Pemotongan Pasokan Minyak, Arab Saudi Kompak dengan Rusia

Kamis, 6 Juli 2023 14:00 WIB

Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman Al-Saud tiba untuk pertemuan OPEC di Wina, Austria, 4 Juni 2023. REUTERS/Leonhard Foeger

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman menyatakan kerja sama minyak negaranya dengan Rusia dalam posisi kuat dalam aliansi OPEC+. Riyadh dan Moskow diyakini akan melakukan apapun untuk menyokong pasar.

"Pada Senin, cukup jelas, kami mengeluarkan tidak hanya perpanjangan (pemotongan minyak)... tetapi juga dengan validasi dari pihak Rusia," kata Abdulaziz pada Rabu, 5 Juli 2023, dalam pertemuan CEO industri minyak dengan para menteri dari OPEC dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC International Seminar.

OPEC+, kelompok yang terdiri dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutu, termasuk Rusia, memompa sekitar 40 persen minyak mentah dunia. Kelompok itu memangkas produksi minyak sejak November karena harga yang lesu.

Arab Saudi dan Rusia, pengekspor minyak terbesar dunia, memperdalam pengurangan pasokan minyak pada Senin dalam upaya untuk mengirim harga lebih tinggi.

Langkah itu hanya mengangkat pasar sebentar. Pada Rabu sekitar pukul 21.40 WIB, patokan Brent berjangka hampir datar di US$76,30 per barel. Artinya tetap di bawah US$80-$100 per barel yang dibutuhkan sebagian besar negara OPEC untuk menyeimbangkan anggaran mereka.

Advertising
Advertising

OPEC mengatakan tidak memiliki target harga dan berusaha untuk memiliki pasar minyak yang seimbang untuk memenuhi kepentingan konsumen dan produsen.

Amerika Serikat, produsen minyak terbesar di luar OPEC+, telah berulang kali meminta kelompok tersebut untuk meningkatkan produksi guna membantu ekonomi global. Washington mengkritik kerja sama Saudi dengan Rusia setelah invasi Moskow ke Ukraina.

Riyadh telah berulang kali menolak panggilan AS. Pangeran Abdulaziz mengatakan pada Rabu bahwa pengurangan produksi minyak bersama baru yang disetujui oleh Rusia dan Arab Saudi minggu ini sekali lagi membuktikan bahwa para skeptis salah.

Setelah siaran berakhir, Pangeran Abdulaziz mengatakan pada seminar bahwa OPEC+ akan melakukan "apa pun yang diperlukan" untuk mendukung pasar, menurut sumber yang menghadiri pertemuan tersebut.

Badan Energi Internasional memperkirakan pasar minyak akan mengetat pada paruh kedua tahun 2023, sebagian karena pemotongan OPEC+.

Amin Nasser, bos raksasa energi Saudi Aramco, optimistis tentang pertumbuhan permintaan dalam jangka menengah karena ekonomi Cina dan konsumsi bahan bakar jet global masih belum pulih dari penurunan selama pandemi.

Tetapi, analis di Morgan Stanley pada Rabu memangkas perkiraan harga minyak mereka. Menurutnya, sementara mereka mengantisipasi penurunan stok pada 2023, mereka memperkirakan surplus pada paruh pertama 2024, dengan pasokan non-OPEC tumbuh lebih cepat daripada permintaan.

Pilihan Editor: Arab Saudi dan Rusia Bersaing Ketat Jadi Pemasok Minyak Utama ke Cina

REUTERS



Berita terkait

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

1 jam lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Kemenag: Ibadah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Dideportasi hingga Denda Setara Rp 42,5 Juta

15 jam lalu

Kemenag: Ibadah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Dideportasi hingga Denda Setara Rp 42,5 Juta

Jemaah tanpa visa haji resmi bisa dikenakan sanksi deportasi dan dilarang memasuki Arab Saudi sesuai jangka waktu yang diatur UU

Baca Selengkapnya

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

19 jam lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

1 hari lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

1 hari lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

1 hari lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

1 hari lalu

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

1 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Sebut Sektor Migas Masih Menjanjikan, Kementerian ESDM Catat Komitmen Eksplorasi Rp 15 Triliun Sejak 2021

2 hari lalu

Sebut Sektor Migas Masih Menjanjikan, Kementerian ESDM Catat Komitmen Eksplorasi Rp 15 Triliun Sejak 2021

Kementerian ESDM menyatakan sektor minyak dan gas atau migas di Indonesia masih menjanjikan.

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

2 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya