Serangan Balasan Ukraina Tak seperti Harapan, Zelensky: Nyawa Lebih Penting

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Sabtu, 1 Juli 2023 10:00 WIB

Prajurit Ukraina dari unit pertahanan udara mengoperasikan sistem pertahanan udara portabel RBS 70 dari Swedia di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di wilayah Kyiv, Ukraina 27 Juni 2023. REUTERS/Valentyn Ogirenko

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat mengatakan serangan balasan yang dilancarkan Ukraina untuk merebut kembali wilayah dari pendudukan Rusia, tidak berjalan secepat yang diperkirakan sebelumnya.

Perwira tinggi militer AS, Jenderal Mark Milley, mengatakan kepada audiensi di National Press Club di Washington bahwa serangan balasan itu "maju dengan mantap, dengan sengaja melewati ladang ranjau yang sangat sulit ... 500 meter sehari, 1.000 meter sehari, 2.000 meter sehari, hal semacam itu."

Dia mengatakan dia tidak terkejut kemajuannya lebih lambat dari yang diperkirakan beberapa orang dan komputer.

"Perang di atas kertas dan perang nyata berbeda. Dalam perang nyata, orang sungguhan mati. Orang sungguhan ada di garis depan dan orang sungguhan ada di dalam kendaraan itu. Tubuh nyata dihancurkan oleh bahan peledak tinggi," katanya, Jumat, 30 Juni 2023.

"Apa yang saya katakan adalah ini akan memakan waktu enam, delapan, 10 minggu, itu akan sangat sulit. Ini akan sangat lama, dan itu akan sangat, sangat berdarah. Dan tidak seorang pun seharusnya memiliki ilusi tentang semua itu."

Pekan lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan serangan balasan itu "lebih lambat dari yang diinginkan". Ukraina mengatakan telah merebut kembali sejumlah desa dalam operasi yang membebaskan 130 km persegi di selatan, tetapi ini adalah persentase kecil dari total wilayah yang dipegang oleh Rusia.

Pada hari Jumat, Zelensky mengatakan pasukannya maju "ke segala arah operasi aktif kami," sementara Hanna Maliar, wakil menteri pertahanan, mengatakan militer menilai kemajuan "berjalan sesuai rencana," dan bahwa serangan balasan harus dievaluasi oleh "banyak pihak".

Advertising
Advertising

Rusia, yang memulai invasi besar-besaran ke tetangganya pada Februari 2022 belum mengakui kemenangan Ukraina dan mengatakan pasukan Ukraina menderita banyak korban.

Nyawa lebih penting

Zelensky mengatakan Ukraina ingin menunjukkan hasil sebelum pertemuan NATO 11 Juli di Lithuania, di mana Kyiv mengharapkan undangan untuk memulai proses bergabung dengan aliansi militer pimpinan AS.

"Sebelum KTT kita harus menunjukkan hasil," katanya seperti dikutip radio nasional Spanyol RTVE. "Tapi setiap kilometer mengorbankan nyawa."

Zelensky mengakui rencana serangan balasan telah melambat dalam beberapa bulan terakhir. "Kami berhenti karena kami tidak bisa maju," katanya. "Maju berarti kehilangan orang dan kami tidak memiliki artileri."

Dia juga mengatakan Ukraina "sangat berhati-hati dalam hal ini" dan bahwa dia akan memilih untuk mengambil waktu lebih lama jika itu berarti kehilangan lebih sedikit orang. "Antara waktu dan manusia, manusia adalah yang paling penting," kata dia seperti dikutip RTVE.

Zelensky berbicara pada hari ketika dia memerintahkan komandan militer untuk memperkuat sektor militer utara setelah kedatangan pemimpin tentara bayaran Rusia Yevgeny Prigozhin di Belarus, di bawah kesepakatan yang dinegosiasikan oleh Presiden Alexander Lukashenko yang mengakhiri pemberontakan tentara bayarannya di Rusia.

Grup Wagner Prigozhin dapat mendirikan markas baru di pangkalan militer kosong di dekat kota Asipovichi, sekitar 90 km dari ibu kota Belarusia, Minsk, lapor media Rusia.

Setelah mendorong pasukan Rusia keluar dari wilayah utara tahun lalu, Ukraina mengambil langkah untuk memperketat pertahanan perbatasannya dengan Belarusia, sekutu dekat Rusia.

