Blinken Minta PBB Desak Rusia Setop Gunakan Laut Hitam sebagai Alat Pemerasan

Reporter

Tempo.co

Jumat, 4 Agustus 2023 13:07 WIB

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken bersiap memberikan keterangan pers usai menghadiri Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN di Jakarta, Jumat 14 Juli 2023. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada Kamis meminta semua negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk mendesak Rusia agar berhenti menggunakan Laut Hitam sebagai alat pemerasan.

Pernyataan ini dilontarkan Blinken dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, setelah Moskow keluar dari kesepakatan yang memungkinkan Ukraina mengirim secara aman pasokan biji-bijian ke pasar dunia.

“Setiap anggota PBB seharusnya memberi tahu Moskow: ‘Cukup,’” kata Blinken saat mengetuai pertemuan Dewan Keamanan PBB untuk membahas isu kelaparan dan kerawanan pangan akibat konflik.

“Cukup, jangan lagi menggunakan Laut Hitam sebagai alat pemerasan; cukup, jangan lagi menjadikan orang-orang paling rentan di dunia sebagai alat tawar; cukup untuk perang yang tidak dapat dibenarkan ini,” ujarnya di hadapan kelima belas anggota badan PBB tersebut.

Blinken mengumumkan bahwa hampir 90 negara telah mendukung komunike pendek yang disusun oleh AS, di mana mereka berkomitmen “untuk mengambil tindakan demi mengakhiri penggunaan pangan sebagai senjata perang dan kelaparan masyarakat sipil sebagai taktik perang.”

Advertising
Advertising

Meskipun AS, Uni Eropa dan negara lainnya menuduh Rusia menggunakan pangan sebagai senjata perang dengan memperburuk krisis pangan dunia ketika negara itu menginvasi Ukraina pada Februari 2022, komunike AS itu tidak secara khusus menyebut negara mana pun.

Rusia bulan lalu keluar dari sebuah kesepakatan yang telah mengizinkan ekspor biji-bijian Ukraina melalui Laut Hitam secara aman selama setahun terakhir. Kesepakatan yang dimediasi PBB dan Turki itu bertujuan untuk meringankan krisis pangan dunia menyusul invasi Rusia ke Ukraina.

Ukraina dan Rusia sama-sama eksportir utama biji-bijian.

Setelah keluar, Rusia mulai menarget pelabuhan-pelabuhan Ukraina dan infrastruktur biji-bijian di Laut Hitam dan Sungai Danube. Akibatnya, harga biji-bijian global melonjak. Moskow sudah mengatakan, jika tuntutannya untuk meningkatkan ekspor biji-bijian dan pupuknya sendiri dipenuhi, maka negara itu akan mempertimbangkan untuk memulihkan perjanjian Laut Hitam.

“Kremlin mengklaim bahwa mereka mengakhiri perjanjian itu karena sanksi internasional membatasi ekspor pertaniannya,” kata Blinken. “Pada kenyataannya, sanksi itu secara eksplisit mengecualikan pangan dan pupuk.”

“Ketika mereka meninggalkan inisiatif itu, Rusia sedang mengekspor lebih banyak biji-bijian dengan harga yang lebih tinggi dari sebelumnya,” tambahnya.

Moskow mengatakan, pembatasan akses pembayaran, logistik dan asuransi menjadi halangan ekspor pertaniannya.

Dewan Keamanan pada Kamis juga mengadopsi pernyataan resmi yang disetujui secara konsensus terkait kerawanan pangan akibat konflik, termasuk kelaparan di situasi konflik bersenjata.

“Dewan Keamanan mengutuk keras penggunaan kelaparan masyarakat sipil sebagai metode perang, yang dilarang oleh hukum kemanusiaan internasional, serta penolakan akses kemanusiaan yang tidak sah,” demikian bunyi pernyataan itu.

Pilihan Editor: Putin Berbicara dengan Erdogan Soal Kesepakatan Laut Hitam

REUTERS

Berita terkait

Warga Negara Rusia di Israel Disarankan Segera Keluar Selagi Penerbangan Masih Ada

2 hari lalu

Warga Negara Rusia di Israel Disarankan Segera Keluar Selagi Penerbangan Masih Ada

Duta Besar Rusia untuk Israel Anatoly Viktorov mendesak warga negara Rusia yang ada di Israel agar angkat kaki dari sana menyusul naiknya ketegangan

Baca Selengkapnya

Dilempari Tomat dan Bawang Merah, Menlu Swedia Kabur dari Parlemen saat Debat Palestina

2 hari lalu

Dilempari Tomat dan Bawang Merah, Menlu Swedia Kabur dari Parlemen saat Debat Palestina

Aktivis pro-Palestina dengan tangan bercat merah menuduh Menlu Swedia yang baru diangkat mendukung genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

PBB Pastikan UNIFIL Lanjutkan Misi di Lebanon, Siapkan Skenario Terburuk

2 hari lalu

PBB Pastikan UNIFIL Lanjutkan Misi di Lebanon, Siapkan Skenario Terburuk

PBB memastikan pasukan perdamaian di Lebanon (UNIFIL)akan melanjutkan misinya.

Baca Selengkapnya

Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon Tetap Bertahan Meski Diusir Israel

2 hari lalu

Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon Tetap Bertahan Meski Diusir Israel

Pasukan perdamaian PBB di Lebanon selatan tetap bertahan, meskipun diusir Israel

Baca Selengkapnya

Lebanon Ajukan Pengaduan Resmi terhadap Israel di PBB karena Invasi Darat

2 hari lalu

Lebanon Ajukan Pengaduan Resmi terhadap Israel di PBB karena Invasi Darat

Beirut menuduh Israel melanggar kedaulatan Lebanon, melanggar Garis Biru dengan serangan darat

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia ; Amerika Serikat Tak Dukung Antonio Guterres Saat Dilarang Masuk Wilayah Israel

2 hari lalu

Top 3 Dunia ; Amerika Serikat Tak Dukung Antonio Guterres Saat Dilarang Masuk Wilayah Israel

Top 3 dunia pada 3 Oktober 2024, didominasi berita soal konflik Israel dengan Hizbullah di Lebanon yang kini tampak mulai menyeret Iran.

Baca Selengkapnya

Sukses di Rusia, CIA Perluas Perekrutan Informan ke Cina, Iran dan Korea Utara

2 hari lalu

Sukses di Rusia, CIA Perluas Perekrutan Informan ke Cina, Iran dan Korea Utara

CIA meluncurkan upaya baru untuk merekrut informan di Cina, Iran, dan Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Mark Rutte Kunjungan Kerja Pertama Kali ke Ukraina sebagai Sekjen NATO

3 hari lalu

Mark Rutte Kunjungan Kerja Pertama Kali ke Ukraina sebagai Sekjen NATO

Mark Rutte dalam kunjungan kerjanya ke Ukraina rapat dengan Volodymyr Zelenksy membahas rencana kemenangan.

Baca Selengkapnya

Israel Marah ke Sekjen PBB, AS: Tidak Produktif

3 hari lalu

Israel Marah ke Sekjen PBB, AS: Tidak Produktif

AS mengkritik keputusan Israel yang menyatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebagai "persona non grata" dan melaran

Baca Selengkapnya

Pembantaian Israel Setahun Terakhir Lenyapkan 902 Keluarga Palestina di Gaza

3 hari lalu

Pembantaian Israel Setahun Terakhir Lenyapkan 902 Keluarga Palestina di Gaza

Pembantaian militer Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah melenyapkan 902 keluarga Palestina

Baca Selengkapnya