Kudeta Niger Dikecam, Presiden Bazoum Masih Ditahan

Reporter

Daniel A. Fajri

Editor

Ida Rosdalina

Jumat, 28 Juli 2023 12:05 WIB

Suasana kerusuhan di Niger. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Niger Mohamed Bazoum masih ditahan di istana kepresidenan pada Kamis sore, 27 Juli 2023, dan tidak jelas siapa yang bertanggung jawab atas negara itu. Tentara, sehari sebelumnya mengumumkan kudeta militer yang memicu kecaman luas.

Prancis, bekas kekuatan kolonial negara itu, dan blok regional Afrika Barat ECOWAS menyerukan pembebasan segera Bazoum. Mereka menyeru Niger kembali ke tatanan konstitusional. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyuarakan hal sama.

Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris mengatakan kerja sama dengan pemerintah Niger bergantung pada "komitmen berkelanjutan terhadap standar demokrasi". Washington mendukung pengambilan tindakan di Dewan Keamanan PBB untuk meredakan situasi di Niger, kata juru bicara misi AS di PBB.

Ketua Komisi Uni Afrika Moussa Faki Mahamat mengatakan dia telah berbicara dengan Bazoum pada Kamis. Ia menekankan, presiden "baik-baik saja", lapor kantor berita Rusia RIA.

Kudeta Niger adalah yang ketujuh di Afrika Barat dan Tengah sejak 2020. Ini dapat memiliki konsekuensi serius bagi kemajuan demokrasi dan perjuangan melawan pemberontakan oleh militan jihadis di wilayah tersebut. Niger adalah sekutu utama Barat.

Advertising
Advertising

Seorang pemimpin baru belum diumumkan secara terbuka. Kudeta dimulai oleh pengawal presiden, yang ditarik dari angkatan bersenjata dan biasanya melindungi presiden dan rombongannya, dipimpin oleh Jenderal Omar Tchiani.

Tapi dia tidak termasuk tentara yang mengumumkan pengganti Bazoum di televisi pada Rabu malam. Aneliese Bernard, direktur kelompok penasehat risiko yang berbasis di AS, Penasihat Stabilisasi Strategis, mengatakan kepada Reuters ketidakpastian tetap ada, dan elite politik dan keamanan masih memperdebatkan langkah selanjutnya.

Junta di negara tetangga Niger, Mali dan Burkina Faso telah tumbuh lebih dekat ke Rusia sejak mereka mengambil alih, masing-masing pada 2020 dan 2022. Mereka memutuskan hubungan dengan sekutu tradisional Barat.

Amerika Serikat mengatakan belum melihat indikasi keterlibatan Rusia, atau tentara swasta Grup Wagner Rusia, dalam kudeta di Niger.

Sejak hubungan dengan Burkina Faso dan junta Mali memburuk, peran Niger menjadi semakin penting bagi kekuatan Barat untuk membantu memerangi pemberontakan Sahel. Prancis memindahkan pasukan ke Niger dari Mali tahun lalu.

Pendukung kudeta menggeledah dan membakar markas partai yang berkuasa di Niamey, ibu kota, pada Kamis setelah komando militer menyatakan dukungannya untuk pengambilalihan yang dimulai oleh tentara pengawal presiden.

Kerumunan yang sama sebelumnya berkumpul di depan Majelis Nasional. Beberapa mengibarkan bendera Rusia dan meneriakkan slogan-slogan anti-Prancis, menggemakan gelombang kebencian yang meningkat terhadap bekas kekuatan kolonial Prancis dan pengaruhnya di wilayah Sahel. Niger memperoleh kemerdekaan dari Perancis pada tahun 1960.

TV Negara kemudian menayangkan pernyataan dari kementerian dalam negeri yang mengutuk tindakan vandalisme dan melarang demonstrasi hingga pemberitahuan lebih lanjut.

REUTERS

Pilihan Editor: Kebakaran Hutan Kian Meluas di Yunani, Suhu Melebihi 40 derajat Celcius

Berita terkait

Ada Apa di Balik Perombakan Kabinet Putin di Masa Perang?