Zelensky mengatakan situasi di daerah garis depan lainnya, pasokan artileri dan peluru, dan gerak maju pasukan Ukraina melawan pasukan Rusia dibahas pada pertemuan dengan komandan militer pada hari Jumat.

"Ukraina berjuang untuk hidup mereka," kata Milley di Washington. "Kita memberi mereka bantuan sebanyak mungkin secara manusiawi. Tetapi pada akhirnya, tentara Ukraina menyerang melalui ladang ranjau dan parit" melawan tentara Rusia yang jauh lebih besar.

REUTERS

Pilihan Editor 7 Fakta Kerusuhan Prancis: dari Ribuan Warga Ditahan sampai Rasisme Penyebab Demo

Berita terkait

Putin Perintahkan Penambahan 180.000 Personel Tentara Menjadi 1,5 Juta

24 menit lalu

Putin Perintahkan Penambahan 180.000 Personel Tentara Menjadi 1,5 Juta

Putin sejak 2022 sebelumnya telah memerintahkan dua kali peningkatan resmi jumlah pasukan tempur - masing-masing sebanyak 137.000 dan 170.000.

Baca Selengkapnya

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

4 jam lalu

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

Megawati mengatakan Indonesia butuh bantuan dalam proses ilmu dasar bidang nuklir, metalurgi, kimia, nanoteknologi, bioteknologi dari Rusia.

Baca Selengkapnya

Profil Ryan Routh: Dari Pendukung Menjadi Musuh Donald Trump

8 jam lalu

Profil Ryan Routh: Dari Pendukung Menjadi Musuh Donald Trump

Tersangka ditahan atas dugaan percobaan pembunuhan terhadap mantan Presiden AS Donald Trump yang merupakan pendukung setia Ukraina dan Palestina

Baca Selengkapnya

Gubernur Florida akan Selidiki Sendiri Upaya Pembunuhan Kedua Donald Trump

9 jam lalu

Gubernur Florida akan Selidiki Sendiri Upaya Pembunuhan Kedua Donald Trump

Gubernur Florida Ron DeSantis menegaskan akan melakukan penyelidikan sendiri mengenai dugaan upaya pembunuhan terhadap Donald Trump

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Korea Utara ke Rusia

9 jam lalu

Menteri Luar Negeri Korea Utara ke Rusia

Menteri Luar Negeri Korea Utara bertolak ke Rusia untuk menyampaikan pidato dan berdiskusi dalam sebuah forum

Baca Selengkapnya

Perbandingan Jumlah Kementerian di Indonesia, AS, Rusia, dan India

1 hari lalu

Perbandingan Jumlah Kementerian di Indonesia, AS, Rusia, dan India

Penambahan kementerian di Kabinet Prabowo menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah kementerian terbanyak di dunia.

Baca Selengkapnya

Intelijen Ukraina Gusar Korea Utara Kirim Banyak Bom dan Senjata untuk Rusia

1 hari lalu

Intelijen Ukraina Gusar Korea Utara Kirim Banyak Bom dan Senjata untuk Rusia

Rusia dituduh mendapat pasokan senjata dalam jumlah besar dari Korea Utara untuk perang di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Megawati Lakukan Kunjungan hingga Beri Kuliah Umum di St Petersburg Rusia

1 hari lalu

Megawati Lakukan Kunjungan hingga Beri Kuliah Umum di St Petersburg Rusia

Megawati Soekarnoputri berkunjung ke St. Peterburg, Rusia untuk melakukan beberapa pertemuan dan memberi kuliah umum.

Baca Selengkapnya

Berkat Mediasi UEA, Rusia dan Ukraina Saling Tukar 206 Tawanan Perang

2 hari lalu

Berkat Mediasi UEA, Rusia dan Ukraina Saling Tukar 206 Tawanan Perang

Rusia dan Ukraina masing-masing menukar 103 tawanan perang pada Sabtu 14 September 2024 dalam kesepakatan yang ditengahi oleh Uni Emirat Arab.

Baca Selengkapnya

Daftar Senjata Barat yang Boleh Digunakan Ukraina Serang Rusia

2 hari lalu

Daftar Senjata Barat yang Boleh Digunakan Ukraina Serang Rusia

Awalnya AS dan sekutu baratnya enggan memberi izin Ukraina menggunakan persenjataan mereka untuk menyerang Rusia.

Baca Selengkapnya