TEMPO.CO, Jakarta - Proses pemulihan Paus Fransiskus berjalan dengan baik, Kamis pagi, 8 Juni 2023, setelah malam pertamanya di rumah sakit setelah operasi perut, kata Vatikan.

"Malam berjalan dengan baik," kata Vatikan dalam pernyataan singkat, seraya menambahkan bahwa lebih banyak informasi akan dirilis pada pagi hari.

Fransiskus, 86 tahun, menjalani operasi selama tiga jam di sebuah rumah sakit Roma, Rabu, untuk memperbaiki hernia, yang menurut dokter cukup berhasil sehingga dia tidak boleh membatasi perjalanan dan aktivitas lainnya setelah dia sembuh.

Dokter Sergio Alfieri, kepala ahli bedah yang mengoperasi paus di Gemelli hopsital Roma, mengatakan Francis telah bereaksi dengan baik terhadap anestesi umum dan dia memperkirakan paus akan berada di rumah sakit selama sekitar 5-7 hari.

Namun, berbicara kepada wartawan setelah operasi, Alfieri memperingatkan bahwa meski kuat, paus sudah lanjut usia dan baru-baru ini menderita bronkitis, jadi "kami akan mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan" terkait waktu rawat inap di rumah sakit.

Fransiskus memiliki dua perjalanan yang direncanakan untuk musim panas ini, ke Portugal 2-6 Agustus untuk menghadiri Hari Pemuda Sedunia dan mengunjungi Kuil Fatima, dan ke Mongolia 31 Agustus-4 September, salah satu tempat yang lebih terpencil yang pernah dia kunjungi.

Alfieri mengatakan dia tidak melihat alasan medis mengapa paus harus mengubah jadwalnya jika pemulihan berjalan dengan baik, seperti yang diharapkan oleh ahli bedah.

Vatikan mengatakan semua audiensi pribadi dan umum paus telah dibatalkan hingga 18 Juni sebagai tindakan pencegahan.

Pada 2021 tinggal di sana, Fransiskus membacakan doa Minggu tradisional dari balkon di lantai 10 rumah sakit yang dikelola Katolik, yang memiliki kamar suite yang hanya diperuntukkan bagi paus.

Dokter mengatakan operasi itu diperlukan untuk memperbaiki laparokel, hernia yang terkadang terbentuk di atas bekas luka yang biasanya dihasilkan dari operasi sebelumnya. Ini lebih sering terjadi pada orang tua dan bisa juga disebabkan oleh kelebihan berat badan atau kelemahan otot dinding perut.

Alfieri mengatakan kondisi paus menyebabkan penyumbatan usus yang menyakitkan dan semakin sering terjadi.

Fransiskus menjalani laparotomi, atau operasi perut terbuka, dan prostesis jala digunakan untuk merekonstruksi dinding perut.

Pada Juli 2021, sebagian usus besarnya diangkat dalam operasi yang ditujukan untuk mengatasi kondisi usus yang menyakitkan yang disebut divertikulitis. Dia mengatakan awal tahun ini bahwa kondisi tersebut telah kembali dan mempengaruhi berat badannya.

Ini adalah perawatan rumah sakit ketiga bagi Fransiskus sejak para kardinal memilih orang Argentina itu pada 2013 sebagai paus Amerika Latin pertama. Ini adalah yang terbaru dari serangkaian masalah kesehatan dalam beberapa tahun terakhir.

REUTERS

Pilihan Editor: Spesifikasi Canggih Jet Tempur Su-35 Rusia untuk Iran