Kecam Pembatalan Kesepakatan Laut Hitam, Uni Eropa: Ini Kepentingan Pribadi Rusia

Selasa, 18 Juli 2023 14:30 WIB

Pawai karnaval yang menggambarkan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen ditampilkan menjelang parade karnaval tradisional Rose Monday di Mainz, Jerman, 14 Februari 2023. REUTERS/Kai Pfaffenbach

TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen menyebut keputusan Rusia untuk menangguhkan kesepakatan ekspor biji-bijian Ukraina dari Laut Hitam sebagai langkah yang dilatarbelakangi kepentingan pribadi.

"Saya mengutuk keras langkah sinis Rusia untuk menghentikan Inisiatif Biji-Bijian Laut Hitam, terlepas dari upaya PBB dan Turki," cuit von der Leyen melalui Twitter.

Dia kemudian berjanji UE akan berupaya memastikan keamanan pangan bagi negara-negara miskin. "Jalur Solidaritas UE akan terus menghadirkan produk pangan pertanian dari Ukraina ke pasar global," kata von der Leyen.

Rusia mengatakan telah menghentikan partisipasinya dalam kesepakatan yang memfasilitasi pengiriman biji-bijian Ukraina dari pelabuhan-pelabuhan di Laut Hitam.

Keputusan itu diumumkan hanya beberapa jam setelah Rusia menuding Ukraina telah menyerang Jembatan Krimea.

Advertising
Advertising

Harga biji-bijian dan minyak dari biji-bijian telah naik sebagai tanggapan atas berita bahwa Rusia akan menangguhkan partisipasinya dalam kesepakatan tersebut.

Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Josep Borrell mengatakan keputusan Rusia yang menggunakan pangan sebagai senjata dalam konflik dengan Ukraina, tidak dapat dibenarkan.

"Ini adalah sesuatu yang sangat serius yang akan menimbulkan banyak masalah bagi banyak orang di seluruh dunia," kata Borrell kepada wartawan sebelum menghadiri pertemuan puncak dengan negara-negara Amerika Selatan dan Amerika Tengah.

"Saya harus menyalahkan Rusia atas keputusan ini. Ini sama sekali tidak dapat dibenarkan, menggunakan rasa lapar rakyat sebagai senjata," ujar dia, menambahkan.

Ukraina adalah produsen utama biji-bijian dan minyak sayur dan gangguan ekspor akibat perang Rusia di Ukraina mendorong harga pangan global mencapai rekor tertinggi.

Kesepakatan Biji-Bijian Laut Hitam, yang disepakati pada Juli 2022 atau sekitar lima bulan setelah perang dimulai, membantu menurunkan harga dan meredakan krisis pangan global.

"Bagi kami situasi ini sangat mengkhawatirkan, apa yang telah kami lihat dengan persediaan Ukraina--terlepas dari fakta bahwa negara itu berada di bawah serangan bom setiap hari--adalah kemungkinan biji-bijian Ukraina terus memberi makan dunia," kata Presiden Parlemen Eropa Roberta Metsola.

"Kekhawatiran kami akan pada efek limpahan dampak dari keputusan seperti itu, yang sangat disesalkan, sangat mengkhawatirkan, dan kami berharap kami terus menemukan resolusi karena negara-negara bergantung pada biji-bijian Ukraina," kata Metsola, menambahkan.

Pilihan Editor: Kesepakatan Laut Hitam Terhenti, Sekjen PBB: Ekspor Pupuk Rusia Juga Dihentikan

REUTERS

Berita terkait

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

9 jam lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

3 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

3 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

4 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

4 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa, UNODC dan ILO Luncurkan PROTECT untuk Lindungi Hak Perempuan Pekerja Migran

4 hari lalu

Uni Eropa, UNODC dan ILO Luncurkan PROTECT untuk Lindungi Hak Perempuan Pekerja Migran

PROTECT ditujukan untuk memperkuat hak-hak perempuan pekerja migran, anak-anak dan kelompok berisiko di Indonesia

Baca Selengkapnya

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

4 hari lalu

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

Berikut peraturan baru untuk mempermudah proses mencari kerja di Jerman bagi warga negara di luar Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

5 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya