Miliarder Rusia Disebut Mulai Minta Uni Eropa Cabut Sanksi

Reporter

Tempo.co

Senin, 28 Agustus 2023 14:00 WIB

Bendera Uni Eropa berkibar di luar kantor pusat Komisi Eropa di Brussel, Belgia 21 Agustus 2020. [REUTERS / Yves Herman]

TEMPO.CO, Jakarta - Arkady Volozh, miliarder asal Rusia dan salah satu pendiri Yandex, secara resmi meminta agar Uni Eropa mencabut sanksi – sanksi yang dijatuhkan padanya. Yandex adalah perusahaan internet terbesar asal Rusia.

Financial Times pada Minggu, 27 Agustus 2023, mewartakan berdasarkan sejumlah sanksi kalau Volozh sudah meminta secara langsung agar sanksi-sanksi terhadapnya dihapus. Permintaan itu dilayangkan Volozh setelah dia secara terbukan mengutuk perang Ukraina yang meletup pada Februari 2022.

Pada awal Agustus 2023, Volozh menyebut operasi militer Rusia di Ukraina sebagai invasi yang barbar. Dia pun waswas dengan nasib rakyat Ukraina, di mana sanak-saudara dan teman-temannya pun banyak yang berasal dari Ukraina.

Advertising
Advertising

“Sejujurnya, sulit membayangkan apa lagi yang bisa dia (Voloz) lakukan. Ada ratusan sanksi yang dikenakan pada para pengusaha Rusia, yang memantau dengan ketat apa yang dilakukan Brussels,” kata sebuah sumber kepada Finacial Times. Saat dikonfirmasi oleh Financial Times, Volozh menolak berkomentar.

Volozh pada awal Agustus 2023 lalu mengatakan dia ikut memikul tanggung jawab atas tindakan-tindakan yang dilakukan negaranya, padahal dia sangat menentang peperangan. Saat ini, yang dilakukan pihaknya adalah berdiam diri selama proses panjang ini

Volozh di website perusahaannya tampak berusaha melepaskan kewarganegaraan Rusianya. Di website tersebut, Volozh menyebut kelahiran Kazakhstan, yang merupakan pengusaha bidang teknologi, ilmu computer, investor dan filantropis. Dia sudah tinggal di Israel sejak 2015 dan tidak pernah lagi mengunjungi Rusia sejak perang Ukraina berkecamuk.

Pada tahun lalu, Volozh mengundurkan diri dari jabatan sebagai CEO Yandex atau persis setelah namanya masuk dalam daftar sanksi Uni Eropa. Sanksi tersebut telah menyebabkan sejumlah permasalahan padanya, di antaranya gedung miliknya di Kota Amsterdam sekarang di huni oleh penghuni liar setelah Volozh tak bisa menjual atau merawat gedung tersebut.

Sumber: RT.com

Pilihan Editor: 4 Miliarder Masuk Daftar Sanksi Amerika Serikat

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

19 jam lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

3 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

3 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

3 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

4 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

4 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa, UNODC dan ILO Luncurkan PROTECT untuk Lindungi Hak Perempuan Pekerja Migran

4 hari lalu

Uni Eropa, UNODC dan ILO Luncurkan PROTECT untuk Lindungi Hak Perempuan Pekerja Migran

PROTECT ditujukan untuk memperkuat hak-hak perempuan pekerja migran, anak-anak dan kelompok berisiko di Indonesia

Baca Selengkapnya

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

5 hari lalu

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

Berikut peraturan baru untuk mempermudah proses mencari kerja di Jerman bagi warga negara di luar Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

6 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya