TEMPO Interaktif, Bagdad: Tiga tentara AS tewas terbunuh dan 13 terluka dalam serangan mortir dan bom di wilayah tengah Irak, Minggu (21/9). Kematian ini menyusul upaya pembunuhan terhadap seorang anggota Dewan Pemerintahan Irak.Dua tentara dari Brigade Intelijen Militer ke-205 terbunuh ketika serangan mortir menyerang pangkalan AS dekat penjara Abu Ghraib di pinggiran barat Bagdad sekitar pukul 22.00 waktu setempat, Sabtu. 13 tentara lainnya terluka dalam serangan itu. Tidak ada tahanan terluka dalam insiden itu.Menurut militer AS, sesaat sebelum penembakan di Abu Ghraib, seorang tentara dari Resimen Kavaleri Lapis Baja ke-3 terbunuh ketika Humvee yang dikendarainya mengenai bom ranjau di dekat Ramadi, sekitar 60 mil (96.56 kilometer) sebelah barat Bagdad. Kematian ini menyusul upaya pembunuhan Sabtu terhadap Aquila al-Hashimi, satu dari tiga wanita yang menjadi anggota Dewan Pemerintahan Irak dan merupakan calon kuat untuk menjadi wakil Irak di PBB. Al-Hashimi, seorang Syiah dan diplomat karir, mengalami luka serius akibat serangan enam orang bersenjata yang mengejarnya ke dalam mobilnya. Para penyerang berhasil melarikan diri.Al-Hashimi menjalani operasi kedua dan dalam kondisi stabil di rumah sakit militer di salah satu istana Saddam Hussein yang menjadi markas Otoritas Sementara Koalisi. Ia sedang bersiap untuk berangkat ke pertemuan sidang Majelis Umum PBB di New York. Beberapa sekutu utama AS menekan Washington untuk memberi PBB peran lebih besar dalam menjembatani stabilitas di negara yang terpecah itu.Presiden Dewan Pemerintah Ahmad Chalabi menyalahkan loyalis Saddam atas penembakan tersebut.Minggu, Douglas Brand, seorang penasihat Inggris untuk polisi Irak, mengatakan aparat koalisi membantu polisi Irak dengan penyelidikan dan mendatangi publik untuk mendapatkan informasi."Ini merupakan serangan pengecut," ujar Brand kepada wartawan. "Dia mengalami dua operasi. Dia mengalami kondisi kritis tetapi dalam kondisi stabil di rumah sakit."Pasukan dibawah pimpinan AS berjuang menumpas serangan gerilya yang ditargetkan pada Amerika dan sekutu Iraknya. Kepala Polisi Kota Khaldiyah, yang bekerjasama dengan pasukan AS terbunuh oleh pria bersenjata minggu lalu, dan serangan-serangan lainnya telah menewaskan calon-calon polisi yang dilatih Amerika.Bulan lalu, Ayatollah Mohammed Baqir al-Hakim, pemimpin Syiah yang menduduki salah satu posisi di Dewan Pemerintah, terbunuh dalam peristiwa bom mobil yang menyebabkan 85 orang tewas. Saudara al-Hakim, Abdul Aziz, juga merupakan anggota Dewan.Meskipun serangan terus berlangsung, pemerintah sementara Irak Minggu mengumumkan akan membuka semua sektor ekonominya kecuali minyak untuk investor asing dalam upaya untuk segera membangun pasar yang hancur karena perang, sanksi ekonomi, dan salah manajemen. Menteri Keuangan Irak Kamil Mubdir al-Gailani mengumumkan hal ini di Dubai, di mana Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia melakukan pertemuan tahunannya.Reformasi ini memungkinkan bank-bank asing untuk memasuki Irak, dengan beberapa pembatasan, dalam kebijakan-kebijakan baru yang menandai peralihan dari kontrol ekonomi ketat yang diberlakukan bertahun-tahun oleh pemerintahan Saddam.AFP/Erwin Z - Tempo News Room