6 hari lalu

Ada Apa di Balik Perombakan Kabinet Putin di Masa Perang?

Perombakan mengejutkan dilakukan Presiden Putin, menggantikan Shoigu dengan ekonomi Andrei Belousov sebagai menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Tentara Bayaran di Ukraina, Ini Asal Negara Mereka

18 Maret 2024

Tentara Bayaran di Ukraina, Ini Asal Negara Mereka

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, 13.387 tentara bayaran asing dari puluhan negara telah bertempur di Ukraina sejak Februari 2022

Baca Selengkapnya

Sebelum Alexei Navalny, Ini Deretan Pengkritik Putin yang Berakhir dengan Kematian Tragis

21 Februari 2024

Sebelum Alexei Navalny, Ini Deretan Pengkritik Putin yang Berakhir dengan Kematian Tragis

Sebelum Alexei Navalny, Putin memiliki deretan pengkritik keras yang beberapa di antaranya bahkan merencanakan kudeta.

Baca Selengkapnya

Restorasi Dinding Istana Gyeongbokgung Hampir Selesai, Biayanya Hingga Rp 1,1 M

8 Januari 2024

Restorasi Dinding Istana Gyeongbokgung Hampir Selesai, Biayanya Hingga Rp 1,1 M

Cultural Heritage Administration akan meminta penggantian biaya restorasi Istana Gyeongbokgung kepada pelaku vandalisme

Baca Selengkapnya

Putin Tawarkan Kewarganegaraan Rusia untuk Orang Asing, Ini Syaratnya

5 Januari 2024

Putin Tawarkan Kewarganegaraan Rusia untuk Orang Asing, Ini Syaratnya

Putin mengeluarkan dekrit yang mengizinkan warga asing mendapatkan kewarganegaraan Rusia bagi mereka dan keluarga dengan satu syarat.

Baca Selengkapnya

Kaleidoskop 2023, Inilah Perilaku Turis yang Bikin Geram di Berbagai Negara

26 Desember 2023

Kaleidoskop 2023, Inilah Perilaku Turis yang Bikin Geram di Berbagai Negara

Perilaku turis yang tidak sopan seperti bertelanjang di tempat suci, mabuk-mabukan, sampai aksi vandalisme diuraikan dalam kaleidoskop 2023.

Baca Selengkapnya

Restorasi Istana Gyeongbokgung yang Dirusak Butuh Biaya Hampir Rp 56 Juta Sehari

23 Desember 2023

Restorasi Istana Gyeongbokgung yang Dirusak Butuh Biaya Hampir Rp 56 Juta Sehari

Istana Gyeongbokgung menjadi sasaran aksi vandalisme baru-baru ini. Pelakunya kemungkinan akan menghadapi tuntutan ganti rugi

Baca Selengkapnya

Istana Gyeongbokgung Korea Dirusak Aksi Vandalisme

18 Desember 2023

Istana Gyeongbokgung Korea Dirusak Aksi Vandalisme

Bagian tembok luar Istana Gyeongbokgung dicoret orang tak dikenal

Baca Selengkapnya

Turis Amerika Rusak Patung Romawi di Museum Israel, Mengaku Menderita Sindrom Yerusalem

9 Oktober 2023

Turis Amerika Rusak Patung Romawi di Museum Israel, Mengaku Menderita Sindrom Yerusalem

Dua patung Romawi kuno yang dihancurkan berasal dari abad ke-2 M, museum di Yerusalem menyatakan keduanya merupakan artefak asli

Baca Selengkapnya

Presiden Moldova Tuding Mendiang Bos Grup Wagner akan Mengkudetanya

7 Oktober 2023

Presiden Moldova Tuding Mendiang Bos Grup Wagner akan Mengkudetanya

Presiden Moldova yang pro-Eropa, Maia Sandu, mengatakan mendiang bos Grup Wagner Yevgeny Prigozhin mendukung upaya untuk menggulingkannya.

Baca Selengkapnya