Taliban Klaim Hidup Perempuan di Afghanistan Kini Lebih Baik

Reporter

Tempo.co

Minggu, 25 Juni 2023 19:07 WIB

Mahasiswi Afghanistan berjalan di dekat Universitas Kabul di Kabul, Afghanistan, 21 Desember 2022. Taliban dikenal memperlakukan perempuan sebagai warga negara kelas dua, dan hampir tidak memiliki representasi di negara tersebut. REUTERS/Ali Khara

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin tertinggi Taliban mengklaim bahwa pemerintahnya telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperbaiki kehidupan perempuan Afganistan. Perempuan dibatasi di hadapan publik, dalam pekerjaan dan juga pendidikan anak.

Pernyataan Hibatullah Akhundzada itu disampaikan menjelang hari raya Idul Adha akhir pekan ini di Afganistan dan negara Islam lainnya. Akhundzada, seorang cendekiawan Islam, jarang muncul di depan umum atau meninggalkan jantung Taliban di provinsi Kandahar selatan Afghanistan. Dia dikelilingi oleh ulama dan sekutu yang menentang pendidikan serta pekerjaan untuk perempuan.

Dalam pesan menjelang Idul Adha, Akhundzada mengatakan bahwa di bawah pemerintahan Imarah Islam, langkah-langkah konkret telah diambil untuk menyelamatkan perempuan dari banyak penindasan tradisional, termasuk kawin paksa. Dia juga mengatakan bahwa hak-hak Syariah perempuan telah dilindungi.

"Selain itu, langkah-langkah yang diperlukan telah diambil untuk kemajuan perempuan sebagai bagian dari masyarakat untuk memberi mereka kehidupan yang nyaman dan sejahtera menurut Syariat Islam," ujar Akhundzada dalam pesannya.

Akhir-akhir ini, Akhundzada mengambil peran yang lebih kuat dalam mengarahkan kebijakan dalam negeri. Taliban melarang pendidikan anak perempuan melanjutkan sekolah menengah, perempuan Afghanistan dilarang hadir di kehidupan dan pekerjaan publik, terutama untuk organisasi nonpemerintah dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Advertising
Advertising

Pesan itu didistribusikan dalam lima bahasa yaitu Arab, Dari, Inggris, Pashto dan Urdu. Akhundzada mengatakan aspek negatif dari pendudukan 20 tahun sebelumnya, akan segera berakhir.

“Status perempuan sebagai manusia yang merdeka dan bermartabat telah dipulihkan dan semua lembaga wajib membantu perempuan dalam mengamankan perkawinan, hak waris dan hak lainnya,” ujarnya.

Taliban sebelumnya berjanji akan lebih moderat dibandingkan selama masa kekuasaan mereka sebelumnya pada 1990-an. Taliban telah memberlakukan tindakan keras sejak merebut Afghanistan pada Agustus 2021 ketika pasukan AS dan NATO menarik diri.

Mereka telah melarang perempuan dari ruang publik, seperti taman dan pusat kebugaran. Taliban juga menindak kebebasan media. Langkah-langkah tersebut telah memicu kegemparan internasional yang sengit, meningkatkan isolasi negara pada saat ekonominya runtuh dan memperburuk krisis kemanusiaan.

Akhundzada mengulangi seruannya agar negara lain berhenti mencampuri urusan dalam negeri Afghanistan. Dia mengatakan pemerintah Taliban menginginkan hubungan politik dan ekonomi yang baik dengan dunia, terutama dengan negara-negara Islam, dan memenuhi tanggung jawabnya.

Akhundzada juga mengutuk perilaku Israel terhadap Palestina. Dia meminta rakyat dan pemerintah Sudan untuk mengesampingkan perbedaan mereka dan bekerja sama untuk persatuan dan persaudaraan.

CHANNEL NEWS ASIA

Pilihan Editor: Zelensky Sebut Putin Ketakutan dan Sembunyi Saat Grup Wagner Memberontak

Berita terkait

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

4 hari lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

6 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

6 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

13 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

16 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

45 hari lalu

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

Serangan mematikan di Moskow yang diklaim oleh afiliasi ISIS menyebabkan 137 orang tewas dan sekitar 100 orang terluka.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

8 Maret 2024

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

Indonesia bekerja sama di antaranya dengan UNICEF memberikan bantuan vaksin polio bOPV ke Afghanistan

Baca Selengkapnya

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

6 Maret 2024

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

Lima anggota unit pasukan khusus elit SAS Inggris ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan perang di Suriah

Baca Selengkapnya

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

2 Maret 2024

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

Badai salju hebat di Afghanistan menyebabkan 15 orang tewas dan ribuan ternak mati.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

27 Februari 2024

Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

Menlu Retno mendesak Dewan HAM PBB untuk menangani pelanggaran hak asasi manusia berat yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya