kamala memiliki adik perempuan bernama Maya Harris yang menjadi advokat kebijakan publik.

Kamala adalah lulusan dari Howard University pada 1986 untuk bidang ilmu politik dan ekonomi. Dia kemudian melanjutkan pendidikannya dalam bidang hukum di Hastings College of Law, University of California.

Melansir dari situs resmi White House, pada 2014 Kamala menikah dengan Douglas Emhoff. Mereka memiliki keluarga campuran besar yang mencakup anak-anaknya, Ella dan Cole.


Perjalanan Karier Kamala Harris

Orangtua Kamala Harris adalah seorang aktivis yang menanamkan rasa keadilan kuat kepada anak-anaknya. Suatu hari, Kamala diajak ibunya pergi menyaksikan demonstrasi akan hak-hak sipil. Pengalaman ini ternyata mengilhami Kamala untuk mewujudkan mimpi melawan ketidakadilan sebagai seorang jaksa.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Kamala bergabung dengan Kantor Kejaksaan Distrik Alameda County pada 1990. Kala itu, dia mengambil fokus pada penyelesaian kasus pelecehan seksual terhadap anak, kekerasan geng, dan perdagangan narkoba.

Dia kemudian menjabat sebagai pengacara pengelola di Kantor Kejaksaan Distrik San Francisco dan kemudian menjadi kepala Divisi Anak-Anak dan Keluarga untuk Kantor Kejaksaan Kota San Francisco. Pada 2003, Kamala naik jabatan dan terpilih sebagai Jaksa Wilayah San Francisco.

Saat memegang jabatan tersebut, dia membuat program terobosan untuk memberikan kesempatan bagi pelaku penyalahgunaan narkoba untuk mendapatkan gelar sekolah menengah atas dan mendapat pekerjaan. Hal ini dianggap sebagai inovasi nasional oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat.

Pada 2010 Kamala akhirnya terpilih sebagai Jaksa Agung California. Dia bertanggung jawab mengawasi departemen kehakiman negara bagian terbesar di Amerika Serikat tersebut. dengan posisinya, dia membela Undang-Undang Perawatan Terjangkau di pengadilan, menegakkan hukum lingkungan, dan menjadi pemimpin nasional dalam gerakan kesetaraan pernikahan.

Pada 2017, dia dilantik menjadi Senat Amerika Serikat sebagai anggota Komite Keamanan Dalam Negeri dan Urusan Pemerintahan Senat. Dia juga bekerja di Komite Intelijen Senat untuk menjaga keamanan rakyat dan membantu mengamankan pemilu Amerika Serikat. Sebagai Senator, dia memperjuangkan banyak hal, termasuk memerangi kelaparan, meningkatkan pelayanan kesehatan, dan mengatasi krisis iklim.

Pada Agustus 2020, Kamala Harris menerima undangan dari Joe Biden untuk menjadi cawapresnya dalam pemilu Amerika Serikat. Mereka pun berhasil mendapatkan perolehan suara terbanyak dan menjadi pemimpin Negeri Paman Sam tersebut.

Dengan terpilihnya Kamala Harris sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat, hal ini menjadikannya sebagai wanita pertama, orang Amerika kulit hitam pertama, dan orang Amerika keturunan Asia Selatan pertama yang menduduki posisi tersebut.

RADEN PUTRI | SETKAB.GO.ID | WHITEHOUSE.GOV | BRITANNICA.COM | WOMENSHISTORY.ORG

Pilihan Editor: Jokowi: ASEAN Ajak AS Jadi 'Positive Force' di Indo-Pasifik

Berita terkait

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Minta Kongres Evaluasi Bantuan Senjata Rp16 T ke Israel

10 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Minta Kongres Evaluasi Bantuan Senjata Rp16 T ke Israel

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyerahkan paket bantuan senjata untuk Israel senilai USD1 miliar (Rp16 triliun)

Baca Selengkapnya

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL Latihan Militer Bersama CARAT

12 jam lalu

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL Latihan Militer Bersama CARAT

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL memulai latihan militer bersama bernama Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Indonesia 2024

Baca Selengkapnya

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

1 hari lalu

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

1 hari lalu

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara lain abstain. Apa alasan mereka menolak?

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

1 hari lalu

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

Gedung Putih membantah bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Warga Palestina yang tewas di Gaza sudah lebih dari 35.000 orang.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

1 hari lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

2 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

2 hari lalu

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

Antony Blinken memperingatkan serangan Israel bisa memicu sebuah pemberontakan.

Baca Selengkapnya

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

2 hari lalu

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

Gabungan kekayaan pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin mencapai kuadriliun. Berapa triliun banyaknya?

Baca Selengkapnya

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

2 hari lalu

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

Korea Utara pada Ahad mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan "hak dan keistimewaan" kepada Palestina

Baca Selengkapnya