Riset: Banyak Majikan di Singapura Pakai Polisi untuk Ancam ART

Reporter

Tempo.co

Senin, 21 Agustus 2023 18:06 WIB

Para pekerja rumah tangga asal Filipina melakukan doa bersama saat akan dimulainya pembagian barang-barang gratis dari hasil sumbangan di Singapura, 4 November 2018. REUTERS/Natashia Lee

TEMPO.CO, Jakarta - Majikan di Singapura menggunakan sistem peradilan sebagai “alat” untuk mengancam dan mengendalikan pekerja rumah tangga. Dilansir dari Al Jazeera, lebih dari 80 persen laporan polisi dibuat oleh bos terhadap pembantu mereka yang tidak mengarah pada tuntutan, menurut sebuah laporan baru.

Dalam laporan oleh kelompok hak asasi Organisasi Kemanusiaan untuk Ekonomi Migrasi atau HOME, majikan di Singpura memiliki kekuasaan yang belum pernah terjadi sebelumnya atas pekerja rumah tangga mereka. Pekerja rumah tangga yang dituduh melakukan kejahatan biasanya tak bisa lagi bekerja di Singapura, setelah mereka menerima peringatan polisi. Padahal mereka tidak pernah dihukum karena melakukan pelanggaran, menurut laporan tersebut.

“Yang penting, temuan ini menunjukkan bagaimana polisi dan sistem peradilan pidana digunakan sebagai alat ancaman, dan hukuman dan sering pembalasan terhadap pekerja rumah tangga migran,” kata HOME dalam laporan tersebut.

HOME mendasarkan temuannya pada 100 kasus yang melibatkan pekerja rumah tangga migran yang tinggal di tempat penampungan dan dituduh melakukan kejahatan antara tahun 2019 hingga 2022. HOME menyusun laporan tersebut, yang dirilis minggu lalu, sebagai tanggapan atas kasus bekas pekerja rumah tangga Parti Liyani, yang dituduh mencuri barang senilai 30.000 dolar Singapura milik mantan majikannya. Bekas bos Parti adalah kepala di Changi Airport Group, Liew Mun Leong dan keluarganya pada 2019 lalu.

Hukuman pencurian Parti dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi pada September 2020. Pada bulan April, putra Liew, Karl, dijatuhi hukuman dua minggu penjara karena berbohong selama persidangan Parti.

Advertising
Advertising

HOME mengatakan tuduhan paling umum terhadap pekerja rumah tangga yang ditampilkan dalam laporan itu adalah pencurian, sebagian besar kasusnya “bersifat picik”. Dalam satu kasus, seorang majikan melaporkan pembantu mereka ke polisi karena diduga mencuri 10 dolar Singapura.

“Tuduhan pencurian dapat dilakukan dengan sangat mudah, membutuhkan sedikit atau tanpa bukti dan tidak berdampak negatif pada pemberi kerja (terlepas dari hasilnya), sementara memiliki hasil yang tidak proporsional dan berpotensi membawa malapetaka bagi pekerja rumah tangga migran,” kata laporan tersebut.

Penganiayaan fisik adalah klaim paling umum berikutnya, terhitung 13 persen dari kasus yang melibatkan pekerja rumah tangga migran. Secara keseluruhan, hanya 18 persen laporan yang berujung pada tuntutan pidana. Tiga puluh enam persen tidak menghasilkan tindakan lebih lanjut dan 43 persen menghasilkan “peringatan keras”, yang dapat dikeluarkan pihak berwenang atas kebijakan mereka sebagai pengganti penuntutan.

Meskipun sebagian besar pengaduan tidak berujung pada hukuman pidana, pekerja rumah tangga dapat menderita akibat dituduh. HOME mengatakan para pembantu rumah tangga yang dituduh menghabiskan rata-rata empat bulan di tempat penampungan kelompok tersebut. Tuduhan itu juga bisa menimbulkan tekanan finansial dan psikologis yang parah kepada mereka serta keluarganya di kampung halaman.

HOME mengatakan pembantu juga dapat menghadapi "tuduhan balas dendam" setelah mereka meninggalkan tempat kerja.

Dalam satu kasus yang disorot dalam laporan tersebut, seorang pekerja rumah tangga, yang mencari bantuan di tempat penampungan HOME setelah ditolak repatriasinya selama setahun, dituduh mencuri uang ketika dia kembali ke mantan majikannya untuk mengambil barang-barangnya. Pembantu itu terpaksa tinggal di Singapura selama sembilan bulan lagi sambil menunggu hasil penyelidikan, yang berakhir tanpa tindakan lebih lanjut.

Dalam laporannya, HOME merekomendasikan bahwa pekerja rumah tangga yang bekerja sama dengan investigasi harus diizinkan untuk terus bekerja. Sementara mereka yang mendapat peringatan keras tidak boleh dilarang bekerja di masa depan. Kelompok itu juga menyerukan opsi tinggal di luar bagi pekerja rumah tangga dan kebebasan yang lebih besar untuk mereka agar bisa berganti majikan.

AL JAZEERA

Pilihan Editor: Jokowi Gelar Pertemuan Bilateral dengan Presiden Kenya William Ruto

Berita terkait

5 Negara dengan Tingkat Urbanisasi Paling Tinggi di Asia, Indonesia Termasuk?

1 hari lalu

5 Negara dengan Tingkat Urbanisasi Paling Tinggi di Asia, Indonesia Termasuk?

Urbanisasi menjadi penentu zaman ketika lebih dari separuh populasi dunia kini tinggal di perkotaan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Daftar Orang Terkaya di Singapura dan Korsel, Cina Diminta Bantu Negara Miskin

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Daftar Orang Terkaya di Singapura dan Korsel, Cina Diminta Bantu Negara Miskin

Top 3 dunia kemarin adalah daftar konglomerat Singapura dan Korsel yang masuk daftar Forbes hingga Cina diminta membantu negara miskin dari utang.

Baca Selengkapnya

10 Daftar Orang Terkaya di Singapura versi Forbes 2024

3 hari lalu

10 Daftar Orang Terkaya di Singapura versi Forbes 2024

Berikut ini daftar orang-orang terkaya di Singapura versi Forbes 2024. Kekayaannya ada yang mencapai US$ 15,9 miliar. Ini informasinya.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Buru Warga Nigeria Diduga Otak dari Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

3 hari lalu

Bareskrim Buru Warga Nigeria Diduga Otak dari Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

Dirtipidsiber Bareskrim Polri menyebut saat ini penyidik juga masih mengejar diduga pelaku berinisial S warga negara Nigeria.

Baca Selengkapnya

Daftar Negara di Asia Tenggara dengan Gaji Tertinggi, Indonesia Nomor Berapa?

3 hari lalu

Daftar Negara di Asia Tenggara dengan Gaji Tertinggi, Indonesia Nomor Berapa?

Berikut ini daftar negara di Asia Tenggara dengan gaji tertinggi. Indonesia memiliki rata-rata upah sebesar Rp5 juta. Ini informasinya.

Baca Selengkapnya

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

3 hari lalu

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

Kadin menggelar panel diskusi sebagai rangkaian dari SIWW 2024. Akses terhadap air bersih masih menjadi tantangan sejumlah wilayah di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Ungkap Kasus Manipulasi Data Gunakan Email Palsu yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

3 hari lalu

Bareskrim Ungkap Kasus Manipulasi Data Gunakan Email Palsu yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri mengungkap kasus manipulasi data menggunakan email palsu dan memanfaatkan informasi data untuk menipu.

Baca Selengkapnya

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

4 hari lalu

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

ASEAN didirikan oleh lima negara di kawasan Asia Tenggara pada 1967. Ini lima negara pendiri ASEAN serta tokohnya yang perlu Anda ketahui.

Baca Selengkapnya

Clarke Quay Hadir dengan Wajah Baru Destinasi Hiburan Siang dan Malam di Singapura

5 hari lalu

Clarke Quay Hadir dengan Wajah Baru Destinasi Hiburan Siang dan Malam di Singapura

Clarke Quay selama ini dikenala sebagai kawasan destinasi hiburan malam di Singapura, kin hadir dengan wajah baru

Baca Selengkapnya

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

6 hari lalu

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej)menangi kompetisi gelaran Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Baca Selengkapnya